"Hiks...Hiks...Hiks",Amarta menangis saat mobil yang membawanya terus melaju.
"Adrian....apa aku bisa berharap banyak sama kamu?bahwa kamu tak akan menyakitiku?aku tau kamu juga tak berhak membuat aku bahagia karena ini hanya pernikahan kontrak kita,tapi aku sungguh sangat takut bahwa diluaran sana orang-orang tak ada yang baik sama aku...,hiks...hiks...hiks".
Andrian membawa Amarta dalam pelukannya sambil tetap berkendara dengan pelan.
"Amarta....,kamu tau nggak kenapa aku mau menerima ajakan nikah kontrak yang kamu tawarkan?karena kamu dari awal baik sama aku,siapa loh aku awalnya,aku cuma pelayan restoran yang beruntung punya wajah tampan,dari awal juga kamu menolongku yang bahkan aku sendiri saat itu udah putus asa,tapi kamu langsung mempercayakan kerjaan model iklan produk Perusahaanmu untuk aku,jadi jangan biarkan 2 manusia itu mengubah cara berpikirmu kepada orang-orang yang saat ini dekat dengan kamu,anggap aja 2 orang itu bentuk pelajaran untuk kamu agar lebih hati-hati dalam menilai orang,karena terlalu baik pun nggak akan baik nantinya,apalagi kamu sukses seperti ini,semua orang ingin dekat dengan kamu ,tapi mudah-mudahan aku tetap pada sifatku,bahwa aku tulus melakukan ini semua".
Amarta melepaskan pelukannya pada Adrian dan menatapnya dalam.
"Adrian....,Ayo kita percepat pernikahan kita?hari dimana lamaran tiba,kita jadikan sebagai hari pernikahan kita,aku akan atur semuanya,aku butuh orang yang selalu ada disampingku saat ini untuk menemani hari-hariku,aku juga ingin orang tuaku merasa aman dan tenang karena aku sudah ada yang menjaganya,gimana menurutmu?".
Adrian mengerem mendadak pada mobilnya,beruntung jalanan terlihat sepi."Baiklah,aku mengikuti apa yang menurutmu terbaik".jawab Adrian sambil tersenyum.
Amarta memilih untuk tinggal sementara dirumah orang tuanya,bahkan saat Amarta dateng,orang tuanya belum tidur.
"Mama...,Papa...,kenapa masih belum istirahat ?",tanya Amarta mendekat kearah kedua orang tuanya.
Ibu Ambar yang merasa lega saat anaknya kembali dengan baik-baik aja,memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Nak....,Apa sebaiknya kamu menikahnya dipercepat aja?Mama kawatir Febrian dan Fani akan berulah lagi sama kamu,sebenarnya ini bukan pertama kali Febrian dateng kerumah ini untuk memaksa Ayahmu untuk menerima dia lagi,begitu pula Fani,dia kekeh ingin kerja dirumah kita,namun Ibu nggak bisa percaya begitu saja saat tau bahwa mereka sudah jahat sama kamu,bahkan Fani beberapa kali mengirim foto telanjangnya pada Ayahmu,sepertinya dia sangat ingin menghancurkan keluarga kita karena sekarang kita tidak membantunya lagi".
Amarta menggenggam tangan kedua orang tuanya."Mama...Papa...,Amarta akan menikah dengan Adrian tepat dihari yang kita jadwalkan untuk lamaran,karena kejadian ini juga membuat Amarta merasa Adrian sudah sangat layak untuk menjadi suami Amarta,tolong bantu semuanya agar lancar ya Ma...Pa...".
Ibu Ambar memeluk anaknya dengan air mata yang mulai mengalir."Mama selalu do'ain kamu sayang..,hanya kamu yang Mama punya,semoga Adrian menjadi lelaki yang terbaik untuk kamu sampai kapanpun,Mama sama Papa hanya ingin kamu bahagia dengan pilihanmu,semoga semuanya dipermudah ya sayang....,Mama akan lakukan apapun agar semuanya lancar".
