Bab. 14

Setelah kejadian hari itu, Tini langsung berubah dia tidak mau mengadukan lagi apa yang dilakukan Zeline dikediaman ini. Dia bersikap sewajarnya saja tapi perselingkuhan nya dengan tuan Arkan masih terus terjadi, Zeline juga sudah tidak peduli lagi.

Dia sekarang fokus dengan kuliah dan ujian yang akan dia hadapi beberapa Minggu lagi, dan Carla seperti biasa dia mencuri curi waktu untuk keluar malam dan berpesta dengan teman teman disebuah club malam, pergaulan bebas Carla tidak ada yang mengetahuinya kecuali Zeline.

Malam itu terjadi keributan dikediaman tuan Arkan, Zeline yang sedang tidur terbangun tengah malam karena terdengar suara teriakan dan bentakan dari mama Dania entah kepada siapa, segera Zeline keluar kamarnya untuk melihat kejadian apa yang telah terjadi, ternyata mbok Mar juga terbangun dari tidurnya begitupun dengan art yang dua lagi.

"Apa yang terjadi buk kok ramai sekali, itu kenapa suara mama Dania berteriak histeris" tanya Zeline 

"Tidak tau nduk, paling bertengkar sama tuan Arkan" sahut mbok Mar

"Makin keras mbok suaranya, itu suara tangis siapa lagi mbok sepertinya telah terjadi sesuatu dikediaman ini" balas Zeline

"Loh non Zeline kemana, nanti dimarahin sama nyonya Dania kalau ketahuan melihat kesana nduk" jelas mbok Mar 

"Zeline mau mengintip saja mbok, nggak mau ikutan juga" balas Zeline sambil berjalan kearah ruangan keluarga dimana disana sudah ada nenek, Clara dan Tini serta mama Dania dan papa nya Zeline.

"Dania sabar sayang, kamu harus tahan emosi dulu nanti penyakit kamu kambuh lagi" ucap nyonya Lucy menenangkan menantu nya yang sedang marah pada Tini, yang keadaannya saat ini sangat mengenaskan.

"Ma ini benar benar sudah keterlaluan mereka berdua berbuat hal ini dikediaman ini, sudah berapa lama kamu melakukan hal ini pa, sama wanita rendahan ini" teriak mama Dania sambil beruraian air mata.

"Ma kamu jangan marah dulu, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, papa sama Tini tidak ngapa ngapain, Tini memang papa suruh keruang kerja papa untuk mengantarkan kopi sama makanan kecil karena papa mau kerja ma" jelas tuan Arkan

"Mama tidak percaya pa, Tini kamu ada urusan apa keruang kerja suami saya" bentak mama Dania

"Saya hanya mengantarkan kopi untuk mas Arkan" sahut Tini dengan wajah ketakutan

"Ma tolong lepaskan Tini nanti kalau terjadi apa apa sama dia, kita yang disalahin orang" bujuk tuan Arkan

"Papa mau bela gu*dik papa ini" sentak mama Dania 

"Gundik apanya ma, Tini tidak salah dia hanya melakukan perintah papa untuk membuatkan kopi dan mengantar keruang papa" sahut tuan Arkan dia kasian juga melihat Tini yang meringis menahan sakit.

"Papa kan bisa minta tolong mama untuk bikin kopi, kenapa harus manggil wanita rendahan ini untuk masuk keruangan kerja papa malam malam kayak gini" tukas mama Dania

"Mama sudah tidur, mama tidak pernah mau kalau papa minta tolong bikin kopi tengah malam begini, coba mama ingat sudah berapa kali papa bicara mengenai hal ini, jadi jangan marah sama Tini atau yang lainnya kalau papa minta tolong malam malam kayak gini" jelas tuan Arkan

Nyonya Dania melepaskan tangannya dari badan Tini, segera Tini beringsut menjauh dari mama Dania dia takut menjadi sasaran kemarahan lagi dari majikan perempuannya itu, kalau cemburu sungguh menakutkan.

"Jangan pernah kamu masuk lagi keruangan kerja suami saya, mengerti kamu!" bentak mama Dania dengan wajah kesal.

"Iya saya minta maaf, tadi saya tidak mau masuk keruangan kerja mas Arkan, ketika saya buka pintu ternyata mas Arkan sudah hampir tidur dimeja kerjanya nyonya, makanya saya memberanikan diri untuk masuk dan meletakkan kopi dimeja mas Arkan" jelas Tini dengan lancar mencari alasan agar majikan nya itu percaya.

"Alasan saja kamu, memang dasarnya kamu niat menggoda suami orang, dasar wanita murahan, awas kalau saya liat kamu kayak gini lagi, saya usir kamu dari kediaman ini" ancam mama Dania.

