Pertemuan Pertama

Di Perusahaan Federick Corporation.

" Apa ini? " Ucap Rendra kepada sekretarisnya sambil melempar lembaran-lembaran berkas di hadapan wanita itu.

" Apa kau tidak bisa bekerja? " Lanjutnya lagi.

" Maafkan saya, tuan! " Jawab wanita itu dengan menundukkan wajahnya.

" Mulai hari ini, kamu saya pecat! Rio, bawa wanita ini pergi dari hadapanku! "

" Baik, tuan muda! " Ucap Rio yang langsung menghampiri wanita itu dan bermaksud menariknya keluar dari ruangan Direktur Utama tersebut.

Wanita itu langsung berlutut di hadapan Rendra dengan menangkupkan kedua tangannya sambil memohon belas kasihan.

" Maafkan saya, tuan! Tolong beri saya satu kesempatan! Saya janji akan bekerja lebih baik lagi, tuan muda! " Ucapnya.

" Rio!! " Bentak Rendra pada asistennya itu, karena terlihat bengong memperhatikan wanita yang sudah bersimpuh itu.

" I..iya..tuan! " Jawabnya gelagapan karena menyadari kesalahannya.

" Apa kau juga ingin aku pecat! " Bentak Rendra lagi.

" Ti.. tidak.. tuan! "

" Kalau begitu, cepat bereskan! " Kali ini lebih keras.

" Baik, tuan muda! "

Rio kemudian menarik wanita itu untuk berdiri dan segera membawanya keluar dari ruangan Rendra. Wanita itu tampak masih menangis sambil sesekali menyeka air matanya.

" Pasti Dia baru saja di pecat? " Ucap salah satu karyawan wanita yang sedang berbisik, ketika melihat Rio dan wanita itu lewat di hadapan mereka.

" Kayaknya sih, iya! Entah Dia udah yang keberapa? " Ucap karyawan wanita satunya lagi.

" Secara ya! Kalau mau jadi sekretarisnya Tuan Rendra harus siapin mental yang kuat! " Sahut yang lainnya lagi.

" Sekuat baja, maksud Loe? " Balas yang lain lagi.

" Ha.. ha.. ha.. ha..! " Karyawan-karyawan itupun tertawa tanpa menyadari Rio yang sudah kembali.

" Apa yang kalian tertawakan? " Tanya Rio dengan tegas.

Seketika itu juga mereka bungkam karena tidak ada yang berani menjawab.

" Apa kalian sudah bosan bekerja di sini? "

" Maafkan kami, pak Rio! " Jawab Mereka serentak.

" Kalau begitu, kembali fokus dengan pekerjaan kalian! "

" Baik, pak! " Ucap mereka serentak dan langsung fokus menatap layar komputer masing-masing.

Merasa semua karyawannya itu sudah fokus kembali, Rio kemudian berlalu dari sana dan masuk ke ruangan Direktur Utama kembali.

Tanpa mengetuk pintu, Rio langsung masuk ke ruangan itu, karena memang sudah terbiasa dan Rendra juga tak pernah menghiraukan hal itu.

" Sudah beres? " Tanya Rendra.

" Sudah, tuan muda! " Jawab Rio sambil membereskan lembaran berkas yang tercecer di lantai.

" Kalau begitu, segera kau carikan aku sekretaris yang baru! Yang smart, cantik, dan yang paling bisa di andalkan! " Ucap Rendra sambil menghisap cerutu dengan kedua kaki menumpu di atas meja.

Gila!! Emangnya nyari sekretaris semudah membalikkan telapak tangan apa?

Rio bergumam dalam hatinya.

" Kau dengar tidak? " Ucap Rendra lagi karena merasa tidak mendapat sahutan.

" De.. dengar.. tuan! Saya akan segera mencarikan sekretaris terbaik di kota ini, tuan! " Jawab Rio yang langsung berdiri dengan memegang lembaran-lembaran berkas, terlihat satu lembaran kertas jatuh dari tangannya, namun Ia tak berani menunduk untuk mengambilnya.

" Bagus! Kota sebesar ini tidak mungkin tidak memiliki wanita yang smart dan cantik, bukan? " Semburat senyum terukir di bibir Rendra saat mengatakan itu.

Bicara apa aku ini?

Rio merutuki kebodohannya saat mengatakan kota ini, karena memang kota yang mereka tempati terkenal besar dan luas.

*

*

*

*

*

*

*

*

*

################################

Sementara itu, di sebuah rumah kecil di bilangan Jakarta Selatan.

" Ibu, apa cakenya sudah matang? " Ucap seorang anak perempuan yang datang menghampiri ibunya di dapur, anak perempuan itu bernama Shenzi.

" Belum sayang...., sebentar lagi, yah? " Ucap Dalia yang sedang mengaduk satu adonan cake lagi di atas meja.

Dalia bekerja sebagai pedagang kue online semenjak dirinya bercerai dari suaminya tiga tahun lalu. Ia menjual berbagai jenis cake untuk acara pesta ulang tahun dan pernikahan, serta untuk cemilan biasa dengan harga yang ramah di kantong.

Penghasilan dari berdagang kue, tidaklah besar, namun cukup untuk mencukupi kebutuhan mereka berdua.

Dulu, Dalia pernah bekerja di sebuah perusahaan besar namun tidak lebih besar dari Federick Corporation. Perusahaan itu bernama Adiyaksa Group. Ia memutuskan resign dari perusahaan itu semenjak melahirkan anak semata wayangnya, Shenzi.

Sebenarnya alasan utama Ia resign adalah karena ingin menjaga biduk rumah tangganya bersama Raymon. Sebab, anak pemilik perusahaan yang bernama Abigail nekat memaksanya untuk bermain api. Namun, Ia bukan tipe wanita seperti itu, Ia rela mengorbankan karir demi kesetiaannya kepada sang suami. Walaupun pada akhirnya biduk rumah tangga itu tak mampu Ia pertahankan.

" Ibu, kok bikin cakenya banyak banget? " Tanya Shenzi lagi kepada Dalia.

" Ibu dapet orderan cake untuk sebuah acara ulang tahun, sayang... "

" Hah! Ulang tahun bu? Apa Shenzi boleh ikut ibu? "

Dalia tersenyum melihat putri kecilnya itu.

" Ibu hanya di minta untuk membuatkan cake, sayang. Tidak untuk menghadiri pestanya!"

" Yah, kirain kita di undang! " Ucap Shenzi yang merasa kecewa.

Dalia semakin melebarkan senyumnya melihat tingkah putrinya itu.

" Udah... jangan cemberut gitu, nanti kalau temen-temennya Shenzi ada yang ulang tahun, baru kita pergi! "

" Benarkah ibu?" Shenzi tersenyum lebar.

" Iya, sayang... " Dalia mencubit gemas pipi anaknya itu, namun tak membuat Shenzi merasa sakit.

" Horeee!! " Shenzi pun teriak kegirangan.

" Nah, gitu donk! Anak ibu kan cantik kalau tersenyum? "

" Kan cantiknya nurun dari ibu. "

" Iih.. Anak ibu bisa aja! "

Percakapan antara ibu dan anak itu terus berlanjut, hingga semua cake yang di buat Dalia matang dan siap untuk di antar ke rumah konsumen yang memesan cake buatannya.

Dalia memasukkan berbagai jenis cake itu, ke dalam kotak-kotak kue,lalu Ia bersiap-siap menuju rumah konsumennya itu sesuai dengan alamat yang sudah di berikan. Namun, sebelumnya Dalia menitipkan putrinya itu kepada tetangganya yang bernama bu Retno.

" Assalamu'alaikum, bu Retno?" Sahut Dalia memberi salam kepada bu Retno yang sedang bersantai di teras rumahnya.

" Wa'alaikum salam, neng Dalia. "

" Ini bu Retno, bisa titip Shenzi sebentar? Soalnya saya mau ngantar orderan dulu, kali ini orderannya cukup banyak, jadi gak bisa bawa Shenzi naik motor. "

" Oh... gak apa-apa atuh neng, sini Shenzi sama bibi dulu! " Ucap bu Retno sambil memanggil Shenzi.

Shenzi pun menuruti bu Retno. Ia lalu mendekat ke arah bu Retno dan duduk di sampingnya. Bu Retno, tetangga Dalia yang terkenal baik kepadanya. Dalia sudah percaya pada bu Retno untuk urusan menjaga Shenzi. Karena memang di Jakarta, Dalia tak memiliki siapa-siapa. Paman dan bibinya menetap di kampung, sedangkan kedua orang tuanya sudah meninggal.

" Ya udah, kalau gitu bu Retno, saya permisi dulu? "

" Hati-hati di jalan, neng! "

" Iya bu, assalamu'alaikum. " Ucap Dalia sambil berlalu dari hadapan bu Retno dan melajukan motor maticnya.

" Wa'alaikum salam. " Balas bu Retno.

Tidak berapa lama, Dalia pun tiba di depan sebuah rumah megah bak istana. Ia pun tertegun cukup lama sambil memperhatikan layar ponselnya untuk melihat alamat konsumen yang memesan cakenya itu.

" Apa bener ini rumahnya? Ini rumah apa istana? " Ucap Dalia merasa ragu.

" Kalau Dia orang kaya, kenapa mau memesan cake murahan buatan ku ini? " Dalia masih tampak ragu.

Namun, untuk menjawab keraguannya itu, Dalia pun langsung berniat menanyakannya pada security yang terlihat sedang berjaga dari dalam pagar.

" Permisi pak? "

Security itu terlihat menghampirinya.

" Ada apa, nona? "

" Boleh saya bertanya, apa benar ini rumah nona Molly Federick? "

" Ada perlu apa anda dengan nona muda Federick? " Jawab security itu ketus.

" emm... ini... saya sedang mengantarkan pesanannya nona Molly, pak! "

Security itu diam dan mulai memperhatikan Dalia dari atas sampai bawah, lalu beralih ke arah kotak-kotak kue yang bertumpuk di atas motor matic Dalia.

" Sebentar! " Ucap security itu sambil berlalu menuju pos jaga untuk menghubungi nomor telepon rumah megah itu.

Gitu amat yah kalau bertamu di rumah orang kaya! Gumam Dalia.

Dalia hanya memperhatikan security itu dari luar pagar yang terlihat sedang berbicara pada seseorang di dalam telepon

Tidak lama kemudian, security itu terlihat menghampirinya lagi.

" Kalau begitu, nona ikut saya masuk ke dalam beserta semua pesanan nona muda. " Ucap security itu sambil membukakan pagar untuk Dalia.

Dalia kemudian masuk ke halaman rumah megah itu dengan di bantu security untuk membawa kotak-kotak kue tersebut. Sesampainya di depan rumah, security itu memerintahkan Dalia untuk menunggu di luar.

" Anda tunggu di sini saja, nona! "

" Baiklah, pak. "

Security itu kemudian membawa semua kotak-kotak kue itu masuk ke dalam rumah.

Wah!! Gimana rasanya yah tinggal di rumah segede ini?

Tidak lama kemudian, security itu keluar bersama nona muda Molly Federick.

" Ini orangnya, nona muda! " Ucap security itu kepada Molly sambil menunjuk ke arah Dalia.

" Ok, terima kasih! Bapak boleh kembali ke pos! "

" Baik, non! " Security itu kemudian berlalu dari hadapan mereka berdua.

" Nona, apa ini cukup? " Molly memberikan uang lembaran seratus ribuan dalam jumlah yang banyak dan Dalia kemudian menghitungnya.

" Tiga juta? Ini kebanyakan nona Molly? " Ucap Dalia sambil menyerahkan uang itu kembali.

" Sudah, jangan di kembalikan, saya biasa membeli cake lebih dari harga segitu! "

" Tapi, cake saya cuma cake rumahan nona, bukan cake yang biasa di jual di mall-mall. "

" Saya sudah pernah makan cake anda dan rasanya itu jauh lebih enak dari cake-cake mahal yang pernah saya makan! "

" Tapi, nona... "

" Please, jangan tolak ini, saya tidak terima penolakan! " Ucap Molly tegas.

" Baiklah, jika anda memaksa! " Dalia akhirnya terpaksa menerima uang itu.

" Gitu donk! Gak baik nolak rejeki! "

" Makasih banyak nona, kalau gitu saya permisi dulu, sekali lagi terima kasih banyak! "

" Sama-sama! " Balas Molly dengan tersenyum.

Dalia kemudian berlalu dari hadapan Molly, begitu juga Molly yang langsung masuk ke dalam rumahnya. Perasaan Dalia terasa campur aduk, di satu sisi Dia senang, tapi di sisi lain Dia merasa itu berlebihan.

Ah... sudahlah! Ini namanya rezeki dari Allah!

Gumamnya dalam hati.

Terlihat security sedang membukakan pagar untuknya. Dalia kemudian berpamitan kepada security itu dan berjalan menuju motor maticnya yang terparkir di depan pagar.

Dari jarak yang tidak jauh, sebuah mobil mewah sedang melaju ke arah Dalia dengan pelan dan berhenti tepat di depan motornya. Dalia masih terlihat bingung melihat mobil mewah itu. Akhirnya kaca belakang mobil kemudian terbuka secara perlahan dan memperlihatkan seseorang yang memasang wajah tak ramahnya.

" Hey! Apa yang kau lakukan di situ, hah! Apa kau ingin di denda karena telah memarkirkan motor bututmu itu di depan rumahku! " Ucap Rendra dengan nada bicara yang tinggi.

Dalia tersentak mendengar hal itu!

" Maaf pak, saya baru saja ingin pergi! "

" Pak...pak..? Emangnya saya bapakmu? hah! "

" Ma..maaf..! " Ucap Dalia terbata karena takut.

" Ah.. sudahlah! Pergi sana! Kau menghalangi jalanku! "

" Ba.. baiklah..! " Dalia langsung menyeret motornya itu agak lebih jauh dari mobil Rendra.

Terlihat security sedang memberi kode dengan tangannya yang menyuruh Ia untuk segera pergi dari situ.

" Dasar! Orang kaya sombong! " Gerutu Dalia sambil menghidupkan mesin motornya dan segera melajukan motornya.

" Dasar! Orang miskin yang bodoh! " Gerutu Rendra sembari menutup kembali kaca mobilnya.

" Jalan, Rio! " Lanjutnya lagi.

" Baik, Tuan! " Ucap Rio sambil melajukan mobil masuk ke halaman rumah.

Tuan muda, gak bisa apa berkata lembut pada

wanita? Kasian wanita itu.

Gumam Rio dalam hati.

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

################################

Hallo Readers, kali ini Author menulis karya Author yang kedua dengan genre Romantis yang di bumbui sedikit komedi.

Author ingin mencoba keluar dari zona nyaman Author yang sebenarnya Author lebih suka menulis Horor atau Thriller..

Semoga karya Author kali ini dapat menghibur para Readers semua..

Jangan lupa selalu tinggalkan like, vote, dan komennya di setiap episode yah..

Kiss jauh dari Author.. 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Bibit Iriati

Bibit Iriati

lanjut lagi

2021-05-17

0

Elmoo

Elmoo

saling dukung

2020-11-20

0

Windye Indie Prakoso

Windye Indie Prakoso

Sudah Like 💖semua episod.. Semangat selalu 💪💪😍

2020-11-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!