Hari yang dijadwalkan telah tiba,Amarta dengan pakaian kasualnya,berjalan keparkiran yang terdapat mobil-mobil mewahnya,namun kali ini Amarta akan menggunakan mobil rubicon nya untuk menjemput Adrian yang akan Shooting untuk Produk terbaru Perusahaannya.
Karena Produknya belum launching,Amarta dan tim menyewa sebuah gedung olahraga untuk shootingnya kali ini.
"Let's go.....",teriak semangat Amarta untuk harinya yang mulai berwarna.
Suara deringan ponselnya mengalihkan Amarta yang baru saja keluar dari Apartmentnya,tertera nama Rania Sekretarisnya yang menghubunginya.
"Halo Bu....sore ini Ibu jadi untuk datang ke butik dan salon langganan yang Ibu ceritakan waktu itu ?soalnya saya mau menginformasikan untuk mereka mengosongkan nomer antrian untuk Ibu".
Amarta yang terlalu bersemangat mengurusi projek iklannya,lupa dengan acara resepsi dari 2 manusia yang Ia benci."Yasudah,minta mereka kosongkan jam 3 sore untuk aku datang kesana,sekalian tolong minta sama mereka untuk menyiapkan stelan jas juga ya ",jawab Amarta meminta Rania untuk mengurusnya.
Amarta sebenarnya males jika harus mendatangi resepsi 2 manusia itu,cuma karena Ia ingin menunjukkan bahwa Ia juga bisa menemukan orang yang lebih baik dari Febrian,maka Amarta mau nggak mau harus hadir ketempat resepsi mereka.
Amarta menghubungi Adrian karena sebentar lagi akan sampai,dan ternyata Adrian telah menunggu dipinggir jalan dengan pakaian kasualnya yang menambah ketampanannya berkali-kali lipat.
TIN
TIN
TIN
Amarta membunyikan klakson mobilnya,namun Adrian tetap acuh dan tak mendekatinya,Amarta yang sedikit kesal memilih membuka kaca mobilnya dan memanggil Adrian dengan kencang.
"Adriannnnnn......".
"Eh Nona.....",sapa Adrian tersenyum canggung,karena ini pertemuan pertama mereka setelah 1 minggu kebelakang.
Adrian menatap takjub Amarta yang mengemudikan mobil yang biasanya disukai para lelaki.
"Kenapa?Aku keren ya ?",ucap Amarta asal saat Adrian terus menatapnya,padahal Amarta merasakan jantungnya berdetak lebih kencang saat bersama Adrian didalam mobil.
Adrian yang sedikit terpesona pada Amarta ,memilih membuang muka dan melihat jalanan luar daripada menjawab pertanyaan dari Amarta yang terlalu percaya diri.
*
Teringat tujuannya yang ingin mengajak Adrian untuk pergi keresepsi pernikahan Febrian,Amarta meminta Adrian untuk menoleh dan menatapnya.
"Adrian!bisakah malam ini kamu menemaniku datang ke resepsi pernikahan temenku?aku akan membayarmu dengan harga yang mahal,tolong ya mau,sebenernya aku lupa bilang dari kemarin-kemarin,dan ternyata hari ini acaranya",mohon Amarta tulus.
Adrian menimbang-nimbang sebentar dalam pikirannya,Ia merasa tak enak menolak permintaan tolong dari Amarta yang telah membantunya mendapat pekerjaan ini,dengan keyakinannya ,Adrian mengangguk setuju.
"Terimakasih ya Adrian,aku akan membayarmu sangat mahal untuk malam ini",senyum Amarta senang karena berhasil mengajak Adrian pergi bersamanya.
Amarta terus melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,Ponselnya kembali berdering,namun kali ini Ibunya yang menghubunginya.
"Halo Anak Mama sayang.....,sibuk banget sepertinya?sampai tak inget pulang,tak inget telpon Mama juga,Mama tuh kesepian sayang,Apa kamu nggak mau tinggal sama Mama aja dirumah?ngapain sih tinggal diApartment segala....",omel Ibunda Amarta,namun tetap ada kelembutan disetiap percakapannya.