"Tini apa kamu berkata dengan benar, kamu tidak berbohong bukan" tanya nyonya Lucy

"Tidak berani bohong" sahut Tini

"Pergi kamu dari hadapan saya, ingat Tini saya tidak main main ya, kamu akan rasakan akibatnya jika berani menggoda suami saya, pergi sana jijik saya melihat wajah pelakor seperti kamu" bentak mama Dania

Tini segera berdiri dan berjalan tergesa gesa kearah kamarnya yang ada dibelakang kediaman tuan Arkan.

Zeline sempat saling bertatapan dengan Tini lalu memberi kode pada Tini untuk cepat pergi kekamar nya dan tini pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kasian juga sama mbak Tini, dia melakukan ini karena tuntutan keluarganya, walau tidak dibenarkan apa yang telah dia lakukan itu, tapi yang paling salah ya papa, dia harusnya bisa mengendalikan dirinya dari godaan seperti ini"

"Kayaknya memang papa susah untuk berubah, nanti akan ada saatnya semua terbuka, dan mama Dania sadar kalau selama ini telah dimanipulasi oleh suaminya sendiri, karena terlalu cinta jadi bod*h sendiri" gumam Zeline dalam hati

Zeline masih belum pergi dari persembunyian nya saat ini dia ingin mendengar lebih lanjut pertengkaran ini.

"Biar pada pusing kalian semua dirumah ini, akibat sudah jahat sama bundaku, aku akan terus membayangi kehidupan keluarga ini, sampai aku puas melihat kehancuran yang akan kalian alami nanti" ucap Zeline dengan tatapan tajamnya melihat kearah mereka yang masih duduk di ruang tengah.

"Papa mau masuk keruang kerja lagi, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, bikin konsentrasi kerja hilang gara gara hal ini" ucap Arkan

Dia kesal sekali saat ini karena kegiatannya terganggu karena kedatangan Dania istrinya.

"Pa kita harus bicara" tukas Dania

"Bicara apalagi Dania, semua sudah jelas kamu menuduh Tini sembarangan, bikin malu saja" sahut tuan Arkan

Sedangkan nyonya Lucy sudah kembali kekamarnya.

Flasback on.

"Mas Arkan kemana, tadi sedang tidur bersama ku pergi kemana dia" ucap Dania ketika bangun ditengah malam melihat suaminya, sudah tidak ada disamping nya.

Lalu Dania mengambil jubah tidurnya dan memakainya segera jalan keluar kamar menuju dapur, dia berpikir bisa jadi suaminya haus atau lapar tengah malam ini

"Tidak ada didapur, apa mas Arkan diruang kerjanya ya, mending aku lihat kesana saja dulu, mana tau benar ada disana" lalu Dani berjalan menuju ruang kerja Arkan.

Sedangkan Arkan tadi ketika keluar kamar melihat Tini didapur dan memanggilnya untuk bikin kopi dan mengantarkan keruang kerjanya, Tini yang sudah tau akan kode dari tuan Arkan segera membuat kopi dengan cepat.

Untung saja mereka belum sampai jauh berbuat hal yang biasa mereka lakukan diruang kerja ini, tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang diseret diluar ruang kerja Arkan, segera mereka berdua memperbaiki pakaian yang sudah kusut.

"Tini kamu ngapain disini, lancang sekali kamu malam malam begini berduaan dengan suami saya" bentak Dania

Tini yang sudah berdiri berjarak dengan tuan Arkan terlihat pucat karena kedatangan istrinya tuan Arkan

Plak.

Dania melayangkan tangannya diwajah Tini yang hanya diam mendapatkan perlakuan itu

"Dania kamu apa apaan, Tini aku yang suruh bikin kopi, jangan asal marah tanya dulu duduk masalahnya" bentak tuan Arkan

"Kamu bentak aku mas, hanya karena mau bela wanita penggoda ini" teriak Dania dengan kesal

"Bukan begitu ma, mama sabar dulu" ucap tuan Arkan lalu memberi kode padaTini untuk pergi dari ruangan itu.

"Hai kamu mau kemana Tini urusan kita belum selesai, jangan kabur kamu" sentak nyonya Dania lalu berlari mengejar Tini keluar.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

betul, si Dania ga tahu aja kalo selama ini uda dikadalin sama suaminya, betul kata Zeline yang bilang karena cinta mati malah jadi bodoh dia,,,

2025-03-01

0

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

dania suamimu yg bejat itu, km jgn trs"an bodoh cinta buta sm si arkan

2025-03-01

0

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

Lanjut thor

2025-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!