Bab. 18

Pulang dari kampus Zeline mampir ke supermarket yang dekat dari kediaman nya, Zeline membeli keperluan untuk dirinya sendiri yang akan disimpan dalam kamarnya.

Suasana kediaman tuan Arkan belakangan ini terlihat tegang sekali, Tini sudah keluar dari kediaman ini, dan Zeline sedikit curiga dengan keinginan Tini pulang kampung, tapi karena Zeline tidak mau tau juga masalah ini makanya dia diam saja.

"Selamat siang mbak Dania" sapa Tini dengan suara yang pelan dan sambil menundukkan kepalanya

"Oh kamu Tini, ada apa siang siang menemui saya" sahut Dania dengan wajah angkuhnya, semenjak peristiwa malam itu Dania sangat ketus pada Tini, yang saat itu kepergok sedang berdua dengan suami nya.

Tini menatap kearah Dania dia terlihat sedikit gugup.

"Ada apa Tini" tanya nyonya Lucy dia merasa serba salah saat ini, Tini masih kerabat jauhnya dia, yang datang ke kota ini untuk mencari kerja, memang kedua orang tua Tini tidak seberuntung bibi nya ini, ayah dan ibunya hidupnya sulit.

"Tini mau pulang kampung sebentar karena bapak sedang sakit parah, ibuk tidak ada yang bantu bekerja dirumah, jadi Tini putuskan untuk pulang dulu, sampai keadaan membaik," ucap Tini 

"Iya memang lebih baik kamu balik ke kampung dulu, semoga cepat membaik kondisinya" balas nyonya Lucy

"Baguslah kalau kamu mau pulang, jadi saya tidak perlu was was kalau kamu akan menggoda suami saya, saya mau terima kamu tinggal disini karena kamu saudara jauh mama Lucy saya menghormati itu"

"Kamu kerja dan tinggal gratis disini, harus nya kamu sadat diri Tini, bukan malah berusaha menggoda suami saya, saya khawatir dengan kehadiran kamu dirumah ini"

"Sebenarnya menampung seorang wanita muda didalam kediaman ini, sangat beresiko bagi rumah tangga saya dan mas Arkan, kapan kamu mau pulang saya harap kamu secepatnya pergi dari kediaman ini

"Tini besok akan pulang" balas Tini

"ya sudah kalau kamu mau pulang kampung besok, kehadiranmu sangat meresahkan, hati saya jadi tidak tenang" jelas Dania

Tini berjalan menuju kekamarnya dia akan segera merapikan barangnya untuk dibawa keluar dari kediaman ini.

Saat makan malam Dania memberitahukan Arkan kalau Tini mau pulang kekampung nya, Arkan hanya diam saja dan tidak memberikan respon, dia malas menanggapi hal ini takutnya malah menambah masalah baru.

"Kok papa nggak respon sedikitpun" sindir Dania dia sampai hari ini masih curiga kalau suaminya dan Tini menjalin hubungan terlarang selama ini.

"Papa mau respon apa ma, itukan hak Tini sudahlah ma, papa lagi pusing, biarkan saja kalau Tini mau pulang mungkin dia punya urusan lain dikampung nya" sahut Arkan

Mendengar jawaban Arkan membuat Dania terdiam tadinya dia ingin melihat reaksi Arkan ketika mendengar Tini mau pulang, dan ternyata suaminya itu terlihat biasa saja.

"Raut wajah mas Arkan biasa saja, tidak terlihat panik, huff melihat reaksi mas Arkan aku sedikit tenang ternyata memang mereka tidak mempunyai hubungan apa apa, tapi kenapa hatiku berkata lain ya" gumam Dania dalam hatinya.

"Keluarga Nyonya Amanda mau melamar putri kita untuk dijadikan istri buat cucunya yang bernama Rayyan Airlangga" ucap tuan Arkan sambil melirik kearah Clara yang langsung kaget.

