Bab 15 Cerita Putri

Bima terus berusaha mencari keadaan Viona. Bima selama seminggu ini mencoba mencari informasi dari teman sekolah Viona yang bernama Putri.

Bima dengan sengaja mengakrabkan diri dengan cara mengirim pesan ke aplikasi berwarna hijau milik Putri. Bima bahkan mengajak Putri ketemuan di sebuah Cafe.

Bima tahu selama ini Nura menyukainya. Nura bahkan tidak malu menunjukkannya saat Nura bertamu ke rumahnya. Tapi Bima sama sekali tidak menyukai Nura. Bima pernah melihat Nura melakukan pembullyan di sebuah mall bersama teman-temannya.

Tidak hanya sekali, Bima sering melihat Nura membully. Bima sempat melarang Viona bergaul dengan Nura tapi Viona selama ini tidak pernah melihat Nura berbuat jahat. Nura selalu baik terhadap Viona.

Bima dan Putri bertemu di depan Cafe. Mereka masuk ke dalam Cafe bersama. Bima memesankan berbagai makanan dan minuman untuk Putri.

"Kak Bima, kok Nura gak diajak sih? Bukannya Kak Bima dan Nura lagi PDKT?" Putri sengaja mencari tahu.

"Siapa bilang?" Bima tertawa kecil.

"Nura yang bilang," terukir senyuman di bibir Putri.

"Mungkin Nura yang ke ge er an kali. Kak Bima biasa aza tu. Kak Bima suka gadis yang jujur, tidak munafik," jawab Bima.

"Munafik?" Putri mengernyitkan keningnya.

"Ya begitulah. Hmmm btw, kok Kak Bima gak pernah liat kamu ke rumah. Kamu gak temanan gitu sama Viona?"

"Hmm, sebenarnya Viona orang yang baik. Tapi ...." Putri menghirup minuman dinginnya.

"Tapi apa?"

"Kata Nura, Viona itu orangnya bermuka dua. Tampang aza sok alim. Tapi di belakang, Viona nakal. Karena itu aku gak suka sama Viona. Maaf Kak Bima aku jujur," Putri menunduk.

"Gitu ya. Sewaktu Nura ulang tahun kamu diundang gak?"

"Gak. Emang Nura ulang tahun?" Putri terlihat tidak senang.

Bima mengatakan di hari ulang tahun Nura, Viona secara dadakan diundang Nura. Viona datang ke sebuah hotel. Nura merayakan ultahnya di salah satu kamar hotel. Dan pada saat itu Nura berniat mencelakai Viona.

"Mencelakai gimana Kak?"

"Viona diberikan minuman yang sudah tercampur dengan obat perangsang," jawab Bima.

"Masa sih Kak? Nura jahat banget?" Putri terlihat tidak percaya.

Bima mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video sewaktu Nura menerima minum dari preman.

"Itu Viona Kak," tunjuk Putri.

"Putri, Kak Bima mau minta tolong, apa yang membuat Nura benci banget sama Viona. Kok Nura menyebar fitnah tentang Viona. Padahal dia sendiri yang berbuat jahat ke Viona."

Putri menghela napas. Putri kemudian cerita kehidupan Nura. Nura anak tunggal yang selalu dituruti semua kemauannya. Tapi Nura harus dituntut menjadi nomor satu di segala bidang.

Selama duduk di bangku SMA, Nura selalu mendapatkan peringkat kedua. Seberapa kerasnya Nura belajar tetap menjadi peringkat kedua.

Kedua orang tua Nura merasa gagal mendidik Nura. Mereka tidak mau tahu, yang mereka inginkan Nura menjadi peringkat pertama di sekolah.

Pernah suatu hari, kedua orang tua Nura pergi ke luar kota. Nura meminta Putri datang ke rumahnya. Nura marah dan mengamuk. Nura memaki-maki Viona. Semua gara-gara Viona.

Pada saat itu Putri melihat di belakang tubuh Nura terdapat bekas pukulan. Nura bilang itu bekas papanya yang memukul Nura dengan hanger. Papanya tidak mau tahu, pokoknya Nura harus bisa mengalahkan Viona apapun caranya.

"Jadi, hanya karena tidak mendapatkan peringkat pertama, Nura begitu kejam kepada Viona?" tanya Bima.

"Mungkin saja Kak. Karena aku sama sekali tidak tahu apa rencana Nura. Sejauh yang aku tahu Nura sangat membenci Viona," jawab Putri.

