I Would

Mads hanya tersenyum senang memikirkan Hanne yang berada di apartemen miliknya, Ia dengan cepat mengemudikan mobilnya menuju apartemen dan bertemu dengan Hanne.

Ketika sudah sampai pada apartemen, ia dengan segera memasuki lobby dan menaiki lift menuju kamar Hanne. Tidak memerlukan waktu lama hingga Mads berada di depan pintu kamar Hanne. Ia menekan bel tersebut dan pintu terbuka menampilkan Hanne yang masih menggunakan nightgown miliknya,

Mads yang melihat itu terkejut dan langsung saja ia melangkah masuk dan menutup pintu nya, tanpa basa basi ia mencium bibir milik Hanne dan di balas oleh Hanne.

Mads mengakhiri ciuman mereka dan menatap Hanne dengan penuh cinta,

“Mengapa kamu masih menggunakan ini? apakah kamu berniat untuk menggoda saya?" Ujar Mads sambil menaikkan salah satu alisnya dengan jahil.

Hanne hanya terkekeh melihat sikap Mads dan mencubit lengan nya,

“Mesum.”

Mads sedikit terperanjat dan berpura-pura kesakitan, “Oh!, itu sangat sakit sayangku..” Ucap Mads dengan sedikit mengerucut bibirnya.

Hanne terkekeh melihat itu dan mengecup bibir Mads,

“Marah? Maafkan aku sayang.." Ucap Hanne sambil memeluk Mads.

Mads yang tidak bisa terlalu lama dengan peran ‘Marah’ nya itu dengan segera tersenyum dan memeluk erat tubuh Hanne.

“Kamu sangat tahu, aku tidak bisa marah kepadamu bukan?” Ujar Mads dengan pelan dan penuh perhatian.

“I know, honey” Jawab Hanne.

Setelah perbincangan hangat tersebut mereka mulai keluar dari apartemen dan mulai mencari tempat untuk sarapan bersama.

...****************...

Di sisi lain Emily tengah membaringkan tubuh Violyn di kasur bersama dengan maid yang lain, Emily berusaha untuk meng-kompres dahi Violyn dengan handuk dan memijat tubuh kecil Violyn.

“Bagaimana bisa nyonya Violyn pingsan sendiri? Dimana tuan Mads?” Tanya maid yang lain

Emily hanya menggelengkan kepalanya, “Aku juga tidak tahu, tapi.. tadi aku memang sempat mendengar dentuman keras dari atas.. lalu tuan Mads berjalan keluar mansion dengan cepat” Jelas Emily

Semuanya saling bertatapan dan memiliki asumsi masing-masing dari setiap informasi yang di dapatkan.

“Sudahlah, yang terpenting kita harus membuat Violyn sadar terlebih dahulu.” Ujar Emily dan para maid mulai mengangguk setuju.

Setelah beberapa saat jemari milik Violyn mulai bergerak dan kelopak mata miliknya terbuka perlahan, ia merasakan rasa sakit yang menjalar di sekitar kepala dan badan nya.

“E-emily..” Ujar Violyn dengan pelan

Emily terkejut melihat Violyn yang telah terbangun dari ketidaksadaran nya, dengan perlahan Emily menggenggam tangan Violyn.

“Apakah kamu tidak apa-apa? Jika kamu merasa sakit atau pusing kita dapat pergi ke rumah sakit untuk check up keadaan kamu sekarang..” Ujar Emily dengan khawatir.

Maid tersebut sangat menyayangi tuan nya, sungguh. Ia bekerja tidak hanya sekedar bekerja, tetapi juga tetap menganggap Violyn sebagai kerabat nya.

Violyn hanya menggelengkan kepalanya pelan,

“Tidak perlu repot.. Aku tidak apa apa Emily.” Jawab Violyn

“Lalu mengapa tadi kamu pingsan? Jangan memendam masalah ini sendiri Violyn..”

Emily mulai melihat para maid yang lain dan memberi kode untuk keluar dari ruangan agar mendapatkan privasi untuk bicara secara empat mata bersama Violyn, mereka pun tersadar dan mengangguk lalu perlahan keluar dari ruangan satu persatu.

