KNT-7

"10 Milyar aku bisa bayarkan sekarang kalau perlu,asal kamu bersedia menandatangani surat perjanjian kontrak nikah nya esok hari diPerusahaanku",ucap Amarta penuh keseriusan.

Adrian masih diam memikirkan tawaran yang Amarta bicarakan,namun disisi lain,Ia melihat Amarta yang tampak putus asa dengan jalan hidupnya,itulah mengapa Amarta sampai menawarkan kontrak nikah dengan Adrian.

"Kak...,Apa harus seperti ini?maksudnya, apa harus mempermainkan pernikahan dengan suatu tujuan,Kita bisa menjadi teman untuk saling membantu sama lain,Aku bisa membantu Kakak kapanmu Kakak mau,jadi nggak perlu sampai kontrak nikah segala,lagian Kakak cantik,diluar sana pasti akan ada yang mengajak Kakak menikah tanpa harus membuat perjanjian seperti ini".

Amarta menghela nafas panjangnya berkali-kali.

"Sebenarnya bukan hanya tentang pernikahan,tapi tentang orang tuaku yang semakin menua,Papa dan Mamaku sudah sangat ingin aku menikah dan memiliki seorang anak,namun dengan kejadian kegagalan pertunanganku dulu,cukup sulit untuk aku mempercayai laki-laki lagi,itulah mengapa aku memikirkan ide gila ini denganmu,karena aku ingin kedua orang tuaku bisa sedikit bahagia karena aku telah menikah,kalau tentang anak,aku bisa kasih alasan bahwa itu kehendak Tuhan".

Adrian turut sedih melihat Amarta yang wajahnya kini sendu mengingat kehidupannya yang rumit walaupun dia kaya raya.Ada sisi lain pada hatinya yang ingin melihat Amarta bahagia.

"Baiklah,aku mau Kak,1 tahun kan?besok aku akan kePerusahaan Kakak,kita akan bicarakan tentang kontrak nikah ini".

Seketika wajah Amarta berbinar,tanpa sadar Ia memeluk Adrian yang sedang mengemudikan mobilnya."Terimakasih ya Adrian....,aku tau kamu pasti mau membantuku",ucapnya sambil tersenyum.

Amarta melepaskan pelukannya saat mendengar detak jantung Adrian berdetak dengan kencang.

"Apa dia merasakan sesuatu kepadaku?atau hanya kaget karena aku peluk ?",gumam Amarta didalam hatinya.

Keheningan terjadi didalam mobil rubicon itu sampai tiba diApartement dimana Amarta tinggal.

"Besok bawa aja mobil itu ke Perusahaan,alamatnya nanti aku kirim,Aku akan berangkat dengan menggunakan mobil lain,oh iya...,kalau ada waktu malam ini,kamu boleh membuat persyaratan apa saja yang ingin ada diperjanjian kontrak nikah kita,besok kita bisa bicarakan sama-sama sebelum menandatanganinya",ucap Amarta sebelum masuk kedalam lift yang akan membawanya ke pintu Apartmentnya.

Adrian mengangguk dan melambaikan tangannya pada Amarta yang masih setia berdiri untuk memastikan Adrian lebih dulu keluar dari Lobby Apartment.

Adrian tersenyum sendirian didalam rubicon itu,Ia masih tak menyangka kehidupannya berubah begitu cepat,walaupun ini hanya pernikahan kontrak,namun tetap saja mereka nantinya sah secara agama dan negara.Apalagi mereka harus menyembunyikan kepada semua orang tentang pernikahan kontrak mereka,itu artinya akan banyak momen mesra yang harus mereka perlihatkan kesemua orang yang mengenalnya,terutama untuk kedua orang tua Amarta.

Adrian baru teringat bahwa esok Ia akan kembali kerja,dan itu artinya Ia harus mengundurkan diri dari restoran tempat dimana Ia bertemu Amarta untuk pertama kalinya.

Begitu sampai rumahnya,Adrian mengirim pesan kepada Amarta bahwa esok Ia akan telat untuk kePerusahaannya,karena Adrian akan lebih dulu mengurus pengunduran dirinya di restoran serta membayar biaya kuliah yang sempat tertunda.

"Selamat Malam Amarta...,besok aku setelah makan siang ya dateng ke Perusahaan kamu,karena ada yang harus aku selesaikan terlebih dahulu sebelum aku sibuk mengurus pernikahan kita".

Amarta yang hendak merebahkan tubuhnya, tersenyum membaca pesan dari Adrian yang entah kenapa terlihat manis saat membacanya.

Amarta mencubit pipinya sendiri karena gemes dengan isi pesan yang Adrian kirimkan."Pernikahan kita",katanya,padahal kan hanya pernikahan kontrak,tapi ternyata dia memikirkannya...",gumam Amarta masih dengan senyuman tercetak jelas dibibirnya.

"Baiklah,semoga semuanya dipermudah",isi balasan yang Amarta kirimkan.

Adrian menyunggingkan senyum tipisnya,ada perasaan hangat masuk kerelung hatinya yang terasa kosong setelah kedua orang tuanya meninggal.

Malam yang semakin larut,membuat Amarta dan Adrian sama-sama beristirahat dengan do'a semoga keputusan yang mereka ambil tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

**

Pagi hari yang terasa berbeda untuk Amarta,karena Ia akan menjalani hari-harinya kedepan dengan sibuk mempersiapkan pernikahan kontraknya dengan Adrian,walaupun pernikahan kontrak,namun sejatinya mereka tetaplah sah menikah.

Amarta yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya menatap cermin yang memperlihatkan penampilannya yang berbeda dari hari biasanya.

Jika biasanya Amarta menggunakan stelan jas panjang atau rok pendek dengan jas panjang,kali ini Amarta menggunakan dress selutut tanpa lengan yang dipadupadankan dengan high heels dengan kombinasi warna yang pas.

Tak lupa juga rambut yang Ia curly dan perhiasan dengan berlian yang berkilau menambah kesan elegan nan mewah.

Amarta tersenyum melihat penampilannya kini,Ia seperti melihat Amarta beberapa tahun lalu yang selalu peduli dengan penampilannya.

"Apa aku jatuh cinta lagi?",tanya Amarta pada dirinya sendiri.

Waktu yang semakin siang,Amarta keluar dari apartmentnya dengan membawa kunci mobil yang akan Ia gunakan untuk ke Perusahaannya,kali ini pilihan Amarta jatuh pada mobil Ferrari yang hanya berisikan untuk 2 penumpang.

"Let's go....".Amarta melaju dengan kencang membelah jalanan ibukota yang semakin rame dengan kendaraan yang terus melaju dengan tujuan masing-masing.

Tak butuh waktu lama untuk Amarta sampai kePerusahaannya,karena gedung Perusahaan yang Ia miliki berada dilokasi strategis dipusat kota.

Kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya,membuat siapa saja ikut bahagia saat melihatnya,tapi tidak dengan seseorang yang dari pagi sudah berada diluar Perusahaan Amarta berada.

"Pak....tolong kasih saya masuk Pak,saya ada perlu sama Amarta,Bapak nggak inget kalau dulu saya sering kesini dan selalu membantu pekerjaannya,jadi biarkan saya masuk Pak....",pinta Fani yang terus memaksa ingin masuk menemui Amarta.

Fani yang terus ditolak oleh penjaga keamanan,memilih berpura-pura perutnya terasa sakit,namun tetap saja Penjaga keamanan yang telah diperintahkan untuk menolak 2 manusia yaitu Febrian dan Fani tidak terpengaruh dengan apa yang Fani lakukan.

"Udah sana pergi....,Bu Amarta nggak bakalan lagi menerima orang seperti kamu yang telah tega merebut tunangannya,lebih baik sekarang perbaiki diri dan hiduplah tanpa mengganggu Bu Amarta lagi,makanya sebelum bertindak berpikir dulu,sekarang giliran sudah kena batunya,malah ingin kembali berteman dengan Bu Amarta,Bu Amarta nggak cocok berteman sama kamu yang nggak tau diri itu,udah sana pergi....",omel salah satu petugas keamanan yang geram dengan tingkah orang didepannya.

Bukan rahasia lagi jika gagalnya pertunangan Bos mereka adalah karena teman baik yang tega menghianatinya,bahkan sampai hamil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!