17 tahun Kemudian.
"Zeline cepat bawa kemari minumnya, kamu ngapain dari tadi sampai minuman tidak ada dimeja makan" bentak nyonya Lucy menyuruh Zeline mengambil minuman untuk mereka makan sekeluarga
Dengan tergesa gesa Zeline mengantarkan minuman yang diminta oleh nyonya Lucy.
"Maaf nyonya besar, tadi saya harus mencuci piring dulu jadi agak telat mengantarkan minuman ini" ucap Zeline sambil meletakkan minuman yang dia bawa dari dapur.
"Makanya kerja yang benar, jangan suka asal asalan" ucap nyonya Dania pada anak tirinya itu.
Sedangkan tuan Arkan hanya diam melihat sikap mama dan istrinya pada putri nya itu, Zeline adalah putri Arkan dari Hanum
Hanum sudah meninggal saat Zeline berumur 3 tahun, mendengar Hanum sudah meninggal tuan Arkan segera mengambil putrinya itu, karena memang sudah tidak punya saudara lagi selain dirinya sebagai ayah biologis Zeline
*Menjemput Zeline*
"Tuan Arkan, saya hanya mau mengabarkan kalau nona Hanum sudah meninggal semalam karena sakit" ucap mbok Mar pada tuan Arkan saat tuan Arkan mau berangkat ke kantor.
"Apa mbok? Hanum meninggal, siapa yang mengabari mbok Mar" tanya tuan Arkan
"Semalam keponakan saya yang mengabari saya" balas mbok Mar.
Mereka bicara sambil berbisik di dekat mobil tuan Arkan diluar garasi mobil di kediaman ini, mbok Mar sengaja menunggu tuan Arkan dengan membersihkan halaman depan pagi ini.
Setelah melihat tuan Arkan mau masuk kemobil nya mbok Mar bergegas menghampiri majikan nya itu.
Tuan Arkan termenung untuk sesaat dia sedang memikirkan Zeline putrinya dengan Hanum yang akan hidup sendiri diluar sana.
"Maaf tuan Arkan, saya sedang berpikir untuk berhenti kerja agar bisa menemani Zeline untuk tumbuh besar, hari ini saya akan pergi melayat kerumah Hanum" jelas mbok Mar
"Jangan berhenti mbok Mar, saya akan membawa Zeline untuk tinggal dikediaman ini, nanti tolong mbok Mar bantu merawat Zeline, karena saya yakin mama dan Dania tidak akan mau menerima kehadiran Zeline ditengah keluarga ini" terang tuan Arkan
Selama ini Arkan selalu memantau kehidupan Hanum dan putrinya Zeline, dia tiap bulan selalu mengirimkan uang melalui mbok Mar tanpa sepengetahuan Hanum, karena Hanum selalu menolak apa yang dia berikan.
Dan Arkan juga memberikan modal untuk Hanum membuka warung didepan rumahnya, semua melalui mbok Mar awalnya mbok Mar tidak mau melakukan apa yang diperintah tuan Arkan, tapi dia kasian melihat Hanum hidup susah selama kehamilan nya, karena tidak ada yang mau mempekerjakan Hanum karena sedang hamil.
Tuan Arkan sampai hari ini merasa sangat bersalah pada Hanum dan putrinya itu, untung mbok Mar mau diajak kerjasama untuk memberikan uang untuk kebutuhan Zeline dan Hanum.
"Mbok Mar carilah alasan untuk pergi takziah kerumah Hanum, biar mama dan Dania tidak curiga, karena saya hari ini akan langsung membawa Zeline kerumah ini"
"Zeline dan Hanum sudah cukup menderita karena ulah saya, tidak mungkin untuk kali ini saya meninggalkan Zeline hidup sebatang kara didunia ini, sedangkan saya sebagai ayahnya masih ada" ungkap tuan Arkan.
"Terima kasih tuan" ucap mbok Mar
"Sama sama mbok Mar, saya akan langsung kerumah Hanum" sahut tuan Arkan.
Hanum tinggal didekat rumah ponakan nya mbok Mar, jadi ponakan mbok Mar sudah kenal dengan tuan Arkan dan dia juga tau kalau Zeline adalah putri dari tuan Arkan.
Mbok Mar masuk lagi kedalam rumah bersiap siap untuk menyelesaikan pekerjaan nya pagi ini, setelah itu dia akan mencari alasan untuk bisa keluar dari kediaman ini agar bisa melayat kerumah Hanum.
"Sepertinya aku tidak bisa keluar hari ini, suasana hati nyonya besar sedang tidak baik, kalau saya minta izin keluar rumah dan nanti siang tuan Arkan datang dengan membawa Zeline, pasti mereka akan curiga kepadaku"
"Karena waktunya sangat kebetulan sekali, demi kebaikan aku dan Zeline mending nanti saja aku kemakam nya Hanum, lebih baik aku menanti saja kedatangan Zeline putri Hanum kekediaman ini"
"Pasti akan terjadi keributan besar dirumah ini dengan kedatangan Zeline, aku tidak mau menambah masalah baru, semoga saja Zeline bisa kuat tumbuh besar dikediaman ini"
"Karena aku lihat tuan Arkan sangat penurut pada mamanya dan selalu mengalah terhadap nyonya Dania, tapi kalau Zeline tidak tinggal disini mau dimana lagi" gumam mbok Mar dalam hatinya.
