Hans yang sudah melihat 3 orang yang sudah ditunggunya itu langsung tersenyum dan menyambut kedatangan mereka. "Mari ikut saya Tuan, saya akan mengantarkan kalian ke ruangan kerja bos saya!"
Hans lalu memberikan perintah pada para penjaga untuk membungkuk memberi hormat pada orang yang paling berpengaruh itu. Lalu dirinya berjalan memasuki area Club'.
Pemandangan pertama di lantai 1 yang di tangkap netra bening Qisya adalah sebuah cafe dengan design yang sangat mewah dengan di lengkapi berderet kursi dan meja yang di tata sedemikian apik hingga membuat cafe itu nampak mewah dan elegan.
"Apa di dalam sebuah Club'' terdapat cafe juga Om?"
Qisya mendongak menatap Abymana, sorot matanya menandakan rasa keingintahuan yang sangat besar. Qisya sangat berharap pria yang tengah digelayutinya itu mau menjawab pertanyaannya.
Abymana langsung terkekeh, "Gadis kecil sepertimu tidak akan tahu arti dari sebuah Club''! Club' ini memiliki fasilitas lengkap, karena disini ada karaoke, cafe dan diskotik. Karena konsep Club' disini adalah ingin memudahkan para pelanggan mendapatkan semua kebutuhannya untuk menghabiskan waktunya."
"Biasanya sore hari hingga malam hari, tamu akan mengunjungi cafe di Club' untuk makan, kemudian lebih malam lagi mereka akan berkunjung ke karaoke. Setelah lewat tengah malam, para tamu akan menyambangi diskotik dan bersenang-senang sampai pagi."
"Sejatinya konsep Club' adalah 3 layanan dalam satu bangunan, namun di Dragon Night Club' ini ada layanan spesial, yaitu menyediakan wanita-wanita penghibur untuk orang-orang yang ingin memuaskan nafsunya disini. Dan kamu hampir saja menjadi salah satu dari wanita penghibur itu?"
Abymana menekankan kata wanita penghibur untuk membuat gadis yang saat ini menempel padanya itu menyadari posisinya.
Qisya langsung merinding mendengar kalimat terakhir itu, spontan dirinya pun lebih menempel pada tubuh pria itu, berharap mencari perlindungan di balik tubuh kekar pria yang masih erat memeluknya.
Lagi-lagi Abymana tersenyum dengan seringainya saat berhasil membuat gadis kecil itu bergantung dan menurut padanya.
Kini mereka memasuki sebuah lift khusus, Hans memencet angka 10. Tak butuh waktu lama, bunyi denting lift menandakan mereka sudah sampai di lantai 10. Hans memimpin jalan dan menunjukkan ruangan bosnya. Setelah sampai di depan ruangan berpintu besar, Hans berkata pada pria yang sangat berpengaruh itu.
"Bos kami sudah menunggu Anda di ruangannya Tuan Muda, tentu saja Anda sudah mengenalnya bukan?"
"Tentu saja. Bahkan saat aku menghabiskan malamku di sini, bos mu sendiri yang datang melayaniku langsung!" Abymana berkata dengan nada sinis dan terkesan menghina laki-laki yang saat ini berada di depannya.
Hans hanya tersenyum kecut saat perkataannya yang sopan di balas dengan kata-kata seakan menyindirnya, seolah dirinya hanyalah seorang bawahan yang tidak pantas berbicara dengan orang yang paling dihormati itu.
Asisten Zaki langsung membuka pintu dan mempersilahkan Tuan Mudanya untuk masuk ke dalam. "Silahkan Tuan Aby!"
Masih dengan muka tanpa ekspresi, Abymana berjalan masuk ke dalam ruangan dengan berwibawa dan langsung di sambut dengan senyuman oleh pria tampan berbadan kekar yang kira-kira seumuran dengan dirinya. Abymana mengernyitkan keningnya, karena merasa tidak mengenali pria di depannya itu karena setahunya pemilik Dragon Night Club' adalah Sofyan Atmaja yang sudah paruh baya.
"Selamat datang Tuan Abymana, sungguh suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan Anda disini. Saya adalah Andhika Atmaja, karena saat ini Papa saya sedang ada urusan di luar negeri. Jadi saya yang menggantikannya mengurus tempat ini." Andhika menunduk memberi hormat, lalu mengulurkan tangannya.
Abymana mengamati putra dari orang yang sangat menghormatinya itu tanpa memperdulikan tangan Andhika yang menunggu balasan darinya. Yah ... Sofyan Atmaja memang selalu membungkuk hormat kepadanya, dan tidak pernah berani melawannya. Apalagi memberi perintah padanya. Berbeda dengan putranya yang saat ini membuatnya sangat marah, karena telah berani menyuruhnya untuk datang ke sana.
"Pantas saja anak buahmu menyuruhku datang kesini, ternyata kamu yang menyuruh mereka? Kalau Ayahmu tahu apa yang hari ini kau lakukan, mungkin dia akan menghajarmu habis-habisan tanpa memperdulikan bahwa kau adalah putranya."
"Aku tidak bisa berlama-lama disini, cepat kau katakan berapa nominal tebusan untuk gadis ini? Dan siapa orang yang berani membayar mahal wanitaku yang tadi di katakan oleh anak buahmu itu!"
Dengan rahang mengeras dan mata yang mulai memerah, Abymana menatap tajam Andhika seolah seorang predator yang akan segera menerkam mangsanya.
