Datang Teror

"Ahahaha.... Geli mas" Lisa menepis tangan Bagas lembut.

"Ambil ini...." Bagas menggelitik Liza yang sedang berbaring di atas tempat tidur.

Tok..tok....

Tiba-tiba pintu kamar mereka ada yang mengetuk keras. Membuat mereka kaget dan terdiam sejenak.

"Siapa mas?".. Tanya Liza panik

" Mas juga gak tau sayang".. jawab Bagas cepat. sambil membuka pintunya.

"Gak ada siapa-siapa".....

Bagas kembali menutup pintu dan dan menuju tempat tidurnya.

Saat hendak ingin merebahkan tubuhnya tiba-tiba pintu kembali ada yang mengetuk.

Tok..tokkkk..

"Siapa sih masss,, kok jadi serem ya?" tanyak Liza lagi dengan takut

"Udah, biar mas aja yang buka ya!" Bagas yang santai kembali membuka pintu

Ceklekk..... ketika pintu dibuka terlihat bagus yang sedang berdiri di depan pintu.

"Oh kamu nak, papa kirain siapa tadi. Ada apa sayang?" tanya Bagas lembut sambil mengusap kepala bagus

" Kamu belum tidur sayang?" Liza yang tadinya masih di atas kasurnya mencoba menghampiri anak tirinya tersebut.

Walaupun hanya anak tiri, tapi Liza terlihat sangat menyayangi bagus dengan tulus. Sangat terlihat dengan sikap dan bagaimana dia memperlakukan bagus dan mengurus bagus.

"Bagus gak bisa tidur Tante" ucap bagus dengan polosnya.

"Yaudah Tante temenin kamu ya". Bagas dan Liza membawa bagus kembali ke kamarnya.

Ketika sampai dikamar bagus, mereka kaget saat pintu jendela kamar itu sudah terbuka lebar.

"Kenapa jendelanya terbuka begini?" Bagas menutup kembali pintu jendela kamar bagus

" Tadi aku lihat hantu pah". Sentak bagus ketakutan.

"Mana ada hantu sayang,," ujar Bagus

"Ada pah di situ" Bagus menunjuk ke arah jendela"

"Hantunya pakai baju hitam" ucap bagus yang masih ketakutan.

"Yaudah disini ada papa yang temenin kamu ya, ntar kalau hantunya datang lagi biar papa usir dia ya" mencoba menghibur Bagus yang ketakutan.

"Disini juga ada Tante yang peluk kamu sayang" Liza memeluk bagus erat

"Panggil mamah dong,, kita kan sekarang keluarga" Ucap Bagas yang ikut memeluk mereka.

Melihat Bagus yang begitu ketakutan, Bagas dan Liza memutuskan untuk tidur di kamar Bagus, mencoba menghibur Bagus dengan mengajaknya bercanda dan membacakan dongeng sebelum tidur.

Bagas membacakan buku dongen disamping bagus dan Liza memeluk dan mengusap-usap rambut bagus hingga dia tertidur pulas.

Niat Sukma hanya ingin bertemu dengan anaknya, dia merasa sangat rindu kepada anaknya itu. Selama lima tahun terakhir Sukma tidak pernah sekalipun melupakan anaknya tersebut. Setiap harinya menangis membayangkan nasib anaknya yang diambil Bagas.

Tapi dikarenakan rasa sakit hati Sukma kepada Bagas dan sahabatnya membuat Sukma membulatkan tekad untuk belajar ilmu hitam dengan Mbah Inah. Demi membalaskan dendamnya.

Sukma sadar betul, jika iya kembali hanya bermodalkan diri dan mencoba melapor polisi juga akan sia-sia. Dikarenakan keluarga Riyan sangat kaya. Keluarga nya bisa saja membeli hukum dengan uangnya.

ada uang ada kuasa, begitulah kata umpama yang biasa disebut kebanyakan orang diluar sana.

Untuk saat ini Sukma hanya bisa melihat anaknya dari jauh. Dan memantau keadaan dari kejauhan.

Selama ini bagus tidak pernah melihat ibu kandungnya sendiri dan Bagas juga tidak pernah memberikan foto ibunya.

Jadi ketika Sukma mendatanginya, hanya akan terlihat seperti orang asing baginya.

Bahkan Bagas yang selama ini mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal saat melahirkan Bagus.

Mereka mulai terlelap dalam keadaan saling memeluk bagus.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***