"Nggak mau pa, semua orang juga tau kalau Rayyan Airlangga cucu keluarga Tuan Airlangga itu sedang mengalami masalah dengan kesehatan nya, Clara nggak mau" tolak Clara dengan cepat

"kok tiba tiba papa berhubungan dengan nyonya Amanda, papa tau kalau nyonya Amanda sangat tegas dan juga kejam" tanya Dania

"papa sedang cari investor ma, dan yang mau jadi investor diperusahaan kita hanya nyonya Amanda saat ini, awalnya papa juga heran kenapa nyonya Amanda mau padahal dia terkenal sangat kritis kalau mau investasi di perusahaan orang lain"

"ternyata mereka ada niat lain papa rasa tidak masalah toh Clara sudah cukup umur untuk menikah saat ini" jelas Arkan dengan santai

"Clara masih kuliah pa, papa tega mau jodohkan Carla sama Rayyan cucunya nyonya Amanda itu, papa kan tau bagaimana keadaan Rayyan saat ini kasian Carla pa, kalau menikah dengan Rayyan, walaupun dia pewaris tunggal keluarga Airlangga" tukas nyonya Dania

"terus mau kamu apa Dania , perusahaan sudah mulai sulit keuangannya saat ini, kamu tidak bisa meminjam uang pada Daniel terus papa harus bagaimana ma, coba mama carikan solusinya" tukas tuan Arkan

Dania langsung terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Arkan suaminya itu, memang benar kalau Daniel sudah tidak mau membantu lagi.

"jodohin Zeline saja pa, dia kan juga anak papa" sahut Dania dengan santainya dia ingin menyingkirkan Zeline dengan cara ini.

"Zeline...mama mau mengakui didepan nyonya Amanda kalau kita punya putri dua orang" tegas Arkan

"ya mau bagaimana lagi dari pada Clara yang jadi korban, Zeline tinggal disini gratis dan sekolahnya juga dibiayai sudah saatnya dia membayar hutang budi ini" sahut Dania

Arkan terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Dania mengenai Zeline, dia menjadi bingung saat ini apa yang mesti dia lakukan.

"kenapa papa diam, papa mau mengorbankan Clara mama tidak setuju pa, Zeline saja anak wanita rendahan itu memang pantas untuk menikah dengan cucu nyonya Amanda itu" ucap Dania

"Clara apa kamu tidak mau sama sekali dijodohkan dengan Rayyan dia pewaris tunggal keluarga Airlangga" tanya Arkan pada Clara

"nggak mau pa, suruh Zeline saja malas banget menikah dengan laki laki angkuh itu, sudah nggak bisa ngapa ngapain untuk apa menikah dengan dia, walaupun dia pewaris tunggal kerajaan bisnis Airlangga" tukas Clara

"ya sudah kalau kamu nggak mau, papa akan bicara dengan Zeline, semoga Zeline mau membantu kita agar Perusahaan kembali normal seperti sediakala" sahut Arkan

"harus mau pa, paksa saja lagian itu bentuk balas budi nya pada keluarga kita, dia sudah dibesarkan dan hidup enak disini" balas Dania

"Zeline juga putriku Dania, dia memang harus tinggal disini jangan suka mengungkit ungkit hal yang sudah lama" ketus Arkan

"papa mau bela anak wanita rendahan itu" sentak Dania

"cukup ma! jangan bikin suasana tambah ribet, kalau mama nggak setuju Clara dijodohkan dengan cucu nyonya Amanda ya sudah" balas Arkan

"mbok mar tolong panggil Zeline kesini saya mau bicara" ucap Arkan ketika melihat mbok Mar

"iya tuan Arkan saya panggil sebentar" jawab mbok Mar

Tidak berapa lama Zeline sudah datang dan duduk didepan tuan Arkan.

"ada perlu apa pa panggil Zeline, tumben banget" ucap Zeline

Tuan Arkan terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Zeline dan memang selama ini dia jarang mengajak Zeline untuk bicara.

"yang sopan sama orang tua Zeline" tegur Dania

"oh memang papa merasa kalau kalian masih punya anak satu lagi, jangan bawa bawa nama orang tua kalau bicara dengan saya nyonya" balas Zeline dengan berani.

"Zeline jangan jadi anak tidak tau etika" tegur nyonya Lucy membuat Zeline hanya melirik malas pada neneknya itu

"Zeline papa mau minta tolong sama kamu, papa harap kamu bisa membantu papa" ucap Arkan

"oh mau minta tolong ya, tolong apa pa, kalau bantu masalah keuangan perusahaan papa Zeline tidak mau, karena selama ini Zeline tidak ikut menikmati kekayaan keluarga ini"

"kalau mau berdebat soal biaya tinggal dikediaman ini dan biaya kuliah Zeline, itu memang kewajiban dan tanggung jawab papa pada putrinya yang terlahir kedunia ini jadi jangan bicara soal balas budi saat ini" jelas Zeline dengan santai

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

mantap zeline, lawan trs keluargamu

2025-03-05

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

good girl, Zeline,,,

2025-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!