Hanum berjalan masuk kedalam kamarnya meninggalkan tuan Arkan dan istrinya Dania yang masih terdiam setelah mendengarkan sumpah yang diucapkan oleh Hanum tadi, hati mereka tergetar mendengar sumpah itu.
Dania terlihat memegang perutnya menahan sakit dan ngilu yang tiba tiba dia rasakan, dia meringis menahan perutnya yang tegang, itu membuat tuan Arkan panik dan takut kalau istri dan anak nya jadi kenapa napa.
"Sayang mana yang sakit, kita kedokter saja ya, mas takut terjadi apa apa sama kalian berdua, ini keringat kamu keluar menahan sakit" ajak tuan Arkan
"Ini sakit sekali mas, aku tidak kuat tolong diusap usap perut aku mas , mungkin anak kita bisa tenang dan tidak ikutan marah melihat tingkah buruk kamu itu" sindir Dania
"Iya sayang, maaf..." sahut tuan Arkan, setelah melakukan hal yang disuruh Dania tadi pelan pelan bayi mereka tenang didalam kandungan Dania
"Dasar wanita murahan sudah tau salah berani beraninya malah berkata seperti itu ke keluarga kita, memang dia siapa bisa menghancur kan kekayaan keluarga kita" ucap Dania sambil mengusap perutnya yang tadi sedikit tegang karena mendengarkan apa yang terjadi antara suaminya dan art nya itu.
"Sudahlah Dania, jangan dipikirkan ucapan orang yang sedang marah dan kecewa itu akan menambah beban pikiran kamu dan dapat merusak pertumbuhan bayi yang ada di dalam kandungan kamu saat ini" ucap tuan Arkan
"Jangan banyak bicara mas, kamu sudah tau salah masih saja bela wanita itu, atau kamu cinta sama dia sampai harus menghamilinya dengan cara dipaksa begitu"
"Aku akan kasih tau mama dan papa, biar kamu kapok mas, tidak lagi berbuat seperti ini" tegas Dania menatap tajam kearah Arkan yang hanya bisa diam
"Mas khilaf malam itu, aku sangat ingin sekali tapi kamu lagi sakit dan dalam keadaan hamil juga, mas jadi gelap mata ketika melihat Hanum" jelas tuan Arkan
"Alasan kamu saja mas, pakai kata khilaf, apa dengan begitu bisa dimaafkan perbuatan kamu itu, aku curiga kalau kamu bohong, soal baru sekali melakukan hal seperti ini mas" tukas nyonya Dania
Rasa cintanya yang teramat besar membuat Dania tutup mata atas kesalahan yang telah dilakukan oleh suaminya saat ini.
"Benar sayang, mas baru kali ini melakukan itu, mas janji tidak akan melakukannya lagi, mas minta maaf sayang" rayu tuan Arkan sambil menatap dengan mesra wajah Dania istri yang sudah 5 tahun hidup bersama nya.
Dania terlahir dari keluarga berada juga, dia dua bersaudara dengan adiknya yang bernama Daniel, kedua orang tua Dania sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
"Aku masih sakit hati karena tingkah kamu ini mas, aku belum bisa memaafkan mu saat ini, mungkin berjalannya waktu aku bisa memaafkanmu, dengan kamu mau mengusir wanita itu itu sudah memperlihat kan itikad kamu masih ingin mempertahankan rumah tangga kita" terang Dania
"Ayo kita kekamar sayang, biarkan wanita itu pergi dari kediaman kita ini" ajak tuan Arkan dia memperlihat kan pada Dania kalau saat ini dia tidak peduli dengan Hanum yang sudah dia hancurkan hidupnya.
Sesampai dikamar Dania langsung merebahkan tubuhnya diranjang mereka yang cukup luas, Arkan membantu Dania untuk merapikan selimut yang menutupi tubuh Dania
"Mas kamu mau kemana?" tanya Dania ketika melihat suaminya mau berjalan keluar kamar tidur mereka berdua.
"Mas mau memastikan wanita itu pergi dari kediaman kita, jangan sampai wanita itu mengancam keluarga kita dengan menyebarkan berita ini, mas urus wanita itu sebentar sayang" jelas Arkan dia benar benar pintar sekali mengambil hati Dania yang sudah cinta mati sama suaminya itu.
*Hanum*
Setelah sampai didalam kamarnya Hanum langsung terduduk dipinggir tempat tidurnya dikamar yang kecil itu, Hanum menangis dia tumpahkan semua sedih dan marah nya yang menyesakkan dadanya sedari tadi dia tahan didepan tuan Arkan dan istrinya.
