Pukul 11.30 WIB siang Qisya sudah mandi dan rapi, saat ini dirinya memakai gaun bercorak bunga tulip berlengan pendek dibawah lutut yang berwarna merah terang dengan tali panjang dibagian kerah, sehingga bisa disimpul membentuk aksen pita. Gaun itu sangat pas dipakainya, sehingga menampilkan tubuhnya yang ramping.
Qisya sesekali berputar di depan cermin besar di depannya, mengamati penampilannya saat ini. Banyaknya peralatan make up yang sekarang menghiasi meja riasnya malah membuatnya semakin pusing, karena tidak biasa memakai peralatan make up sebanyak itu.
"Ini apa ya? Kenapa mereka membeli banyak sekali produk perawatan wajah? Bahkan aku tidak tahu kegunaan ini untuk apa saja, karena tulisannya bahasa Inggris semua. Sepertinya ini produk luar negeri, makanya tidak ada tulisan dalam bahasa Indonesia."
Qisya mengamati tulisan yang ada pada botol bulat berukuran kecil di tangannya, mencoba mencari informasi dari sana.
"Made in Korea? Waah ... berarti semua produk kecantikan ini berasal dari Korea sana? Astaga ... si Om benar-benar keren. Ngerti banget kalau aku suka dengan semua yang berbau Korea, wanita-wanita Korea selalu tampil cantik dan awet muda berkat memakai produk kecantikan negeri ginseng itu."
"Dan sekarang aku bisa memakainya, sepertinya nanti aku bisa berubah secantik Song Hye Kyo. Ahh ... idolaku itu meski sudah berumur, tapi wajahnya tampak seperti wanita berumur dua puluh tahunan. Andai aku bisa secantik mantan istri Song Jong Ki itu, mungkin akan ada oppa-oppa korea yang melirikku."
Qisya asyik berangan sambil senyum-senyum sendiri di depan cermin. Sampai suara bik Imah menyadarkannya dari kehaluannya itu.
"Nona Qisya, apa Anda sudah siap? Supir yang menjemput Anda sudah datang dan sedang menunggu di bawah." Bik Imah berdiri di depan pintu sambil mengamati Qisya.
"Eh ... iya Bik, sebentar lagi aku keluar."
Qisya buru-buru mengaplikasikan bedak pada wajahnya, lalu beralih memoles lipstik berwarna pink pada bibirnya. Karena hanya 2 produk itu saja yang dia tahu kegunaannya.
"Iya Nona, sebaiknya Nona tidak usah buru-buru! Karena Nona harus tampil secantik mungkin di depan tuan muda. Kalau begitu saya keluar dulu!" Bik Imah melangkah keluar kamar.
"Bik Imah ada-ada saja, buat apa aku harus tampil cantik didepan si Om, toh dia sudah punya seorang calon istri. Lagipula aku sama sekali tidak berniat menggodanya, memangnya dia mau mengajakku kemana hari ini? Kenapa tadi dia tidak memberitahuku sama sekali?"
Setelah merasa penampilannya lebih baik, Qisya berjalan memilih tas dan sepatu yang akan digunakannya dan menyesuaikan dengan warna bajunya.
Qisya memilih tas selempang berwarna peach dengan sepatu flat shoes berwarna senada dengan tasnya tersebut. Akhirnya dia pun berjalan keluar kamarnya menuju ruang tamu, matanya berkeliling namun tidak menemukan sang supir yang diberitahukan wanita paruh baya tadi.
"Dimana supirnya Bik?" Qisya sedikit mengeraskan suaranya agar bik Imah yang berada di dapur mendengarnya.
Bik Imah langsung berjalan menghampiri Qisya. "Ada di bawah Nona, Anda akan di antar oleh para pengawal yang berada di luar!"
Qisya mengernyitkan alisnya sehingga terlihat saling menaut. "Para pengawal Bik, jadi ada pengawal yang akan mengikutiku? Kenapa sekarang aku lebih seperti seorang penjahat saja!"
"Iya Nona, itu semua adalah perintah dari tuan muda. Para pengawal itu diperintahkan untuk menjaga Nona, karena tuan muda tadi bilang Nona akan kabur bila tidak ada yang mengawasi. Maafkan saya Nona, karena telah lancang berbicara seperti ini!" Bik Imah menundukkan kepalanya setelah berbicara dengan Qisya.
'Si Om itu seperti peramal saja, bagaimana dia bisa tahu isi kepalaku yang sempat berpikir untuk kabur? Aku bisa meminta bantuan dari Azriel untuk menolongku, tapi bagaimana mungkin aku bisa kabur kalau ada penjagaan ketat dari para pengawal.'
