Amarta nampak cantik dengan gaun berwarna emas dengan tali kecil sebagai pengait pada bahunya yang indah,dipadu padankan dengan high heels berwarna senada,menambah kesan Anggun dan berkelas penampilan Amarta malam ini.
Kini Amarta sedang menunggu Adrian yang sedang berganti jas,karena jas yang mereka siapkan sebelumnya terlalu pendek untuk Adrian yang tinggi.
Amarta melihat penampilannya dicermin dan merasa sangat puas dengan hasil riasannya yang terlihat natural namun tetap bersinar.
Adrian keluar dari kamar gantinya yang berhasil membuat Amarta menganga dengan lebar karena Adrian semakin tampak mempesona,bahkan seperti para Aktor yang sedang memerankan CEO muda kaya Raya.
Adrian tersenyum tipis melihat Amarta yang terpesona kepadanya,namun didalam hatinya,Adrian juga terpesona dengan penampilan Amarta yang terlihat semakin cantik dengan mengenakan gaun yang warnanya semakin membuat Amarta berkilau.
"Wahhhhhh...,kalian serasi sekali,dengan warna emas dan navy,semakin membuat kalian menjadi pasangan yang pas dan cocok ",ucap salah satu pegawai yang membantu Amarta merapikan penampilannya.
Baik Amarta dan Adrian,mereka tersenyum menanggapi ucapan dari Pegawai yang membantunya.Walaupun didalam hatinya,mereka bahagia dengan pujian yang pegawainya lontarkan.
"Yuk Adrian...,kita bisa telat kalau terus disini",ajak Amarta mengalihkan kecanggungan diantara mereka.
Kini Adrian yang memilih dibalik kemudi,walaupun kini Ia tak lagi memiliki kendaraan mobil karena kondisi keuangan orang tuanya yang sebelum meninggal mengalami kebangkrutan,tapi Ia masih mengingat bagaimana Ayahnya mengajarinya untuk bisa mengemudikan mobil.
"Kamu yakin bisa?",tanya Amarta yang meragukan keahlian Adrian dalam mengemudi,apalagi kini yang Ia kemudikan adalah mobil mewah yang masih jarang orang miliki.
Adrian merasa yakin dan tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,jalanan yang nampak ramai namun lancar,membuat suasana didalam mobil hening dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Hmmmm Adrian...,Maaf ya kalau perkataanku nanti menyinggungmu,tapi bolehkah nanti jika ditanya siapapun saat kamu bersamaku,kamu menjawabnya bahwa kamu seorang pengusaha atau pembisnis,bukan maksud apa-apa,aku hanya tidak ingin mantan tunanganku dan teman-teman yang hadir mengolok-ngolokku karena terlihat kasian setelah dicampakkan,walaupun mantan tunanganku yang memang brengsek,tapi aku nggak mau terlihat kasian didepan mereka,pokoknya kamu harus membanggakan diri kamu setinggi-tingginya didepan mereka,bahkan kalau perlu,kamu juga harus menunjukkan rasa cintamu ke aku dengan romantis,tolong ya Adrian...".
Adrian mengangguk tanda setuju dengan apa yang Amarta katakan.
Amarta tersenyum senang,namun jantungnya terus berdetak saat Hotel tempat acara sebentar lagi akan sampai.
Banyaknya mobil yang mau masuk kedalam hotel,membuat Amarta terlihat murung,karena dipastikan resepsi pernikahan Febrian dan Fani sangat mewah,karena terlihat banyaknya tamu yang akan hadir.
Semakin dekat dengan Lobby Hotel,Amarta membaca salah satu karangan bunga yang sudah memenuhi area hotel ,namun anehnya,karena yang tertera bukan nama Febrian dan Fani,melainkan Alena dan Alexander.
Amarta membukan undangan yang Fani berikan,Tertera jelas bahwa mereka resepsi dihotel ini hari ini.
Kebingungan Amarta terbaca oleh Adrian yang menghentikan mobilnya untuk memilih fasilitas parkir yang tersedia.
"Ada apa Kak ?",tanya Adrian yang terus melihat Amarta menoleh kesana kemari.
"Ah mungkin beda Aula ",gumam Amarta meyakinkan dirinya sendiri bahwa Ia memang tidak salah hari .