"Put, ada yang memotret kita. Apa kamu kenal mereka?" Bima menunjuk ke arah samping kiri jendela Cafe.

Putri menoleh dan melihat teman-teman Nura sekilas mata. Mereka kemudian meninggalkan Cafe.

"Kak Bima. Mereka teman-teman Nura. Pasti mereka melapor ke Nura," kata Putri.

"Kamu Kak Bima antar pulang?"

"Gak usak Kak. Aku permisi ya Kak. Terima kasih makanannya."

"Terima kasih atas informasinya," Bima berdiri dari tempat duduknya dan menatap kepergian Putri.

Bima merasa tidak tenang. Diam-diam Bima mengikuti Putri. Dan benar seperti yang dikhawatirkan Bima. Tidak jauh dari Cafe tempat Bima dan Putri makan, Nura bersama tiga temannya membawa Putri masuk ke dalam sebuah gang sempit di ujung jalan.

Bima merekam video di tempat kejadian. Nura bertengkar hebat dengan Putri. Nura marah karena Putri merebut Bima darinya. Nura dan ketiga temannya mengeroyok Putri.

Putri tidak diam, Putri melawan.

"Nura, gak disangka ternyata lu jahat banget. Lu apa in si Viona!"

"Viona kabur dari rumah. Dia lari bersama sugar daddynya. Gue gak ada urusan sama Viona!"

"Lu fitnah Viona. Lu meracuni otak gue dan yang lainnya. Ternyata lu yang bermuka dua!" Putri menunjuk wajah Nura.

"Iya, gue yang fitnah Viona. Gue juga yang menyuruh orang tuk menculik Viona. Puas lu!" teriak Nura.

"Di mana Viona?" Bima keluar dari persembunyiannya.

"Kak Bima," Nura berpaling menghadap Bima.

"Katakan! Di mana Viona!" Bima mendekati Nura.

Nura dan ketiga temannya secepat kilat berlari meninggalkan gang sempit. Bima mengejar mereka tapi Bima menghentikan langkahnya ketika melihat Putri yang terduduk di tanah dengan napas yang tidak beraturan.

"Putri, Kak Bima bawa ke rumah sakit ya," Bima perlahan membantu Putri berdiri.

"Gak usah Kak. Cuman lecet dikit," Putri membersihkan bajunya dari debu dan merapikan rambutnya yang acak-acakan.

Bima mengirim rekaman Putri yang dikeroyok Nura CS dan Putri mengirimnya ke grup chat sekolah. Lagi-lagi Nura membuat heboh grup sekolah. Bima kemudian mengantarkan Putri pulang ke rumah dengan motornya.

🌑 Kota Anjar Aru.

Tibalah Viona di Kota Anjar Aru. Kota yang hanya berjarak lima jam dari Kota Alang Raya. Viona langsung diantar Arya ke mess karyawan. Di sana Arya mengenalkan Viona ke beberapa karyawannya.

Arya juga membawa Viona ke restorannya yang letaknya di depan mess. Hanya cukup berjalan lima menit mereka menuju restoran.

Arya menunjukkan setiap ruangan yang ada di restoran. Kebetulan hari itu restoran sedang tutup. Arya mengajarkan Viona menggunakan mesin kasir. Setelah cukup lama, Viona mulai mengerti dengan pekerjaannya.

"Yang memegang mesin kasir mulai besok kamu dan Zara. Zara ada di sebelah kamarmu. Kalo ada yang ditanyakan silakan tanyakan ke Zara. Dan jangan terlalu cape, kasian bayimu," Arya menunjukkan kepeduliannya.

"Terima kasih Kak. Apa boleh aku berisitirahat?"

"Silakan. Aku tinggal di atas. Oh iya, ini aku berikan ponsel baru," Arya memberikan goodie bag kepada Viona.

Viona secara halus menolak tapi karena untuk kepentingan kerja Viona mau tidak mau menerimanya. Viona keluar dari restoran pulang menuju mess.

Viona bertemu dengan Zara di depan kamarnya. Mereka saling berkenalan. Zara akan membantu Viona besok di hari pertama kerjanya. Viona kemudian masuk ke kamar barunya.

Viona merebahkan diri di atas tempat tidur. Viona teringat akan Alvaro. Bagaimana keadaannya, ada perasaan bersalah karena meninggalkan Alvaro dalam keadaan koma.

"Kak Alva, maafin aku. Saat ini aku takut untuk kembali. Maaf," ucap Viona.

Viona memejamkan mata dan mengumpulkan tenaga untuk esok memulai hari baru dengan bekerja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***