Bab. 12

Tuan Arkan menarik nafas panjang setelah dia mendengar apa yang dikatakan oleh Dania istrinya mengenai anak mereka Carla.

"Tidak selalu seorang anak harus mirip sama kedua orang tuanya sayang, anak perempuan lebih cendrung mirip dengan ayah nya, Carla kan mirip dengan papa ma" jelas tuan Arkan

"Iya mama tau akan hal itu pa, tapi Carla tidak mengambil sedikitpun wajah mama pa, masak semuanya mirip papa"

"Sedangkan Zeline wajahnya mama lihat perpaduan wajah papa dengan wanita rendahan itu, bagaimana mama tidak curiga pa" jelas Dania membuat Arkan mengetatkan rahangnya mencoba untuk tenang.

"Setiap anak kan beda beda ma, mungkin karena papa terlalu mencintai mama jadi anaknya mirip banget sama papa, maafkan papa ya ma, kalau diwajah Carla mama tidak kebagian" seloroh Arkan dengan senyum manis nya.

"Ish papa bisa saja cari alasan nya, tapi apa iya semua anak perempuan begitu ya pa, masak sih mama nggak kebagian sama sekali, yang hamil kan mama kok mirip nya sama papa semua" balas Dania

"Setiap orang beda beda ma, lagian mama bisa kemakan omongan Zeline, dia asal bicara kali ma, sudahlah jangan dibawa serius omongan anak kecil yang sedang berantem" ucap Arkan

"Iya juga sih pa, kenapa mama jadi kepikiran omongan anak wanita rendahan itu, huff awas saja besok mama akan marahin sia, sudah bikin kepala mama pusing gan curiga sama papa" balas Dania

"Sudahlah lupakan saja, sudah malam kita tidur saja, papa capek sekali hari ini" ajak Arkan lalu menarik tangan istrinya kearah tempat tidur, sebelum tidur mereka berdua membersihkan dirinya dulu dikamar mandi.

Setelah berhasil menenangkan Dania dengan sedikit rayuan dan saat ini Dania sudah tertidur karena kelelahan habis menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri.

Tuan Arkan masih belum bisa tidur dia masih memikirkan apa yang ditanyakan oleh Dania tadi.

"Kenapa Zeline bisa bicara seperti itu ya, apa memang terlihat jelas kalau Carla tidak mirip sama sekali dengan Dania, atau Zeline hanya asal bicara saja karena kesal dimarahin tiap hari oleh Dania"

"apa mungkin Zeline sudah tau dari papa, yang tau hal ini hanya papa, tidak mungkin papa memberitahu rahasia hidup Carla sama Zeline, huff pusing juga memikirkan hal ini" gumam tuan Arkan

Lalu dia bangun dari tidurnya dan pelan pelan memgambil pakaiannya yang berserakan dilantai lalu memakainya lagi dan berjalan keluar kamar menuju ruang kerjanya.

Saat ini tuan Arkan berada didalam ruang kerjanya, tadi dia berusaha meyakinkan istrinya dengan berbagai cara, Arkan tidak ingin Dania terus curiga kepadanya.

"Huhh untung Dania masih bisa aku buat percaya dengan alasan alasan ku yang meyakinkan Dania soal Carla, bisa kacau kalau sampai Dania membahas ini terus" ucap tuan Arkan sambil memijit dahinya yang tiba tiba terasa pusing.

Tiba tiba terdengar pintu ruang kerjanya diketuk dengan pelan dari luar, Arkan melihat jam yang ada dimeja kerjanya dia melihat hari sudah jam 2.

"Siapa yang datang keruang kerjaku malam begini, kalau Dania tidak mungkin tadi dia kan tidur saat aku tinggal pergi" ucap tuan Arkan lalu membukakan pintu dan terlihat Tini disana sedang membawakan secangkir kopi ditangannya.

"Maaf mas tadi Tini lihat mas masuk keruang ini, jadi Tini beranikan diri untuk membuatkan dan mengantar kan kopi ini kesini mas" ucap Tini dengan suara pelan

Arkan tersenyum miring mendengar ucapan Tini anak dari saudara jauh mama nya itu, dia paham maksud dari Tini mendatangi nya kesini, dengan cepat Arkan menarik Tini masuk kedalam ruangan kerjanya setelah melihat keadaan di sekeliling nya.

