Bab 16 Bertemu Yumna

Keesokan harinya, seperti biasa Viona melaksanakan sholat subuh. Viona mendengar suara pintu diketuk. Pagi-pagi sekali Arya mengetuk pintu kamar Viona sekedar mengantarkan sarapan berupa bubur Bandung.

Zara mengintip dari balik tirai jendela kamarnya. Zara baru pertama ini melihat bos mereka mengantarkan makanan untuk karyawan di pagi buta. Kebiasaan Arya yang diketahui Zara adalah begadang dan sering bangun siang. Bekerja di sore hari.

Viona menghabiskan sarapan dan sudah siap dengan seragam kerjanya. Viona keluar dari kamar berdiri di depan pintu menunggu teman-teman yang lain.

Satu persatu teman kerja Viona keluar. Mereka saling menyapa. Ada sekitar 15 orang termasuk Viona. Mereka jalan kaki menuju restoran bersama-sama.

Sebelum bekerja mereka berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Mereka mulai bekerja. Zara seperti janjinya mengajarkan Viona cara kerja di mesin kasir.

Waktu menunjukkan jam 10 pagi. Pengunjung mulai berdatangan. Viona mulai memperhatikan cara kerja teman-temannya yang lebih senior darinya. Viona mulai melayani pelanggan pertamanya dengan bantuan Zara.

Restoran hari ini ramai pengunjung. Tidak seperti hari-hari biasa. Teman-teman Viona semangat kerja.

"Gaeeesss, restoran hari ini rame. Semangat!" teriak Bambang.

"Emang sebelumnya sepi ya?" tanya Viona pada Zara.

"Iya, beberapa bulan terakhir memang sedikit sepi. Kami jadi kasian sama Bos. Dia mencari pinjaman tuk bayar gaji karyawan," bisik Zara.

"Alhamdulillah, yakin, besok dan seterusnya pasti rame," Viona menengadahkan tangannya.

"Aamiin," sahut teman-temannya.

Waktu pun terus berlalu, tak terasa sebulan sudah Viona bekerja di restoran. Dalam sebulan pendapatan restoran naik. Entah karena kebetulan ataukah kehadiran Viona membawa rezeki bagi restoran Arya.

Arya tidak malu-malu memberikan perhatiannya kepada Viona di depan karyawannya. Zara yang penasaran bertanya apakah Viona dan Arya menjalin hubungan.

"Zara, aku sudah menikah. Suamiku sedang bekerja di luar negeri. Aku juga lagi butuh kerjaan. Kak Arya adalah keluarga dari suamiku," Viona memberikan penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman walaupun Viona berbohong tentang suaminya.

"Oh kirain. Sebelumnya Bos gak pernah seperti ini memberikan perhatian yang lebih kepada karyawannya," kata Zara.

Di dalam hati, Zara sangat bersyukur karena tidak ada hubungan apa-apa antara Arya dan Viona. Zara diam-diam menyukai bosnya.

Restoran semakin hari semakin ramai. Pendapatan Arya semakin meningkat. Arya berencana memberikan bonus kepada semua karyawannya. Arya mentraktir semua karyawannya makan di luar.

"Terima kasih banyak Bos. Semoga restoran kita semakin rame. Biar kita juga sering dapat bonus," kata Bambang.

"Aamiin," sahut yang lain.

"Terima kasih juga untuk kalian yang masih setia bersama saya. Di saat restoran sepi, kalian tetap ada," ucap Arya.

Mereka semua menikmati makanan bakar-bakaran yang tidak ada di menu restoran mereka. Makanan seperti nila bakar, gurame bakar, ayam bakar dengan lalapan atau sayuran berkuah dan tumis.

Viona merasa puas dengan makanannya. Tidak seperti biasanya, porsi makan Viona hari ini naik tiga kali lipat. Entah karena makanannya sesuai selera atau bawaan bayi yang ada di dalam perutnya.

Viona menuju kamar kecil. Viona berjalan ke belakang restoran. Viona mendengar seseorang memanggil namanya.

"Viona!"

"Yumna!"

Mereka berdua saling berpelukan sambil meneteskan air mata.

"Viona. Tega kamu meninggalkan kami tanpa kabar berita. Apa kamu sudah melupakan Kak Alva, Mama, Kak Bima dan Bunda?"

Viona menangis. Viona minta izin sebentar ke kamar mandi. Tidak berapa lama Viona keluar dari kamar mandi dan mencari tempat yang sedikit sepi.