Lalu mbok Mar memberi kabar pada ponakan nya mengenai kedatangan tuan Arkan yang akan membawa Zeline tinggal dikediaman tuan Arkan setelah pemakaman Hanum.
Dan mbok Mar juga menceritakan alasan dia untuk tidak datang melayat ke rumah Hanum saat ini.
"Tolong pakaian dan barang barang Zeline disiapkan ya nduk, agar nanti tuan Arkan tidak menunggu lama, jadi setelah pemakaman tuan Arkan akan langsung pulang kekediaman nya bersama Zeline" mbok Mar mengirim pesan pada ponakan nya.
[Iya bude, setelah ini langsung disiapkan barang barang Zeline, yang akan dia bawa kesana, syukurlah ayahnya mau membawa Zeline kekediaman mereka, kalau tidak kasian sekali Zeline]
"Iya nduk kamu segera rapikan barang Zeline, sebentar lagi tuan Arkan mungkin akan sampai dirumah duka, bude mungkin nanti cari waktu untuk kemakam Hanum, bude menahan diri untuk tidak datang melayat sekarang demi kebaikan Zeline" jelas mbok Mar
[Iya bude, aku mengerti, yo wes aku mau siapkan barang penting milik Zeline, nanti tolong bude simpan ya] balas ponakan mbok Mar.
Tidak berapa lama tuan Arkan sudah datang dikediaman keponakan mbok Mar.
"Mana Zeline...sama siapa Zeline sekarang?" tanya tuan Arkan ketika baru sampai dirumah kontrakan Hanum yang mana orang orang sudah bersiap siap untuk pergi kepemakaman untuk mengubur jenazah Hanum.
"Itu tuan Arkan, zeline sedang bermain bersama anak saya" jawab ponakan mbok Mar
"Saya akan membawa Zeline ikut tinggal bersama dengan saya, apa barang Zeline ada yang perlu saya bawa biar nanti mbok Mar yang simpan" ucap tuan Arkan
"Ada tuan, tidak banyak barang Zeline, saya sudah siapkan dari tadi tunggu sebentar" jawab ponakan mbok Mar sambil masuk kedalam rumah nya dan memberikan tas yang berisi barang dan pakaian Zeline yang sudah dia ambil dikontrakan Hanum tadi.
"Terima kasih, nanti saat ke pemakaman kamu ikut saya saja dimobil bersama Zeline agar Zeline tidak menangis dan saya juga bisa mendekatkan diri pada Zeline, biar nanti gampang membujuk nya untuk ikut pulang bersama kekediaman saya" jelas tuan Arkan
Ponakan mbok Mar hanya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti, bersamaan dengan para pelayat yang akan mengantar kan ke pemakaman, tuan Arkan pun pergi dengan menggendong putrinya Zeline.
*Kediaman tuan Arkan*
"Kamu bawa anak siapa pa, kamu nggak kekantor" tanya Dania ketika melihat suaminya datang membawa anak kecil kekediaman mereka.
"A-aku bawa Zeline...." jawab tuan Arkan dengan gugup ternyata dia tetap tidak berani kalau sudah berhadapan dengan Dania dan mamanya, apalagi masalah Zeline dan Hanum
Semenjak masalahnya dengan Hanum diketahui oleh Dania, sejak saat itu Arkan benar benar tidak berani berbuat salah lagi, dia akan bermain rapi diluar rumah, agar istrinya tidak curiga.
Arkan dari dulu memang banyak mempunyai teman wanita, dengan wajah tampan dan kekayaan yang dia miliki, membuat Arkan gampang sekali menaklukkan wanita di dalam saat yang sama.
Dania mengetahui kalau Arkan banyak punya teman wanita, makanya saat sudah menikah Dania selalu cemburu dan curiga kalau Arkan pulang telat dari kantor, Dania sangat membatasi pergaulan Arkan, dia juga meminta mama Arkan untuk melakukan itu.
"Iya itu anak siapa Arkan!" tanya nyonya Lucy dengan suara keras membuat Zeline terkejut dan langsung menangis karena takut, Arkan langsung memeluk putrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Teh Euis Tea
kanapa hanum di bikin meninggal sih thor kan kadian zeline jd menderita di rmh arkan wlupun arkan bpknya tp kan arkan lelaki cemen mental krupuk kena air kempes
2025-02-25
0
Sugiharti Rusli
kenapa sedih yah bacanya, ternyata bukan cuma Hanum yang jadi korban keluarga Arkan, bahkan putrinya juga mengalami nasib yang serupa😪😪😪
2025-02-24
0