Menyadari uluran tangannya tidak mendapat sambutan, Andhika menurunkan tangannya yang dari tadi menggantung di udara. Meski saat ini dirinya melihat kemarahan pria itu, namun dia menanggapinya dengan sopan dan sama sekali tidak merasa takut dengan kemarahan Tuan muda keluarga Raharja itu.
"Tolong maafkan kelancangan saya Tuan Muda, karena telah menyuruh orang sepenting Anda sampai datang kesini. Tapi ada seseorang yang ingin bertemu langsung dengan Anda hari ini, dia adalah orang yang Anda tanyakan tadi."
Andhika langsung mengambil ponsel yang ada di saku celananya, lalu menghubungi orang yang saat ini sedang menunggu di depan ruangannya. Tak berselang lama, kemudian muncul seorang pria berwajah manis dan memakai baju casual yang masuk ke dalam ruangannya dengan senyumannya yang membuatnya semakin terlihat menawan.
Asisten Zaki sedikit terkejut saat melihat pria yang saat ini mulai berjalan mendekat karena dirinya pernah melihat foto pria itu di album milik bosnya.
Sedangkan Abymana hanya memandang pria itu dengan tatapan tajam.
"Bagaimana kabar Anda Tuan Muda Abymana? Apa Anda masih mengingat saya?"
"Brengsek ... jadi kau orangnya,?" Abymana mengumpat, lalu semakin mendekat dan meninju ringan perut sixpack pria itu.
Jadi pria ini yang ingin menghancurkan masa depanku? Dasar pria tidak tahu malu, ingin sekali rasanya aku memukul kepalanya, agar dia gegar otak dan amnesia. Qisya mengumpat di dalam hati meski matanya saat ini masih mengamati Om yang sedang memberi pelajaran pada pria itu.
"Kau memang brengsek Affandi Pramono!" Abymana langsung memeluk pria yang tak lain adalah sahabatnya saat SMA dulu. Mereka berdua pun sama-sama saling melepaskan kerinduan, karena cukup lama tidak bertemu.
Suasana yang dari tadi dipenuhi ketegangan seketika berubah menjadi suasana yang penuh dengan kebahagiaan.
"Bagaimana kabarmu Affandi? Sudah lama kita tidak bertemu, mungkin terakhir kita bertemu setelah kita lulus sekolah. Tunggu ... jangan bilang kau adalah pria yang telah membeli gadis kecil ini?" Abymana mengarahkan telunjuknya pada Qisya.
"Maafkan aku Bro, aku tidak tahu dia adalah wanitamu. Sebenarnya aku hanya sedang bermain-main saja di Club' ini, namun tidak sengaja aku melihat foto gadis ini terjatuh di lobby bawah dan aku menanyakannya pada Hans. Lalu dia mengatakan semuanya padaku, jadi aku berniat membawa gadis ini pulang bersamaku."
Tapi ternyata kau lebih duluan menemukannya, jadi kau bisa membawanya pulang. Saat aku di hubungi tadi, aku sempat marah dan berniat menghabisi orang yang berani merebut gadis incaranku. Tapi saat Andhika menyebutkan namamu, tentu saja membuatku sangat terkejut. Jadi aku berencana menemuimu di sini dan menyuruh Andhika mengatur semuanya!"
"Jadi kau belum menebus gadis ini? Tapi baguslah kalau begitu, jadi aku tidak perlu repot lagi mengurusi semuanya!" Abymana beralih memberi perintah pada Asisten Zaki.
"Sekarang kamu urus semuanya Zak!"
Asisten Zaki menganggukkan kepalanya, lalu beralih bertanya pada pemilik Club' tersebut.
"Jadi berapa nominal yang harus Tuan Muda saya bayarkan untuk penebusan gadis ini Tuan Andhika?"
"Beberapa hari yang lalu Tante gadis ini menjual keponakannya dengan harga 200 juta, jadi Anda bisa menggantinya dengan jumlah yang sama, karena Tuan Muda Abymana adalah orang yang sangat berjasa untuk Dragon Night Club'. Jadi saya tidak akan mengambil keuntungan dari sini. Ini nomer rekening saya!"
Andhika menyerahkan satu lembar kertas yang di dalamnya berisi surat yang telah di tandatangani oleh tante Qisya saat menerima uang darinya, lalu memberikannya kepada Asisten Zaki.
"Ini adalah surat perjanjian saya dengan Tante gadis ini dan sekarang saya serahkan kepada Anda asisten Zaki."
Asisten Zaki langsung menerima kertas tersebut setelah men-transfer uang sejumlah 200 juta ke rekening Andhika.
Qisya membulatkan matanya begitu mendengar jumlah uang yang dianggapnya sangat banyak itu.
Aku bahkan tidak pernah diberi uang satu juta oleh Tante, tapi dia malah menjualku seharga 200 juta. Apa sekarang aku akan menjadi pelayan Om ini seumur hidup aku? Lebih baik nanti aku tanyakan langsung kepadanya, gumam Qisya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Umu Muhamad
kasian si Azriel thorrrr
2021-04-25
0
Nuniek Nurhandayani
qisya nya habis ketwmu d spbu langsung k club kan y. kayaknya udh lupa y kalo kakinya keseleo
2021-03-14
2
KakaIn
gimna nasib pacar nya duuhh kasian banget
2021-01-11
4