'Tidak mungkin aku berpura-pura pergi ke toilet lagi seperti pada saat orang-orang Club'' itu membawaku. Pasti pria bernama Hans itu sudah menceritakan semuanya kepada asisten Zaki, lalu sampai ke telinga si Om. Makanya sekarang dia mengirim banyak pengawal untuk menjagaku agar aku tidak kabur.' Gumam Qisya.
Qisya memijat pelipisnya, merasa pusing karena rencananya untuk kabur tidak berjalan sesuai rencananya.
"Nggak apa-apa Bik, tuan muda Aby mungkin benar. Kalau aku bebas pergi kemanapun sendiri, mungkin aku bisa kabur."
Qisya menampilkan senyumannya yang paling manis kepada Bik Imah, berakting menyembunyikan rasa kecewanya.
"Kalau begitu aku pergi dulu Bik. Bibik istirahat saja. Jangan bekerja terlalu keras, Bibik bisa kelelahan nanti. Sampai jumpa Bik."
Qisya melambaikan tangannya setelah melihat bik Imah menganggukkan kepalanya.
Wanita paruh baya tersebut tersenyum sambil mengamati bayangan Qisya yang hilang dibalik pintu.
"Gadis muda itu sangat manis dan juga baik hati. Entah apa hubungan tuan muda dengannya, namun aku berharap gadis sebaik itu kelak akan mendapatkan pasangan yang baik dan menyayanginya."
••••
🍃 Perusahaan Raharja Group 🍃
Pukul 11 siang, Abymana keluar dari ruangan meeting diikuti asisten Zaki yang berjalan mengekorinya. "Apa hari ini ada jadwal penting untukku Zak?"
Asisten Zaki membuka tablet kerjanya memeriksa jadwal atasannya. "Tidak ada Tuan muda Aby, hanya ada beberapa dokumen yang harus Anda tanda tangani hari ini!"
Kini keduanya sudah sampai di ruang kerja presiden direktur, Abymana duduk di kursi kebesarannya.
"Cepat bawakan dokumen yang harus aku tanda tangani Zak!" Siang ini aku akan pergi bersama Qisya. Hari ini aku akan merubah penampilannya, gadis kecil itu harus terlihat lebih dewasa agar Sandra mempercayai bahwa aku telah menduakannya."
"Sesekali Sandra harus diberi pelajaran, dia selalu berbuat sesukanya tanpa memperdulikan laranganku. Bila perlu, aku akan mengirim foto aku sedang tidur dengan Qisya agar dia menyadari posisiku dihatinya."
"Iya Tuan muda Aby, sepertinya nona Sandra terlalu yakin dengan kesetiaan Anda, hingga berpikir tidak apa meninggalkan Anda beberapa tahun melanjutkan pendidikannya di Amerika."
Asisten Zaki lalu menyerahkan dokumen yang di minta atasannya itu. "Ini Tuan!"
Abymana kini mulai sibuk memeriksa beberapa dokumen di atas meja, lalu menandatanganinya. Satu jam kemudian dia telah menyelesaikan pekerjaannya.
"Akhirnya selesai juga! Apa gadis kecil itu sudah dalam perjalanan kemari, sebaiknya aku menghubunginya."
Abymana mengambil ponselnya yang ada di saku jasnya, lalu mulai mencari kontak dengan nama gadis tebusan dan langsung menekan tombol hijau. Panggilan tersambung dan dia mulai menghitung dengan jarinya. "Satu ... dua ...."
Tidak sampai hitungan ketiga, suara Qisya dari seberang membuat Abymana tersenyum dengan seringainya.
Qisya 📞 : "Halo Om ...."
Abymana 📞: "Apa kamu sudah sampai gadis kecil?"
Qisya 📞 : "Ini baru sampai di basemen perusahaan Raharja Om, aku tepat waktu bukan? Jadi Om tidak ada alasan untuk menghukumku!"
Abymana 📞 : "Bagus, aku tidak akan menghukummu. Aku malah akan memberimu hadiah, bersiap-siaplah menerimanya. Aku akan turun sekarang, tunggulah di mobil!"
Abymana menekan tombol merah pada ponselnya, lalu bangkit dari kursi seraya menatap asisten Zaki.
"Kamu urus pekerjaan di kantor Zak, Qisya sudah ada di bawah. Aku pergi sekarang!"
Abymana keluar dari ruangannya, menuju lift khusus setelah asisten Zaki mengangguk padanya. Senyumannya yang mengembang membuat asisten Zaki mengumpat di dalam hatinya.