Setelah itu,mereka memilih beristirahat,karena hari-hari kedepan, mereka akan sangat sibuk.
Namun didalam hatinya,Amarta merasa sedih sekaligus takut,karena kedua orang tuanya tidak tau bahwa pernikahannya dengan Adrian adalah pernikahan kontrak yang hanya berjalan 1 tahun,walaupun Ia sangat berharap,bahwa pernikahan yang awalnya hanya kontrak,berakhir dengan pernikahan untuk selama-lamanya,walaupun Amarta juga harus siap jika itu tidak sesuai dengan keinginannya,karena dari awal dia yang memulainya lebih dulu.
**
Keesokan harinya,Jam 7 pagi Adrian sudah berada dirumah kedua orang tua Amarta untuk menjemput Amarta yang akan berangkat kerja.
Amarta yang masih bersiap dikamarnya,membuat kedua orangtuanya mengajak Adrian untuk berbicara serius ditaman belakang rumahnya.
"Nak Adrian.....,terimakasih atas niat baiknya untuk menikah dengan putri kami satu-satunya,Sebagai orang tua,Kami hanya ingin anak kami bahagia,karena dia sudah cukup kecewa dengan pilihannya terdahulu,jadi Kami minta tolong dengan sangat,berjanjilah pada kami bahwa Kamu akan mencintainya apapun keadaannya,jangan sakiti dia,Tapi jika nanti diperjalanan pernikahan kalian mengalami masalah dan kamu kecewa atas sikap anak Kami,beritahu kami,agar Kami bisa menasehatinya,Kami hanya berpesan,Anak kami terlihat kuat dan bisa melakukannya semuanya sendiri dihadapan semua orang,tapi dia tetap wanita yang butuh kehangatan dan sifat manjanya yang kadang Ia sembunyikan,jadi berikanlah perhatian dan ajaklah untuk Amarta menceritakan apa yang Ia rasakan,semoga semuanya dipermudah untuk rencana kalian dan kehidupan kalian kedepannya,Kami akan selalu ada untuk kalian".
Adrian mendengarnya dengan seksama,Kini Ia menatap kedua orang tua Amarta yang sebentar lagi juga akan menjadi orang tuanya.
"Om...Tante...,Terimakasih telah menerima saya dengan keadaan saya yang seperti ini,saya akan berusaha untuk membahagiakan Amarta bagaimanapun caranya,namun saya juga manusia biasa,Saya masih akan terus meminta nasehat dari kalian untuk kehidupan saya dengan Amarta kelak,semoga semuanya berjalan dengan baik dan bahagia".
Ucapan dari Adrian terdengar ketelinga Amarta yang kaget saat melihat meja makannya kosong dan justru ada suara dari taman belakang rumahnya.
"Adrian....,kamu begitu baik dan tulus,apa aku bisa berharap bahwa kedepannya kita tetap suami istri ?",gumam Amarta didalam hatinya.
Sapaan dari Amarta membuat 3 orang didepannya menatapnya hangat."Hai sayang....,kamu sudah siap?,yuk kita sarapan sekarang,kebetulan ada Adrian dateng untuk menjemputmu,jadi kita makan sama-sama ya....",ajak Ibu Ambar dan mereka beranjak dari taman belakang rumahnya kemeja makan yang tersedia aneka menu makanan.
Amarta memberikan perhatian pada Adrian dengan mengambilkan nasi goreng kepiringnya dan juga telur ceplok sebagai tambahannya,keromantisan mereka tak lepas dari pandangan kedua orangtuanya yang tersenyum melihat anaknya yang sudah siap menjadi seorang istri.
"Kalian harus terus seperti ini ya... ,karena cinta itu harus disiram setiap harinya agar tidak layu".ucap Ibu Ambar yang berhasil membuat Adrian dan Amarta tersenyum.
Hangatnya meja makan untuk pertama kalinya membuat Adrian bertekad untuk membuka hatinya dan yakin akan keputusannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments