Sonya mengurut kening saat mendengar aduan Mark tentang kelakuan Zayn yang memindahkan Gia menjadi sekretaris Zidan. Dan sekarang Sonya mengerti dengan ucapan Zayn yang akan mengikat Gia dengan caranya.
"Lalu, apa yang saya harus lakukan Nyonya?" tanya Mark pada Sonya.
Sonya menghembuskan napas kasar. disuatu sisi, Ini akan menjadi bumerang bagi kedua putranya. Namun, disisi lain, Sonya tak bisa begitu saja melepaskan Gia. Sonya kekeh pada pendiriannya untuk menjadikan Gia sebagai istri Zayn dan menantunnya. Rasa bersalahlah yang membuat keinginan Sonya begitu kuat, terlebih lagi bahwa Sonya yakin bahwa Gia adalah wanita yang terbaik untuk putranya.
"Biarkan saja dulu. Kau ikuti saja kemauan anak itu. Laporkan semuanya padaku. Dan jangan biarkan Zayn terlalu mengekang Zidan," jawab Sonya pada Mark.
"Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi, says akan kembali lagi kekantor," pamit Mark pada Sonya.
"Mark, tunggu!"
Mark yang sudah berbalik kembali lagi menoleh pada Sonya. "Ada yang bisa saya kerjakan lagi Nyonya?
"Apa Zayn masih sering bermain gila dengan para perempuan?"
Mendengar pertanyaan Sonya, Mark terdiam. Dia tak bergeming, Mark terlalu bingung harus menjelaskan dari mana.
"Baiklah, kau boleh pergi. Hubungi semua Club yang biasa Zayn datangi dan minta mereka untuk menolak Zayn jika Zayn pergi ke Club mereka.
Mark pun kembali mengagguk dan pergi dari hadapan Sonya.
"Zayn mempunyai hidup sendiri, kenapa kau mengaturnya!" ucap Alberth dengan sedikit ketus. Rupanya Alberth mendengar semua percakapan Sonya dan Mark. Alberth pun ikut duduk disofa.
"Alberth, biarkan Zayn menjadi urusanku. Seharusnya jika kau punya banyak waktu habiskanlah waktu mu dengan Zidan. Sudah bertahun-tahun kau mengacuhkannya. Tidak kah kau merasa bersalah pada putramu sendiri, Al," jawab Sonya. Entah kenapa saat ini Sonya begitu emosi berhadapan dengan Alberth.
Albert memandang Sonya dengan tajam, jika biasanya Sonya lebih memilih pergi dan menghindari pertengkaran. Namun, tidak untuk kali ini. Sonya sudah merasa terlalu lama diam. Dia hanya ingin Zidan mendapat diakui oleh ayah kandungnya.
"Kenapa? apa aku salah, Al? Dia juga putramu. Bukankah seharusnya dia mendapat pengakuannmu. Kau akan membencinya sampai mati, Al," kata Sonya. Kali ini Sonya berani melawan Alberth.
"Kenapa kau sangat menyayangi Zidan. Padahal dia bukan putramu?" tanya Alberth dengan tenang. Dia tau Sonya sudah dikuasi amarah.
"Walaupun dia bukan putraku. Tapi, dia darah dagingmu. Walaupun dia lahir dari hasil perselingkuhan. Tapi, dia tak bersalah. Yang bersalah adalah orang yang tengah berselingkuh," jawab Sonya dengan sinis. Setelah menyindir Alberth Sonya pun bangkit dari duduknya dan pergi dari hadapan Alberth.
"Seandainya kau tau Sonya. Aku sangat ingin memeluk Zidan dan Zayn. Aku menyayangi mereka. Biarkan mereka membenciku. Walau bagaimana pun cepat atau lambat jika kau, Zidan dan Zayn tau yang sebenarnya kalian pasti akan lebih membenciku," lirih Alberth dengan suara pelan. Dia menyenderkan kepalanya kebelakang. Matanya berkaca-kaca jika mengingat semua dosa-dosanya dulu.
•••
Bukan hanya Gia yang sibuk dengan pekerjaannya. Zidan pun juga larut dengan pekerjaannya, hingga dia pun lupa dengan makan siangnya.
Zidan dengan segera bangkit dari duduknya dan memakai kembali jasnya. Dia berencana makan siang di restoran dekat kantornya.
Zidan berhenti sejenak dan melihat kearah ruangan Gia yang kosong dan Zidan tau bahwa Gia pun tengah makan siang, Zidan pun kembali meneruskan langkahnya.
Saat dia keluar dari lift, dia melihat Gia sedang berada di kantin. Kantin perusahaan memakai din-ding kaca hingga Zidan bisa melihat Gia dengan jelas.
Tanpa pikir panjang, Zidan pun masuk kedalam kantin. Semua karyawan yang sedang berada di kantin saling diam ketika Zidan datang.
Gia yang heran karena suasana tiba-tiba hening langsung menoleh kearah belakang. Mata Gia terbelalak saat melihat Zidan yang mendekat kearahnya.
Tanpa meminta ijin, Zidan menarik kursi dan duduk dihadapan Gia. Seketika semua karyawan tampak berbisik-bisik dan menatap Gia dengan tatapan yang aneh.
"Maaf jika mengganggu makan siang kalian. Silahkan lanjutkan!" ucap Zidan yang mengerti akan karyawan yang merasa canggung akan kehadirannya. Seketika semua karyawan pun kembali bercakap-cakap dan suasana kantin kembali riuh.
Setelah mengatakan hal tersebut, Zidan pun menekan bell agar pelayan datang.
"Kenapa kau makan siang disini, Tuan?" tanya Gia setengah berbisik. Dia yakin, setelah ini dia akan menjadia bahan gosip semua karyawan kantor.
"Kenapa memangnya?"
Sebelum Gia menjawab, tiba-tiba kantin kembali hening. Gia dan Zidan pun menoleh kearah pintu masuk. Rupanya Zayn lah yang masuk kedalam kantin perusahaan.
Zidan ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 590 Episodes
Comments
🍉💜
Ape nih pasti ada udang dibalik rempeyek 😤🤣
2022-11-27
0
Hikmah Araffah
lebih setuju Zidan sm gia
2022-11-20
0
Widya Iskandar
dosa pa yg telah diperbuat oleh albert.jd penasaran
SMG ceritanya makin seruu 👌❤️
2022-07-24
0