Berteman

Ketika mobil mewah itu sudah sampai di depan rumah, Rio turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Rendra. Rendra lalu turun dari mobil dan hendak masuk ke dalam rumahnya, namun sebelumnya Ia sempat berbicara kepada asistennya itu sebentar.

" Rio, secepatnya kau carikan aku sekretaris yang baru, aku beri waktu dalam tiga hari! Sekretaris itu harus sudah ada di ruanganku! "

" Baik tuan, tapi apa boleh saya meminta tambahan hari lagi, tuan? Tiga hari itu terlalu cepat! " Jawab Rio dengan menundukkan wajahnya.

" Tidak ada penolakan! Tiga hari itu sudah cukup lama bagiku. "

" Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi. "

" Ehmm.. "

Rendra kemudian berlalu masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Rio kembali ke mobil dengan pikiran yang tak karuan.

" Dimana aku harus mencarikan sekretaris untuk tuan muda dalam waktu sesingkat itu? " Ucap Rio sambil memijit kepalanya yang terasa pusing.

" Ah sudahlah, sebaiknya aku pulang dan memikirkannya lagi nanti! " Ucapnya lagi sambil melajukan mobil itu meninggalkan kediaman Federick.

****

Di dalam rumah tampak sepi, Rendra kemudian memanggil pembantu yang ada di rumah itu.

" Bi Ijah! " Teriaknya

" Bi Ijah! " Teriaknya lebih keras lagi karena tak kunjung mendapatkan jawaban.

Tidak lama muncullah seorang wanita paruh baya yang berjalan tergesa-gesa menghampirinya.

" Iya, tuan muda? "

" Kenapa kau lama sekali?"

" Maafkan saya, tuan muda! "

" Ah sudahlah, di mana mama dan Molly, kenapa ini tampak sepi? "

" Emm...itu... anu... tuan muda? "

" Apanya yang anu, bicara yang benar! "

" Anu.... "

" Surprisseee!! " Tampak Molly, mamanya, serta keluarga besarnya datang menghampirinya sambil meniup terompet kecil. Rendra pun terheran-heran melihat semua itu.

Happy birthday to you...

Happy birthday to you...

Happy birthday, happy birthday...

Happy birthday...... Rendra!!

" Yeay!! "

Mereka menyanyikan lagu Happy birthday secara serentak, di mana Molly membawakan sebuah cake yang di beri lilin angka 32 tahun di atasnya.

" Tiup kakak! " Titah Molly pada Rendra dan Rendra pun langsung meniup lilin tersebut.

" Aku bukan anak kecil lagi yang harus merayakan hari ulang tahun di setiap tahunnya. " Ucap Rendra.

" Gak apa-apa sayang, ini sudah jadi tradisi keluarga kita! " Jawab mamanya dan langsung memberikan kecupan di pipi kiri dan kanan Rendra lalu memeluknya.

" Semoga kamu s'lalu di limpahkan kebahagiaan dan segera membawakan mama menantu di rumah ini lagi! " Lanjut mama Sarafina lagi.

" Mama! Tolong jangan minta yang aneh-aneh deh! " Rungut Rendra.

" Iya deh iya, mama gak akan maksa! "

" Kalau begitu waktunya sekarang potong kue! " Ucap Molly yang tidak sabaran.

Molly lalu meletakkan kue itu di atas meja dan menyuruh Rendra untuk segera memotongnya.

" Ayo kak di potong kuenya, aku beli cake yang paling enak di Jakarta! " Ucap Molly lagi.

Tanpa menunggu lama, Rendra lalu memotong kue itu dan memberikan potongan kue pertama untuk mamanya lalu potongan kedua untuk adiknya, Molly.

Setelah drama pemotongan kue selesai, keluarga besar itu kemudian menikmati makanan yang sudah di sediakan beserta cup cake yang di beli Molly dari Dalia.

Banyak yang memuji cup cake buatan Dalia, karena rasanya yang sangat enak. Begitu juga dengan Rendra yang juga dengan lahap menikmati potongan cake yang Ia potong-potong tadi.

*

*

*

*

*

*

*

################################

Ke esokan paginya di rumah Dalia.

Tok.. tok.. tok..!

Terdengar suara ketukan dari arah luar.

" Iya, sebentar! " Ucap Dalia yang baru saja keluar dari kamarnya dengan lilitan handuk di kepalanya.

" Siapa yang bertamu pagi-pagi begini, tidak biasanya? " Gerutu Dalia.

Ceklek!

Pintupun terbuka dengan sempurna dan memperlihatkan wajah Molly yang tersenyum sumringah ke arahnya.

" Hay...! " Molly menyapanya, namun Dalia tampak syok melihat seorang nona muda Molly Federick datang ke rumahnya.

" Hay.. hay...! " Molly melambaikan tangannya lagi di wajah Dalia yang masih termangu itu.

" Eh..hay! Maaf, aku hanya sedikit terkejut orang kaya seperti anda mau datang ke gubuk kecil ku ini. "

" Huss! Jangan bicara seperti itu, di mata Tuhan kita semua sama! "

" Hmm... aku cuma merasa sungkan, hehe...! "

" Gak usah merasa sungkan gitu, anggap aja aku ini temanmu! "

" Teman? "

" Iya, teman! Mulai hari ini aku temanmu! " Ucap Molly sambil menyodorkan tangannya.

Dalia tampak ragu, karena tidak biasanya ada orang kaya yang mau berteman dengan orang miskin seperti Dia. Namun, tidak lama kemudian Ia pun menyambut tangan Molly.

" Baiklah! " Ucapnya.

" Apa kamu tidak ingin menyuruh temanmu ini masuk? "

" Oh iya, maaf! Silahkan masuk, maaf masih berantakan. "

" Ah, gak apa-apa, santuy! " Ucap Molly sambil mendudukkan dirinya di atas kursi yang terbuat dari rotan, begitu pula asistennya.

" Oh iya, yang di sebelah, namanya siapa? " Tanya Dalia saat menyadari ada seorang pria yang lebih terlihat seperti perempuan duduk di sebelah Molly.

" Oh ini, kenalkan Dia ini Ipul, asisten pribadiku! " Molly menyenggol lengan Ipul memintanya untuk memperkenalkan diri.

" Ipul. " Ucapnya pada Dalia sambil menyodorkan tangan.

" Dalia! " Dalia menyambut uluran tangan si Ipul.

" Kalau gitu, saya permisi ke dapur sebentar. "

" Ah, gak usah repot-repot Dalia, kalau masih ada cake keluarkan saja! Ha.. ha.. ha..! " Ucap Molly tanpa malu dan Dalia pun berlalu dari hadapan mereka.

" Ih.. si non, malu-maluin aja? " Ucap Ipul pada Molly dengan ciri khas suara yang mendayu-dayu.

" Biarin, bodo amat! "

" Iya deh! Oh iya, apa gak apa-apa non kesini, kan tadi bilang ke Nyonya, non mau ke rumah temennya non? "

" Emangnya ini bukan rumah temen gue? "

" Eh.. iya yah! Tapi, Ipul kirain ke rumah temennya non si kerikil alias Keryl itu! "

" Bilang apa kamu, kerikil? Nanti aku saduin sama Keryl kamu ngejek Dia dengan sebutan kerikil. "

" Jangan non, bisa di bejek-bejek wajah Ipul." Ucap Ipul dengan wajah memelasnya.

" Ha.. ha.. ha..ha..! " Molly tertawa melihat ekspresi Ipul.

Tiba-tiba di sela obrolan mereka, Dalia datang membawa dua gelas teh hangat beserta cup cake.

" Maaf agak lama, tadi aku ke kamar sebentar rapiin rambut."

" Ah, gak apa-apa Dalia. "

" Kayaknya lagi seru banget, sampai suara tawanya terdengar di dapur. "

" Ini gara-gara si Ipul, perempuan jadi-jadian ini nih yang bikin ketawa, ha.. ha.. ha..! "

" Ih.. enon! " Jawab Ipul dengan manja dan Dalia pun ikut tertawa mendengarnya.

" Tuh kan, non Dalia juga ikut-ikutan..!" Ucap Ipul cemberut.

" Maaf Ipul, habisnya kamu lucu, sih! "

" Ya udah, silahkan di minum dulu, cuma ini yang ada di rumah! " Lanjut Dalia lagi.

" Gak apa-apa nona Dalia, cup cake buatanmu ini sungguh enak! " Jawab Ipul yang telah lebih dulu mencicipi cup cake itu di mulutnya.

" Dasar gak tau malu, belum juga di suruh, main makan saja! " Celetuk Molly.

" Biarin, habisnya perut Ipul udah ada akang gendangnya. "

Dalia terkekeh melihat tingkah lucu mereka berdua.

" Oh iya, kalau boleh saya tau nona Molly ada perlu apa yah kemari? "

" Ingin mengajakmu berteman! " Ucap Molly santai sambil mengunyah cake yang ada di dalam mulutnya.

Dalia pun termangu mendengar jawaban Molly.

" Selain itu, aku juga ingin memesan cake lagi untuk kakakku, Dia sangat suka memakan cake buatanmu. " Lanjut Molly lagi.

Dalia tampak diam sebentar sebelum menjawab perkataan Molly.

" Mau berapa banyak? "

" Dua saja cukup! "

" Ok, nanti aku antar kemana? "

" Ke rumahku saja, nanti biar aku yang bawakan untuk kakakku! "

" Oke, baiklah! "

Di sela-sela obrolan mereka, tiba-tiba Shenzi yang baru saja bangun tidur langsung keluar kamar mencari keberadaan ibunya.

" Ibu...? " Sapanya sambil mengusap-usap matanya.

Mata Molly dan Ipul pun kompak tertuju ke arah Shenzi.

