KNT-11

"Hmmmmmmppppp.....to...long.....tolong...",teriak Amarta berusaha melepas bekapan tangan pada mulutnya.

Dengan sekuat tenaga ,Amarta membalikkan keadaan dengan menendang selangkangan orang yang telah membekapnya.

Orang yang membekapnya sedang kesakitan,Amarta membuka penutup kepala orang yang akan menyakitinya.

"Kamu!ngapain kamu diapartmentku??bentak Amarta dengan suaranya yang meninggi.

"Kita balikan lagi ya sayang,Maafkan kesalahanku,aku cuma cinta sama kamu sayang,kita menikah saja ya sekarang,aku akan bilang sama orang tua kamu bahwa kita akan menikah",ucap laki-laki brengsek bernama Febrian.

Amarta memukuli Febrian dengan membabi buta untuk meluapkan kekesalannya yang dengan gampangnya minta balikan.

"Pergi dari sini sebelum aku panggilkan security untuk menyeretmu keluar!aku tak sudi untuk menikah sama kamu yang udah miskin sekarang,nih liat (Amarta menunjukkan cincin berlian yang Adrian berikan),sebentar lagi aku akan menikah dengan lelaki yang lebih segala-galanya dari kamu!",tegas Amarta dalam setiap kata-katanya.

Febrian mendekat kearah Amarta dan ingin memeluknya,namun Amarta segera menendangnya dengan keras dan berlari masuk kedalam apartmentnya.

Amarta segera menghubungi pihak keamanan apartment untuk membawa Febrian keluar,saat security membawa Febrian,Ia terus berteriak dan membuat penghuni lain merasa terganggu.

"Amarta.......,kamu nggak boleh nikah selain sama aku,aku masih cinta sama kamu....",teriak Febrian sambil terus digiring keluar oleh security.

"Dasar sinting,nggak sadar diri dia telah selingkuh",gumam Amarta kesal.

Amarta kembali masuk keApartmentnya,dan memilih membersihkan tubuhnya untuk menyegarkan pikirannya karena kehadiran Febrian yang tiba-tiba.

Sebuah pesan masuk saat Amarta sedang mengoleskan krim pada wajahnya .

"Kamu udah tidur?,gimana kalau besok aku dateng kerumah orang tuamu?rasanya aku nggak sabar untuk mengenal mereka".isi pesan yang Amarta terima dari Adrian.

Rasa kesal yang masih menyelimuti Amarta,membuat Ia ingin membaginya dengan Adrian,Amarta pun melakukan panggilan suara kepada Adrian yang masih terjaga.

"Halo Adrian....,boleh aku minta waktunya sebentar?aku lagi kesel kesel keselllllll,barusan Febrian dateng ke Apartementku dengan membekap mulutku kencang,beruntung aku bisa menendangnya,kalau enggak,pasti dia akan menyakitiku,aku lupa bahwa dia masih menyimpan kartu akses apartmentku dulu,apa sebaiknya aku pindah aja ya?aku takut dia akan kesini dan menyakitiku lagi,karena saat ini dia sepertinya terobsesi dengan aku,bukan lagi cinta,tapi ingin kembali hanya karena sekarang dia miskin".

Adrian yang tadinya merebahkan diri dikasur,langsung duduk tegap mendengar Amarta yang baru mengalami kejadian menakutkan.

"Aku masih duduk-duduk aja,untuk sementara menginep aja dulu dirumah orang tuamu,aku takut mantan tunanganmu itu akan nekat lagi nantinya,apa kita percepat saya pernikahan kita?Agar mantanmu tidak mengganggumu lagi dan kamu aman bersamaku".

Amarta terdiam,dia kaget dengan ucapan yang Adrian lakukan,Amarta benar-benar merasa bahwa Ia sangat dicintai dengan tulus oleh Adrian,padahal mereka hanya terikat pernikahan kontrak.

"Bagaimana menurutmu ?apa besok kita rundingkan saja sekalian dengan orang tuamu?",tanya Adrian pada Amarta yang masih bingung dengan semuanya.

Waktu yang semakin larut membuat Amarta menyudahi obrolannya dengan Adrian lewat sambungan telpon,karena Amarta bingung harus bagaimana menjawab pertanyaan Adrian yang ingin mempercepat pernikahannya.

