Setelah matanya bersibobrok dengan mata Zayn, Gia dengan cepat mengalihkan pandangannya. Gia meremas tangannya dengan gugup, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Tatapan Zayn benar-benar membuat tubuhnya membeku.
Seketika kilatan masa lalu bersama Zayn muncul. Dengan memberanikan diri, Gia kembali menoleh ke arah Zayn. Gia berharap Zayn sudah tak lagi memandang dirinya. Namun sialnya saat dia melihat kembali ke arah Zayn, Zayn masih terus memandang dirinya.
Ya Tuhan, Cepatlah buat meeting ini segera selesai. Gia.
Sepanjang perjalana meeting, Gia berusaha untuk tetap fokus. Dia berusaha untuk melupakan sorot pandang Zayn, Gia hanya berusah berbohong pada dirinya agar bahwa Zayn tidak sedang memandang dirinya.
Gia bisa bernapas lega saat meeting berakhir. Dengan semangat, Gia meninggalkan ruangan meeting.
"Gia, kau lihat tadi, wakil Ceo kita begitu tampan," ucap Nana setelah duduk di kursi.
"Gia!" teriak Nana sedikit lebih keras karna Gia tak menjawab ucapannya.
"Kau brisik sekali, Nana. Ya, dia memang tampan. Tapi sayang, sepertinya kau bukan tipenya," jawan Gia sambil tertawa terbahak-bahak.
Nana mencebik mendengar penuturan Gia. "Lihat saja nanti, dia pasti akan menjadi suami ku."
"Terserah kau saja, Nana"
••••
Senja mulai terlihat, waktu sore telah tiba. Semua beban pekerjaan untuk Gia sirna . Dengan cepat, Gia membereskan meja kerjanya, memasukam ponsel dan beberapa alat kedalam tasnya.
"Nana, aku akan pulang sekarang. Sampai jumpa."
"Kau tidak ingin menebeng mobil ku Gia?" tanya Nana sambil membereskan mejanya.
"Tidak, Nana. Aku akan pulang bersama wakil Ceo yang tadi kau bilang sangat tampan," jawab Gia dengan tergelak. Kemudian Gia melangkahkan kakinya meminggalkan Nana.
"Gia, akan ku penggal kepala mu jika kau berani menyentuk calon suami masa depan ku!" teriak Nana saat Gia berjalan meninggalkannya.
••
Melihat langit sore sangat cerah, Gia memutuskan untuk berjalan kaki untuk pulang ke apartemennya.
Jarak kantor dan apartemennya memang aga sedikit jauh. Namun, Gia merasa dengan berjalan kaki bisa merasa bahwa ibunya sedang menemaninya berjalan.
Saat Gia sedang berjalan kaki. Suara klakson menghentikan langkahnya. Gia dengan cepat menoleh. Keningnya mengernyit heran saat melihat mobil di belakangnya.
"Tuan, Zidan," ucap Gia dengan lirih. Ya, Zidan lah yang keluar dari mobil. Saat akan pulang, Zidan melihat Gia sedang berjalan kaki. Zidan mengurungkan niatnya untuk berbalik arah dan mulai mengikuti Gia.
"Masuklah, aku akan mengantarkan mu," ucap Zidan.
"Maaf, Tuan. Tapi, apartemen saya sudah dekat."
"Panggil aku Zidan saja bila diluar, Aku tak menerima bantahan. Ayo." Tanpa di duga, Zidan menarik tangan Gia. Bahkan Zidan membuka, kan, pintu mobil untuk Gia.
Jantung Gia berdetak dua kali lebih cepat. Dia merasa amat gugup saat Zidan baru saja memegang tangannya.
"Bisa kau tunjukan jalan dimana apartemen mu!" titah Zidan saat dia masuk kedalam mobil.
"Ah, ia." Gia pun tersadar dari lamunannya.
•••
"Terimakasih, Zidan sudah mengantar ku pulang," ucap Gia saat sampai di apartemen.
"Kau tidak akan mengajak ku masuk?" tanya Zidan yang ikut turun dari mobil.
Seketika muka Gia memerah mendengar ucapan Zidan. Dan tiba-tiba suasana menjadi canggung.
"Aku hanya bercanda," ucap Zidan mencarkan suasana agar tak ada lagi kecanggungan. "Masuklah, aku akan pulang sekarang." Zidan pun kembali masuk kedalam mobilnya.
Saat Zidan pergi, Gia tersipu malu. Pipinya mendadak memerah ketika mengingat perlakuan manis Zidan.
Tanpa mereka sadar, sedari tadi ada yang memandang mereka dari jauh. Orang itu tersenyum sinis, dalam otaknya sudah dipenuhi dengan rencana.
Kalau vote kenceng, Malam up lagi ya manteman. Next bab akan dibahas masa lalu Zayn dan Gia
Jadi jangan lupa vote ya. kalau masuk rank 20 besar aku malem akan up lagi. trims
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 590 Episodes
Comments
Ade Mariana
bersiborok ka.kaka juga salah
2024-02-04
0
yuiwnye
bersirobok, bukan bersibobrok ya Thor 🤣🤣🤣
2023-07-30
0
Marhaban ya Nur17
gia ama zayn punya kisah masa lalu
2022-09-23
0