BAB 18. Kepalsuan

Asholaatu khoiru minannar......

Terdengar suara azan subuh dikuman

dangkan. Bagas yang tidak bisa tidur setelah mengalami mimpi buruk, semalaman dia hanya merenungi nasibnya. Bagas merasa hidupnya lagi tidak baik-baik saja. Mengingat segala kejadian aneh yang terjadi padanya dan keluarganya. Bagas menyayangkan sikapnya dahulu yang telah berbuat keji kepada wanita yang sangat iya sayangi. Sekarang barulah dia menyesali segala perbuatannya dahulu.

Tapi semua telah terlambat.

Nasi telah menjadi bubur. Itulah perumpamaan yang sesuai untuk permasalahan Bagas saat ini. Sekarang ini dia hanya bisa menerima nasibnya dengan lapang dada dan tidak lupa juga dia berserah diri kepada Tuhan, meminta pertolongan tuhan agar semua bisa jauh lebih baik.

Bagas beranjak dari tempat tidurnya berjalan menuju kamar mandi, iya hendak mengambil air wudhu sebelum menjalankan shalat subuh.

Setelah shalat subuh, lalu Bagas berzikir dan berdoa kepada tuhan, memohon ampun atas segala dosa yang pernah iya perbuat selama hidupnya. Bagas seakan menyadari bahwa hidupnya memang tidak lama lagi. karena Bagas sadar Sukma telah kembali untuk membalas dendam kepadanya.

Tok...Tok....

Tiba-tiba terdengar ada suara orang mengetuk pintu dari arah depan rumah. Bagas melipat sajadahnya dan berjalan ke depan hendak membuka pintu.

"Dika....." Bagas Terkejut melihat di depan pintu ada Dika.

Dika langsung masuk kedalam rumah dan duduk di sofa tanpa di suruh terlebih dahulu.

Bagas menyadari sesuatu, pastinya Dika juga telah merasakan apa yang telah dia rasakan dan kedatangannya hendak membicarakan hal tersebut.

"Dika, mas turut berduka atas meninggalnya anakmu" ujar Bagas

"Mas ada melihatkan, apa yang terjadi semalam?" tanya Dika tegas.

"Mas ikut merasakannya juga, bukan ?"

"Ya tuhan"... Bagas mengusap wajahnya kasar

"Tuhan..... Tuhan...

Semua yang terjadi semalam bukan kaitannya dengan tuhan.

"Siapapun yang melakukan ini,,

"Apapun itu. . Yang telah merenggut anakku tidak ada kaitannya dengan tuhan"

"Aku dapat merasakan kehadirannya di daerah sini, aku juga bisa merasakan hasrat dendamnya. Dan ini bukan pertama kalinya aku merasakannya". Tegas Dika

Bagas hanya menundukkan wajahnya mendengarkan semua ucapan dika dengan penuh amarah.Bagas tau apa yang dirasakan Dika saat ini. Selepas meninggal anak dalam kandungan istrinya Dika sangat terpukul. Sama halnya dengan yang dirasakan tak kala Riyan meninggal dunia.

"Kita semua akan mati mas, semua itu karena ulahmu mas" Tegas Dika menunjuk ke arah Bagas.

Dika berdiri dari sofa dan beranjak pergi meninggalkan Bagas.

"Dika.......... Dik... Mau kemana kamu". Bagas mencoba menghalangi Dika dan mencoba menjelaskan yang sebenarnya terjadi

tapi Dika tidak menghiraukannya dan langsung pergi dari rumah itu.

Melihat Dika yang pergi begitu saja bagas hanya termenung di sofa memikirkan perkataan Dika tadi.

Tak sadar semua perbincangan mereka di sofa itu telah di dengar oleh Liza yang dari tadi mengintip mereka. Awalnya Liza tidak terlalu memperdulikannya, mungkin hanya perbincangan kecil antar adik dan Abang.

Namun ketika Dika mulai menyinggung masalah balas dendam seseorang membuat Liza semakin bingung. Liza mulai berspekulasi bahwa semua kejadian yang dialaminya ada kaitannya dengan dendam yang dimaksudkan Dika tadi.

Liza merasa dibohongi,, Hatinya hancur karena keterangan yang di buat Bagas saat menikah dengan nya istri pertama Bagas telah pergi meninggalkan kan Bagas dan anaknya. Itu semua dilakukan karena dia tidak mau menikah dengan Bagas.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***