“Maaf jika aku terlalu lancang, tetapi ingat Violyn.. Aku disini bekerja sebagai Maid tetapi aku juga bisa menjadi teman mu, teman cerita mu. Aku bisa menolong dan membantumu jika sesuatu tengah terjadi, masalah sekecil apapun.. Aku usahakan bisa untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah yang ada.” Jelas Emily sambil mengusap-usap punggung tangan milik Violyn

Violyn tersenyum dan mengangguk,

“Iya Emily, aku tahu.. terimakasih untuk itu. Aku sangat baik-baik saja, Mungkin karena terlalu kelelahan aku pingsan..”

Emily yang merasa tidak puas dengan jawaban Violyn hanya menghela nafasnya dan tersenyum tipis,

“Baiklah, kamu harus tetap disini.. Aku akan membawakan sarapanmu disini. Jangan bergerak kemana-mana ya?”

Emily dengan cepat keluar dari ruangan untuk membawakan sarapan Violyn.

Di tengah kesendirian nya, Violyn melihat ke arah jendela, pemandangan taman yang begitu indah di dalam mansion ini, namun semuanya mengingatkan kembali pada perlakuan Mads kepadanya.

Lelaki tersebut sangat kasar, mencengkram rahang miliknya dan membanting tubuhnya dengan kuat hingga dirinya pingsan.. Apakah itu semua wajar di dalam hubungan rumah tangga?

Bahkan perkataan yang sangat tidak pantas telah Mads lontarkan kepadanya, semuanya terngiang-ngiang di kepala Violyn hingga tidak sadar pandangannya telah buram di karenakan matanya yang mulai berair.

Mungkin jika bisa, ia pun tidak ingin menerima semua takdir ini. Jika bisa ia mengulang dari awal, Violyn hanya ingin kesendirian dalam hidupnya dan menikmati hidup.

Namun semuanya itu tidak bisa terjadi ketika orangtuanya meminta dirinya untuk menikah dan memberikan sebuah keturunan. Terlebih lagi sang ayah yang sangat menekan pernikahan ini. Violyn hanya bisa mengangguk dan tidak ingin berkomentar lebih lanjut.

Mendengar suara trolley dan di lanjuti oleh langkah kaki, dengan cepat Violyn menghampus air mata miliknya. Ketika pintu terbuka menampilkan Emily dengan trolley penuhnya serta senyuman hangat yang khas.

Emily duduk di samping kasur Violyn,

“Aku membawakan kamu Omelette, dengan roti toast serta butter, apakah kamu ingin aku suapin?” Tanya Emily

“Tidak perlu Emily, terimakasih.. aku dapat makan sendiri..” Jawab Violyn dan perlahan ia mulai bangun dan bersender pada kasurnya.

Emily mengangguk, “Baiklah, jika ada apapun yang kamu perlukan kamu bisa panggil aku, okey? Aku akan mengerjakan pekerjaan yang lain terlebih dahulu.. Selamat sarapan Violyn.”

Emily berjalan keluar meninggalkan trolley dengan bermacam-macam masakan di dalam nya, Violyn hanya mengambil sepotong roti toast dan mengoleskan nya dengan butter.

Ting!

Di tengah ia sedang memakan sarapan nya, ia mendapatkan pesan dari ibu nya,

‘Malam nanti ibu dan ayah akan berkunjung di mansion yaa'

Violyn terkejut membaca pesan tersebut, mengapa dengan tiba-tiba ibu dan ayah nya ingin berkunjung?

'Baiklah bu'

Violyn membalas pesan dari ibu nya dan kembali mematikan handphone miliknya, perlahan ia melanjutkan sarapan nya sambil berfikir,

Berapa lama Mads pergi sarapan dengan wanita tersebut? Bagaimana jika sampai malam nanti ia tidak kunjung pulang? apa alasan yang bisa di gunakan oleh Violyn kepada kedua orang tuanya?

Violyn menghela nafas pelan dan mengambil kembali handphone miliknya, ia mulai mengirimkan pesan kepada Mads yang entah akan di baca atau tidak.

'Mads, malam nanti orang tuaku akan berkunjung ke mansion.. Aku harap kamu pulang secepatnya ya, terimakasih

♡ Violyn.'

Setelah mengetik pesan tersebut Violyn menekan tanda 'sent' untuk mengirimkan pesan nya, Violyn berharap untuk kali ini Mads akan memihak kepada nya.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

bodoh mau di injak2

2025-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!