Setelah melepaskan tangisnya sekarang hati Hanum sedikit lega dan dia sudah mulai tenang lagi, Hanum mengusap sisa sisa air mata yang membasahi pipinya.
Hanum berdiri dari duduknya dan berjalan kearah lemari pakaian kecil yang ada di pojok kamarnya itu, dia mengambil tas dan mengisi dengan semua pakaian dan barang nya yang lain, tidak banyak barang yang Hanum punya dia hanya membawa dua tas.
Tiba tiba terdengar ketukan dipintu kamar Hanum, segera Hanum membukanya setelah tadi dia intip dulu siapa yang mengetuk kamarnya dari luar.
"Eh mbok mar masuk mbok" sapa Hanum mengajak mbok Mar yang selama ini selalu baik dengan nya.
"Apa nak Hanum akan pergi sekarang dari kediaman ini" tanya mbok mar langsung menanyakan pada Hanum katena tadi dia sempat mendengar pertengkaran Hanum dan pasangan suami istri yang menjadi majikan mereka.
"Iya mbok, Hanum akan pergi segera untuk apa disini lama lama toh besok juga akan diusir sama orang orang kaya ini" sahut Hanum
"Kamu mau pergi kemana Num, apa kamu punya saudara di kota ini, kalau tidak kamu kerumah ponakan mbok saja dulu untuk hari ini" ucap mbok Mar dia ukut prihatin dengan masalah yang dihadapi Hanum.
"Belum tau mau kemana mbok yang penting keluar dulu dari kediaman ini, hanum sudah tidak punya saudara mbok" sahut Hanum
"Kasian sekali nasib kamu nak, dilecehkan sampai hamil begini malah dituduh macam macam sama nyonya Dania" ungkap mbok Mar
"Mau bagaimana lagi mbok Mar, semua sudah terjadi mungkin memang sudah nasib Hanum begni mbok" sahut Hanum sambil mengusap matanya yang basah oleh air mata kesedihan.
Ketika sedang mau berpamitan dengan mbok Mar tiba tiba muncul tuan Arkan di depan kamar Hanum yang terbuka, mbok Mar segera berdiri dari duduknya mau keluat dari kamar itu, karena dia tau pasti majikannya mau bicara dengan Hanum.
"Jangan keluar mbok, nanti saya dihina lagi sama nyonya dibilang perempuan gatal dan murahan yang hanya bisa menggoda tuan Arkan" ucap Hanum sambil menarik tangan mbok Mar agar kembali duduk.
"Maafkan saya Hanum, saya tau saya salah tapi saya tidak bisa menikahi kamu, tapi saya akan bertanggung jawab kepada anak ku yang ada dirahim mu saat ini" ucap tuan Arkan sembari menatap mata Hanum yang sudah bengkak karena menangis.
"Bukannya anda tadi menyuruh saya untuk memggugur kan kandungan saya ini, demi menutupi perbuatan bejat anda tuan Arkan"
"Saya tidak akan bisa memafkan anda tuan Arkan, perbuatan anda kepada saya sangat jahat, saya tidak menyangka ada manusia seperti anda di muka bumi ini" balas Hanum
"Saya minta maaaf dan saya akan memenuhi semua kebutuhan bayi yang ada dikandungan anda saat ini Hanum jangan menolak, saya tau kamu sebatang kara didunia ini"
"Asisten saya akan mengantarkan kamu kerumah yang sudah saya persiapkan untuk kamu dan anakku dan mbok Mar ikutlah bersama dengan Hanum, hanya itu yang bisa saya lakukan saat ini, saya tidak bisa berbuat lebih dari ini" jelas tuan Arkan dengan suara pelan
Hanum menatap tajam pada laki laki yang telah merusak masa depan nya itu, dia tidak punya saudara lagi, tidak ada tempat dia mengadu dan meminta bantuan untuk menghadapi masalah ini.
"Jangan sok baik kepada saya dan anak yang ada dalam kandungan saya ini tuan Arkan, saya menolak semua bantuan anda!" tegas Hanum membuat tuan Arkan terdiam dia merasa canggung saat ini, karena ada mbok Mar juga mendengarkan perdebatan mereka ini.
Arkan masih diam mematung berdiri ditempatnya sambil menatap kearah Hanum dengan rasa bersalah yang besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sugiharti Rusli
harga diri di atas segalanya yah Nun,,,
2025-02-23
0
Rabiatul Addawiyah
Keren Hanum
2025-02-24
0