Keesokan harinya,

Saat Amarta sudah cantik dengan penampilannya,ponselnya berdering tanda ada yang menelponnya,terpampang nama Adrian dilayar ponsel Amarta.

"Halo....,aku diLobby Apartementmu,mulai hari ini aku yang akan mengantar dan menjemputmu",ucap Adrian saat sambungan telponnya terhubung.

Amarta segera memutuskan sambungan telponnya dan melihat kembali penampilan dirinya didepan cermin sebelum keluar dari Apartmentnya.

Amarta jantungnya terus berdetak saat lift membawanya turun kebawah dan menemui Adrian yang selalu membuat Amarta terkejut sekaligus bahagia.

"Hai...,Ada apa?kok sampai menjemput segala?",tanya Amarta saat mendekati Adrian yang membuka kaca mobilnya.

Adrian keluar dan membukakan pintu mobilnya untuk Amarta masuk,perlakuan manis Adrian tak luput dari orang yang melihat dari dalam mobilnya dengan penuh amarah.

Adrian segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,Adrian menyadari bahwa mobilnya diikuti oleh seseorang,Ia pun segera membawa mobilnya dengan kencang.

"Ada orang yang mengikuti mobil kita",ucap Adrian saat Amarta menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Amarta melihat dari kaca spionnya dan tau bahwa yang mengikutinya adalah si brengsek Febrian.

"Cari restoran terdekat aja,sepertinya dia perlu dikasih paham,bahwa apa yang aku katakan semalam nggak bercanda ",perintah Amarta pada Adrian.

Adrian tetap menjalankan mobilnya dengan kencang dan berhenti tepat disebuah restoran yang cukup luas.

"Semalam aku bilang sama dia bahwa aku akan menikah,beruntungnya ada cincin yang kamu berikan Adrian...,sekarang aku minta tolong sama kamu,tolong lakukan sandiwara hubungan kita semanis mungkin,bukan karena aku berharap dia cemburu atau apa,tapi aku butuh harga diriku untuk membuat dia merasa bahwa aku berharga dimata laki-laki lain,tolong bantu aku ya Adrian....",mohon Amarta dengan suaranya yang bergetar.

Adrian membawa Amarta kedalam pelukannya."Tenanglah Amarta...,Aku akan melindungi kamu mulai saat ini,tidak ada yang boleh membuatmu takut,akan ada aku yang selalu disampingmu".

Amarta menatap Adrian dengan tatapan yang sulit diartikan,Mereka memilih keluar saat melihat orang yang mengikutinya masuk ketempat parkiran.

Adrian dengan keberaniannya mendekati mobil orang itu yang tak lain adalah Febrian.

Tok

Tok

Tok

"Keluar!!,Mari kita bicarakan baik-baik,aku nggak mau calon istriku terus diganggu oleh pengecut sepertimu",ucap Adrian dengan tegas.

Febrian yang merasa kalah segala-galanya dari Adrian,langsung keluar dari mobilnya dan mengikuti Adrian yang langsung menggandeng Amarta mesra.

"Brengsek!",gumam Febrian didalam hatinya.

Kini mereka duduk bertiga sambil menunggu minuman mereka dateng,Adrian langsung menjelaskan tujuannya mengajak Febrian berbicara.

"Kenalkan aku Adrian!Aku calon suami dari Amarta,dan sebentar lagi kita akan menikah,jadi jangan ganggu calon istriku atau kamu akan berhadapan denganku".

Febrian menatap sinis Adrian yang terlalu percaya diri."

"Ini hanya bohongan kan?Amarta nggak mungkin semudah itu jatuh cinta lagi,aku menunggunya selama 2 tahun untuk dia menerimaku dulu,jadi aku nggak percaya kalau kalian akan menikah".

"Amarta yang kamu kenal sudah nggak ada!Amarta yang sekarang adalah Amarta yang sangat bahagia karena perlakuan manis dan romantisnya Adrian yang selalu memprioritaskan aku dibanding siapapun,jadi terimalah kalau sebentar lagi aku akan menikah dan hidup bahagia dengan Adrian,iya kan sayang....".ucap Amarta sambil menggandeng mesra lengan Adrian.

Adrian membalasnya dengan sebuah kecupan lembut dikening Amarta yang berhasil membuat Febrian menganga lebar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!