Sampai didalam tuan Arkan langsung menyeringai pada Tini yang juga tersenyum menatap wajahnya.

"Apa kamu kangen dengan kehangatan dariku" goda Arkan dan dijawab oleh Tini dengan anggukkan kepala dan senyum malu malu nya.

"Waktu kau kesini, apa ada yang melihat kalau kau mendatangi ruang kerjaku Tini" tanya tuan Arkan sambil menarik Tini kepelukan nya.

"Tidak ada mas, mereka sudah pada tidur saat aku keluar dari kamar" balas Tini

"Darimana kau tau kalau aku sedang berada disini" tanya tuan Arkan sambil tangan jalan jalan ditubuh Tini

"Aku tadi sedang ambil minuman mas, lalu Tini melihat mas Arkan berjalan masuk keruang kerja ini" sahut Tini

"Apa tiap malam kau mengawasi aku, sampai kau tau aku masuk keruang kerja ini" goda Arkan

"Iya mas, karena sudah lama kita tidak saling menyapa" seloroh Tini sambil tersenyum membuat Arkan mulai terpancing walaupun tadi dia sudah olah raga dengan istrinya tapi saat bersama tini dia menginginkan hal itu lagi.

Sebenarnya tadi Arkan masih mau tapi Dania sudah kelelahan dan Arkan pun tidak mau memaksa Dania yang sudah tidak kuat mengimbanginya.

"Kau selalu tau apa yang aku ingin kan, kau tau apa yang akan kamu dapatkan kalau bisa mengimbangi aku" jelas Arkan

"Siap mas, siapa takut" balas Tini

Dan setelah itu hanya suara suara yang terdengar dari kedua mulut anak manusia yang berbeda jenis ini, cukup lama waktu yang mereka habiskan berdua tanpa kenal lelah, mereka berdua memanfaatkan kesempatan yang ada.

Karena nyonya Dania orangnya sangat pencemburu dan itu membuat Arkan dan Tini mencuri waktu untuk berduaan, dan itu sangat sulit sekali waktu yang bisa mereka dapatkan, sekarang hari sudah menunjukan hampir jam 4 subuh, segera Arkan dan Tini menyelesaikan permainan mereka berdua.

"sudah hampir subuh kamu berhati hatilah keluar dari sini jangan sampai ada yang lihat" ucap Arkan

"Iya tuan terima kasih" sahut Tini yang sudah selesai memakai pakaian nya

"Carilah waktu lagi karena saya tidak mungkin mencari kamu didalam rumah ini, kamu tau kan apa kesulitan saya untuk mengajak kamu berbagi kehangatan" goda Arkan

"Saya mengerti mas Arkan, saya akan keluar dari sini" balas Tini sambil tersenyum lebar, lalu mereka berdua berpelukan lagi dan saling menyentuh satu sama lain.

Tini jalan mengendap ngendap keluar dari ruang kerja tuan Arkan, setelah dia rasa cukup aman segera berlari kearah kamarnya yang ada dibagian belakang kediaman tuan Arkan ini.

"Mbak Tini dari mana, kok lari kayak orang ketakutan?" tanya Zeline sambil tersenyum sinis dia tau dari mana mbak Tini keluar pagi ini, karena Zeline sempat melihat Tini masuk keruangan kerja tuan Arkan.

"Nona Zeline..., s saya dari dapur nona, mau minum saya haus" jawab Tini dengan wajah pucat karena kaget melihat Zeline sudah ada didepannya.

"Oh ya, tapi saya lihat tadi anda masuk keruang kerja papa saya" tukas Zeline sambil menatap tajam arah Tini yang seketika panik dan wajahnya pucat pasi.

"Ooh itu tadi saya mengantarkan kopi untuk mas Arkan nona Zeline" sahut Tini cepat

"Oh ya, dan baru keluar jam segini, kopi apa yang anda antarkan untuk papa saya itu mbak Tini, jangan bohongi saya, apa anda juga mau saya perlihatkan video saat anda masuk keruangan kerja papa saya tadi malam" ancam Zeline

Membuat mbak Tini langsung terduduk didepan Zeline sambil menangis dan mengatupkan kedua tangannya meminta maaf.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

memang pada dasarnya yang bejat si Arkan, penjahat kelamin dia

2025-02-27

0

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

dihhh si arkan penjahat kelamin

2025-02-27

0

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

Lanjut thor

2025-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!