Semakin masuk kedalam area hotel dan menuju Aula tempat resepsi digelar,tidak ada satupun informasi yang mengatakan bahwa Febrian dam Fani yang memiliki acara,Amarta selalu membaca Alena dan Alexander yang tertera dimana-mana.
Amarta terus berjalan dan mengantri untuk melewati scan tamu-tamu yang hadir,Namun Ia merasa undangannya berbeda dari milik orang yang sedang mengantri.
Amarta keluar dari barisan antrian dan membawa Adrian pergi dari tempat itu.
"Ada apa Kak?kenapa keluar?bukankah ini acaranya ",tanya Adrian yang tidak tau apa yang terjadi.
Pikiran Amarta semakin pusing,Ia bingung dengan semuanya,Ia bingung bahwa kemungkinan Ia telah dikerjain oleh Febrian dan Fani,atau dia salah hari.
Ditengah kebingungannya,Ibunya muncul dengan tiba-tiba.
"Loh..,Anak Mama kok disini?mana cantik banget lagi,terus siapa lelaki itu Nak?Oh...jadi ternyata anak Mama telah punya pacar baru,itu kenapa kamu nggak mau nemenin Mama,siapa namanya pacar baru kamu?kenalin sama Mama dong...",sapa Ibunda Amarta yang kaget juga senang karena anaknya telah kembali menggandeng seorang pria.
Namun bukan jawaban yang Ibunda Amarta dapatkan,melainkan Amarta membawanya ketempat yang terlihat sepi.
"Ma....,Mama hari ini mau dateng resepsi pernikahan siapa?karena aku disini itu untuk menghadiri resepsi pernikahan Febrian dan Fani Ma,bahkan mereka sendiri yang mengantar undangannya ke Perusahaan Amarta,tapi anehnya kok tidak ada karangan bunga atas nama mereka,melainkan nama Alena dan Alexander ".ucap Amarta butuh penjelasan dari Mamanya.
Ibunda Amarta mengeluarkan undangannya yang tertera bahwa nama mempelainya adalah Alena dan Alexander.
"Nak....,Mama sempat denger dari temen Mama,bahwa Febrian membatalkan pernikahannya dengan Fani,karena dengan kondisi keuangan keluarganya yang sekarang bangkrut,membuat keluarga Febrian enggan untuk menerima Fani yang keluarganya sangat kekurangan,bahkan denger-denger juga keluarga Febrian telah pindah ketempat yang jauh,tapi kebenarannya Mama tidak jamin ya...,Mama hanya denger temen Mama bercerita".
Amarta meremas undangan yang dipegangnya kuat-kuat,setelah Ia dikhianati,Febrian dan Fani masih terus mempermainkannya."Brengsek kalian!!",kesal Amarta yang membuat Ibunya mencoba menenangkannya.
"Sudahlah sayang....,lebih baik sekarang ikut Mama masuk kedalam pesta resepsi yang akan Mama datengin,sekalian ajak lelaki yang datang bersamamu tadi".
Amarta menepuk jidatnya sendiri karena melupakan Adrian yang datang bersamanya,Amarta berlari kecil mencari Adrian ditengah kerumunan orang yang semakin rame.
Namun saat menemukannya,Adrian sedang berkenalan dengan segerombolan wanita yang terpesona dengan ketampanan Adrian.
Entah kenapa,Amarta merasakan amarahnya berkobar,Ia mendatangi mereka dan menyeret Adrian untuk mengikutinya.
"Bisa nggak sih jangan kecentilan sama wanita,kamu tuh jangan mau digodain sama mereka,mereka tuh cuma suka karena kamu tampan,jadi cobalah bersikap tegas agar wanita-wanita seperti itu tidak lagi mengganggumu",ucap Amarta kesal yang membuat Adrian bingung.
Adrian mengusap lengan Amarta dengan lembut yang tak luput dari pandangan Ibunda Amarta yang tersenyum penuh arti.
"Tenanglah dulu Kak,Apa lebih baik kita pulang?sepertinya Kakak sudah tak bersemangat untuk masuk kedalam"..
Namun bukan Amarta yang menjawab,melainkan Ibundanya yang menyeret Amarta untuk ikut bersamanya."Kamu juga ikut Nak ( pada Adrian),sayang banget kan..,udah dandan cantik-cantik tapi tak jadi,lebih baik ikut Mama aja dan ikut menikmati resepsi pernikahan ini".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments