

Cinta Untuk Ceo

 

sekertaris centil

Sayang!"

Langkah Betran terhenti saat melihat orang yang ada diruangan Kleo.

"Kakak, kamu kok tahu aku disini?" seorang gadis SMA bergelayut manja dilengan Betran.

Berlin adalah adik perempuan Betran. Meski Betran tegas padanya dia tahu Betran sangat menyayanginya.

"Ngapain kamu disinI? "

"Tadi aku keruangan kakak, kakak nggak ada terus aku bertemu dengan kak Kleo, aku ikut keruangannya daripada sama sekertaris kakak yang centil itu. "

Betran mengangkat satu alisnya.

Flah back on

Suatu hari pulang sekolah dia disuruh mamanya kekantor untuk mengantarkan kue.

Dia bergegas menuju ruangan kakaknya, dia tidak melihat sekertaris kakaknya jadi dia memutuskan untuk langsung masuk keruangan Betran.

"Hai kak!" Berlin lalu masuk keruangan.

Ternyata Yola ada disana, sedang meminta tanda tangan.

Saat Betran memberikan berkasnya dia memegang tangan Betran.

"Lepaskan tanganmu. Beraninya kau menyentuhku. "

"Maaf pak saya tidak sengaja."

Yola lalu keluar.

"Kak ini tadi ada titipan kue dari mama, katanya kakak sangat suka kue ini jadi aku disuruh mengantarkannya."

"Hemm, makasih! " Betran duduk disofa tempat tamu untuk makan kue bersama adiknya.

Tidak berapa lama dia masuk lagi memberikan kopi.

"Ini kopi yang bapak minta."

"Letakkan disitu." Setelah meletakkan kopi, Yola pura-pura tersandung lalu jatuh kepangkuan Betran.

Betran langsung berdiri.

"Brukk." Yola jatuh kelantai.

Yola terkejut dengan sikap Betran, karena Betran tidak membantunya malah menatapnya tajam.

"Berani sekali kamu melakukannya, aku sudah berbelas kasih padamu sepertinya kamu semakin berani. mulai sekarang kamu jangan pernah masuk keruanganku mengerti?" ucap Betran dengan suara menggelegar diruangan itu.

Nyali Yola langsung menciut seketika mendengar Betran yang tengah murka padanya.

Pupus sudah harapan Yola yang tadinya ingin mendekati bosnya itu malah sama sekali dilarang keruangannya, otomatis kontaknya langsung terputus.

Semua tugas dilimpahkan pada Rio. Yola yang membuat laporan, mengetik keperluan meeting hanya saja dia tidak berhak masuk ruangan. Semua keperluan yang berkaitan langsung dengan Betran dihandle oleh Rio termasuk minta tanda tangan.

Berlin sangat terkejut melihat kakaknya semarah itu. Meskipun kakaknya keras dan tegas padanya tapi kakaknya tidak pernah membentaknya.

Seumur hidupnya baru kali ini dia melihat kakaknya begitu murka.

Flashback off

"ups maksudku kak Yola. Kak aku mau minta belikan handfone baru hanfondku rusak."

"Nanti Rio akan mengantarkannya untukmu. Pergilah belajar dengan benar. " ucap Betran datar.

"Makasih kakak, kamu emang kakakku yang paling baik sedunia." mencium pipi Betran.

"Aku pergi dulu ya kak da....! "

Melihat kedekatan kakak adik itu Kleo tersenyum.

"Ternyata dibalik sikapnya yang seperti monster itu dia sangat peduli dengan keluarganya. "

"Kenapa? baru sadar kalau aku sangat tampan."

"Hah, pede banget." Kata itu keluar begitu saja dari mulut Kleo.

Betran langsung melotot dan mendekat memutar kursi Kleo menghadap dirinya, mengunci Kleo ditempat duduknya.

"Kkaamu mau apa? " jantung Kleo tidak karuan, dia gugup menatap sorot mata Betran. Dia tidak bisa berkutik.

"Ya Tuhan sepertinya aku tadi salah bicara. aku harus cari akal, supaya Simonki ini nggak marah lagi. "

"Katakan sekali lagi!"

"Ayolah Kleo cepat cari akal putar otakmu, bukannya kamu sangat keren dalam pekerjaan, ini hanya hal kecil, ayolah. "

"Sayang, sebentar lagi waktu pulang, bagaimana kalau kamu bersiap-siap dulu untuk pulang. " Sambil berdiri menuntun Betran kearah pintu.

"Ya tuhan aku tidak percaya aku bisa mengatakan ini pada bos gila ini. "

Betran yang mendengar Kleo memanggilnya dengan sebutan sayang, langsung adem seketika. Menjadi diam dan penurut dia mengikuti arah Kleo menuntunya hingga keluar ruangan.

"Cepatlah bersiap, nanti kamu lelah, aku juga mau siap-siap oke! " Kleo mengatakan dengan lembut dan senyum termanisnya.

Semanis gula gays hahaha (Author)

"Cepatlah bersiap aku akan mengantarkanmu pulang. "

Mata Kleo memmbulat seketika. Dia pikir dia akan selamat .

"Keluar dari mulut singa masuk ke mulut harimau. Padahal aku tadi sudah merayunya seperti wanita malam, aku sudah menjatuhkan harga diriku. tapi Simonki ini selalu saja bisa cari celah. huft"

Kleo mengepal tangannya memukul mukul keudara seolah dia telah memukul Betran.

"Hahaha!" Rio tertawa terbahak -bahak melihat tingkah kleo.

"Apa? kamu ya, sudah tadi ninggalin aku malah ketawa-ketiwi, mau kujitak kepalamu yang kaya semangka itu? "

"Sory kle, lu kan tahu dia kalau kumat kaya apa, untung aja gue tadi nggak dicincang gara-gara lo pegang tangan gue."

"Aku tu pegang tangan kamu biar kamu tu ngajak aku pergi bukan malah ninggalin aku sendiri sama Si Monki itu. "

"Apa tu simonki?"

"Dasar Kepo. "

"Ih kok lo persis sama kaya dia. Kayaknya lo emang jodoh sama dia."

"Dah ah aku mau siap-siap pulang, nanti dia kumat lagi. "

Kleo lalu masuk ruangan meninggalkan Rio.

"Emang dasar, bang Betran tu lagi kasmaran. lo nggak tahu aja Kle banyak yang tergila-gila sama bos gila itu. "

Betran keluar dari ruangannya menuju ruangan Kleo.

Dia nggak mau kecolongan kaya kemaren Kleo Nyelonong pulang duluan.

Yola menatap tidak suka, kenapa bos yang dikenalnya sangat sombong dan dingin itu bisa sedekat itu dengan Kleo. Yola semakin tidak suka pada Kleo.

Secara dia selalu melakukan segala cara agar Betran meliriknya tetapi yang terjadi Betran malah semakin dingin padanya. Karena Betran tidak suka pada wanita yang terlalu agresif. Apalagi bersikap sok manis didepannya.

Betran membuka ruangan Kleo.

Dia mematung dipintu tanpa bersuara melihat Kleo menelfon seseorang.

"Iya aku sudah bilang sama Rio!"

Mendengar nama Rio Betran mengngernyit heran.

"Ada apa dengan bocah itu. "

"Hari minggu kita bisa pergi bareng aku juga sudah menghubungi Popi, Leta dan Flo. Kamu jemput aku dirumah jam tujuh pagi jangan telat oke? "

"Bay! "

Kleo menutup sambungan telfonnya lalu mengambil Tas dan berbalik.

"Ya ampun kamu mengagetkanku saja!"

"Kenapa dia seperti hantu saja muncul tiba-tiba. "

"Mau kemana hari minggu? "

Kleo membulatkan matanya.......