Astaga tuan muda, kenapa tingkahmu seperti seorang ABG yang baru pertama kali jatuh cinta? Ingat umur tuan muda, Anda sudah tidak muda lagi. Bahkan Anda sudah memiliki seorang tunangan, rasanya aneh sekali melihatnya bertingkah seperti itu. Apa yang akan terjadi bila nyonya besar tahu perbuatan Anda, tidak lama lagi pasti aku yang akan terkena amukannya, karena membiarkan putra kesayangannya bermain api.
Sementara itu Abymana sudah berada di lobby perusahaannya, sang supir yang sudah menunggu di depan lobby langsung turun membuka pintu mobil untuk majikannya.
"Silahkan Tuan muda!"
Abymana langsung masuk ke dalam mobil mewah BMW X6 berwarna Riverside Blue Metallic miliknya yang tentu saja harganya mencapai Milyaran rupiah. Dia langsung tersenyum lebar pada Qisya, lalu duduk disebelahnya.
"Apa kamu sudah siap menerima hadiahmu gadis kecil?" Abymana mengeluarkan kata-kata ambigu sambil menatap gadis yang saat ini tengah menelaah ucapannya.
"Memangnya Om akan memberiku hadiah apa? Kenapa tidak memberitahuku hadiah yang lebih spesifik, aku kan jadi penasaran dari tadi! Tumben juga Om baik hati, apa Om akan memberiku uang? Aku bahkan tidak mempunyai uang sama sekali untuk pegangan, meski Om sudah memenuhi semua kebutuhanku, tapi aku kan juga butuh pegangan uang, Om." Qisya memasang puppy eyes-nya.
Merasa gemas dengan tatapan gadis itu, Abymana mengacak rambut Qisya. Tak puas sampai disitu, dia pun mencubit hidung Qisya yang mancung.
"Apa kamu selalu bersikap seperti ini pada semua pria? Lebih baik kamu tidak bersikap seperti ini didepan seorang pria, karena mereka akan langsung memakanmu bila kamu bersikap seperti itu. Kalau aku pengecualian, karena aku bukanlah pria hidung belang yang suka mempermainkan perempuan, jadi itu tidak berlaku padaku!"
Qisya masih merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, lalu beralih memegangi hidungnya yang sudah berubah merah akibat ulah pria disebelahnya itu. "Apaan sih Om, sakit tahu nggak? Main cubit aja!"
"Sikapmu itu bikin aku gemas, salah sendiri kenapa kamu bersikap seperti itu padaku. Kamu tidak perlu uang, karena aku akan memberimu ini, ambillah ....!" Abymana membuka dompetnya, lalu menyerahkan kartu kredit berwarna gold kepada Qisya.
Qisya langsung membulatkan matanya melihat benda kecil berbentuk kotak yang selalu diimpikan semua wanita. "I-ini buat aku Om? Jadi ini hadiah yang Om katakan daritadi? Waaah ... Om memang T.O.P B.G.T!"
Qisya mengambil kartu kredit dari tangan pria itu, lalu memasukkannya ke dalam tasnya. "Terima kasih hadiahnya Om."
"Kamu senang? Kalau kamu terus bersikap baik dan tidak membantahku, maka aku akan memberikanmu banyak hadiah. Jadi lebih baik kamu jadi gadis yang penurut, oke!"
"Siap Om!" Qisya mengarahkan jari jempolnya kepada pria yang tengah tersenyum kepadanya.
Astaga ... si Om hari ini tampan sekali! Apa karena dia berbuat baik padaku, sehingga ketampanannya kini mulai terpancar jelas didepanku. Dan hatiku? Kenapa dengan jantungku, saat Om tengah menatapku seperti itu membuatku merasa gugup dan salah tingkah. Aku tidak sedang jatuh cinta kan? Tidak ... tidak ... aku sudah punya Azriel, aku hanya mencintai Azriel. Gumam Qisya
Qisya mencoba menyembunyikan kegugubannya dengan berpura-pura memandang kearah kaca mobil di sebelah kirinya mengamati kemacetan lalu lintas.
**Bersambung....
Jangan lupa tekan like dan vote nya ya!
Terima kasih.
Love you All ❤❤
Salam Sayang dari Dianning** ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Kalsum
semangat thooor
2023-02-23
0
Fatimah Fatimah
kita sehati thoor Q jg ngefens jg ma merekah
SONG HYE KYO ❤
SONG JONG KI 💝
SI OUTHOOR aku pada mu
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2021-10-01
0
DD😇
KASIHANNYA NANTI AZRIEL... CUMA SEKEDAR MENJAGA JODOH ORNG LAIN AJA😄😄😄
2021-09-02
0