Yumna kebetulan ke Kota Anjar Aru karena keluarganya sedang mengadakan syukuran di restoran yang sama dikunjungi Viona. Bunda Ena tidak ikut karena sekarang bantu-bantu mama Warda jualan kue di kiosnya.

Yumna juga cerita bagaimana khawatirnya keluarga Viona. Mertua Viona sampai menyebar orang untuk mencari Viona.

Viona takut pulang ke rumah. Karena mendengar cerita dari Arya. Mertuanya marah karena Viona hamil anak orang lain. Dan Alvaro koma karena hal itu.

"Siapa yang bilang begitu? Semua itu bohong Viona. Yang ada mereka semua sangat mengkhawatirkan kamu. Kak Alva tidak koma. Kak Alva menunggumu," Yumna meyakinkan Viona.

"Masa sih? Kok Kak Arya bohong?"

"Kak Arya siapa sih? Kok bisa kenal mertua kamu?"

"Sepupu Kak Alva," jawab Viona.

"Viona, ayo kita pulang. Aku curiga Kak Arya itu ada maksud jahat sama kamu," Yumna mengambil ponselnya dan mengirim lokasinya kepada Bima.

"Masa sih? Kak Arya sudah beberapa kali menolongku," kata Viona.

"Viona. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa," tiba-tiba Arya ada di belakang mereka.

"Kak Arya, kenalin ini Yumna," Viona berdiri mengenalkan Yumna.

"Halo Kak," sapa Yumna.

Arya menatap Yumna yang berdiri di samping Viona. Mereka berdua jika diperhatikan mirip. Mungkin karena mereka dekat satu sama lain.

"Halo. Yumna apa mau gabung sama kami?" ajak Arya.

"Sebentar lagi saya mau balik sama keluarga saya Kak. Hmm, btw, Viona ingin ikut saya malam ini ke tempat keluarga saya," Yumna menarik tangan Viona.

"Iya Kak Arya. Aku izin ya mau ke tempat Yumna," pinta Viona.

"Ayo aku antar kalian," Arya kembali ke pendopo untuk pamit ke karyawannya.

Yumna membawa Viona ke depan restoran menunggu seseorang. Dan seseorang yang ditunggu memasuki halaman restoran. Yumna sedikit berlari melambai-lambaikan tangannya ke arah mobil itu.

Viona tidak melihat siapa yang ditunggu Yumna yang duduk di belakang setir mobil. Secara mendadak Arya menarik tangan Viona dan memasukkannya ke dalam mobil. Arya dengan cepat mengunci Viona di dalam mobil.

"Viona!" Yumna berbalik mengejar mobil Arya yang membawa Viona.

"Yumna masuk!" Bima membuka pintu mobil.

Yumna masuk ke dalam mobil. Bima mengejar mobil Arya yang melaju kencang di depannya. Yumna secara singkat memberitahu Bima alasan Viona lari dari rumah.

"Siapa Arya?" Bima masih fokus dengan setirnya.

"Sepupu Kak Alva," jawab Yumna.

Bima terus mengikuti mobil Arya yang meliuk-liuk di jalan raya. Bima dengan bantuan Yumna menghubungi Raka dan mengirim lokasi mereka sekarang. Bima mengatakan saat ini Viona diculik Arya.

"Apa! Tuan Arya menculik Nyonya Viona?" terdengar suara kaget Raka dari balik telepon.

"Viona? Viona bersama Arya? Hati-hati Arya bisa nekat!" teriak Alvaro dari telepon.

Yumna memberitahu Arya yang sudah meracuni pikiran Viona sehingga Viona takut kembali ke rumah. Tentu saja cerita Yumna membuat Alvaro meradang marah. Ternyata tidak hanya Syakira yang ingin memisahkan mereka, Arya juga.

Bima terus berusaha mengejar mobil Arya. Di dalam mobil terlihat Viona memukul-mukul kaca belakang mobil dan kaca samping mobil. Viona terlihat pucat. Viona terus memukul kaca mobil. Dan akhirnya Viona memuntahkan isi perutnya di kaca belakang mobil bagian dalam.

Viona merasakan mual yang sangat. Kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang. Dan Viona melihat Arya yang panik dari balik kaca spion menatapnya.

"VIONA! AWAAAAAAAAS!" teriak Arya.

BRAAAKKKK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***