" Ibu di sini, sayang? Ayo, sini sama ibu! " Ucap Dalia memanggil anaknya itu dan Shenzi pun langsung menghampiri ibunya.

" Kamu udah punya anak, Dalia? " Tanya Molly dengan wajah tidak percayanya.

" Heh! Iya, ini anakku Shenzi. Shenzi, salim dulu sama tante Molly dan......"

" Tante Ipul! " Jawab Ipul memotong.

" Tante? Ha.. ha.. ha.. ha..! " Molly tertawa mendengar Ipul.

" Ih.. enon! Biarin atuh, aku juga mau di panggil tante. "

Dalia terkekeh melihat tingkah Ipul. Shenzi pun lalu menyalami Molly dan juga Ipul.

" Aduh, lucunya! " Ipul menyentuh pipi Shenzi dengan gemas.

" Jangan pegang-pegang anak orang! " Ucap Molly ketus.

" Ah, enon! cuma pegang dikit aja masa' gak boleh? Gak apa-apakan nona Dalia? "

" Iya, gak apa-apa kok." Dalia tertawa kecil.

" Tuh, ibunya aja bilang gak apa-apa! " Ipul memanyunkan bibirnya.

Molly membalas dengan menatap tajam ke arah Ipul, sehingga Ipul takut di buatnya.

" Suamimu kerja ya, soalnya dari tadi aku gak melihat laki-laki di rumah ini. "

" Aku dan suami sudah tiga tahun bercerai, jadi aku hanya tinggal berdua bersama anakku di rumah ini! "

" What! Berarti kamu janda donk? " Ucap Molly spontan dengan menampilkan senyum di wajahnya, senyum yang penuh dengan makna terselubung.

" Iya, nona Molly! " Jawab Dalia yang merasa aneh dengan senyuman Molly.

Ahah! Aku punya ide!

Gumam Molly dalam hati, namun masih tak menyurutkan senyum aneh di wajahnya.

Kenapa ekspresi nona Molly seperti itu? Apa Dia sedang merencanakan sesuatu?

Ipul berbicara dalam hatinya.

" Apa kamu tidak mencoba untuk mencari pekerjaan di luar selain menjual kue, Dalia? " Tanya Molly tiba-tiba.

" Sebenarnya aku ingin sekali, tapi aku rasa tidak akan ada perusahaan yang mau menerima wanita seusiaku? "

" Siapa bilang? Pendidikan terakhirmu apa? Dan wajah kamu masih muda, pasti usiamu pun masih muda. "

" S 1 ! Usiaku sudah 30 tahun, nona Molly. " Jawab Dalia tersenyum.

" Wah! Masih bisa itu! "

" Bisa? Di perusahaan mana yang mau menerima wanita umur segitu? "

" Gini aja, kamu bikin surat lamaran, terus masalah nama perusahaannya biar aku yang urus. Besok kasih ke aku sekalian kamu antar cake pesananku, gimana? "

" Hmm... aku jadi gak enak sama nona! "

" Gak usah sungkan, kita kan teman! Ok! "

" Hmm... baiklah! Terima kasih banyak nona! "

" Sama-sama! Entahlah, sejak pertama melihatmu, aku bisa merasakan kalau kau wanita baik-baik! "

" Anda terlalu memuji. "

" Tidak, ini memang benar! Apalagi setelah melihat kamu bersama anakmu, aku semakin yakin..... " Molly sedikit menjeda ucapannya.

" Yakin apa, non? " Tanya Ipul menyela.

" Ah sudahlah! Aku sudah harus pulang, besok pagi kamu harus segera antar cake surat lamaran mu itu, ok! "

" Baiklah, nona Molly! Sekali lagi terima kasih banyak, aku tidak tau harus membalas dengan apa budi baikmu itu. "

" Jangan bicara begitu, kita kan teman! Sebagai teman sudah jadi kewajiban kita untuk saling tolong menolong. "

" Betul itu! " Ucap Ipul.

" Kalau begitu kami permisi dulu! "

" Hati-hati di jalan yah! Sampai bertemu besok! "

" Bye! " Ucap Molly melambaikan tangan pada Dalia, dan Dalia pun membalasnya.

" Bye Shenzi, tante Ipul pulang dulu? " Ucap Ipul juga kepada Shenzi sebelum berlalu dari tempat itu.

" Bye, tante Ipul..! " Jawab Shenzi.

Dalia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Ipul. Setelah mobil Molly meninggalkan tempatnya, Ia pun lalu mengajak Shenzi masuk ke dalam rumah dan menutup rapat pintu rumahnya itu.

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

################################

Jangan lupa like, vote, dan komen di setiap episodenya yah...

Kiss jauh dari Author... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Windye Indie Prakoso

Windye Indie Prakoso

Semangat thor 💪

2020-11-26

0

Elmoo

Elmoo

next

2020-11-20

0

Ev-

Ev-

like like

2020-10-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!