"Iya Mama....,pasti ada sesuatu yang akan Mama sampaikan nih?nggak biasanya Mama seperti ini ",jawab Amarta penuh selidik.
"Kamu tau aja sayang,Mama cuma mau ngajak kamu ketempat kondangan temen-temen Mama,nanti disana banyak pria sukses yang bisa Mama kenalin ke kamu,biar kamu cepet menikah dan Mama punya cucu,Mama malu loh sayang....,hanya Mama yang belum menggendong cucu ",ucap Ibunda Amarta sedih.
Amarta menghela nafas panjangnya,Ia sudah menduga bahwa Ibunya punya rencana lain saat mengajak Amarta pergi.
"Maaf Ma....,tapi Amarta malam ini juga akan mendatangi resepsi pernikahan,Mama dateng aja sama siapa gitu,Amarta udah punya acara sendiri Ma....",jawab Amarta pasrah.
"Yasudah lah,Mama pergi sendiri aja ".
Setelah sambungan terputus,Amarta terus menghela nafasnya,mendadak emosinya kembali muncul saat Mamanya terus menyuruhnya menikah karena kegagalannya dengan Febrian.
Adrian memilih diam saat melihat Amarta yang terlihat masam.
Setibanya dilokasi Shooting,Adrian langsung dibawa oleh tim untuk bersiap,karena pemeran wanita telah siap dan tidak punya waktu lebih banyak karena ada pekerjaan yang lain.
Selama Shooting yang memakan waktu 3 jam lebih,Amarta memilih menyibukkan diri bermain ponsel dan membalas pesan dari teman-temannya,Namun Amarta merasa aneh saat teman-temannya justru menanyakan keberadaan Fani kepadanya.
Amarta memilih mengacuhkan pesan temannya yang menanyakan Fani,karena Ia merasa sudah tidak lagi berurusan dengan Fani dan siapapun keluarganya.
Shooting telah selesai,Adrian tak nampak kelelahan pada wajahnya,justru Ia tersenyum dengan bahagia dan mendekati Amarta yang masih bermain ponsel.
"Non....,Nona Amarta.....,Non....",panggil Adrian meninggi saat Amarta tetap mengabaikannya.
"Panggil aku Kakak aja deh,aku berasa majikanmu tau nggak!",kesal Amarta yang kalah bermain game namun dilampiaskan ke Adrian.
Adrian tetap tersenyum bahagia dan memberikan sebotol air mineral kepada Amarta.
"Terimakasih ya Kak,ternyata jadi model iklan begini lebih menyenangkan,gajinya juga lebih banyak dan nggak capek,sering-sering ya Kak,menawarkan aku kerjaan seperti ini ",ucap Adrian tulus yang mendapat senyuman dari Amarta .
Entah kenapa Amarta ikut bahagia melihat Adrian yang berbinar,ada sisi lain yang Amarta rasakan saat melihat kebahagiaan terpancar diwajah Adrian yang terlihat semakin tampan.
Amarta memilih berpamitan dengan para tim nya dan mengajak Adrian untuk ikut bersamanya.
"Kita cari makan dulu ya..,baru nanti kesalon untuk mencari stelan jas yang cocok untuk kamu pakai nanti malam,kamu masih mau membantuku kan?",tanya Amarta sekali lagi untuk memastikan.
"Iya Kak,aku mau membantu Kakak",jawab Adrian tegas.
Amarta membalas dengan senyuman dan terus melajukan mobilnya,tapi mendadak kemacetan terjadi saat sebuah mobil dihadang oleh sebuah angkot dan keluarlah seorang wanita yang langsung mengetuk-ngetuk pintu mobil dengan kencangnya.
"Ada apa sih ",gumam Amarta penasaran apa yang terjadi,namun bukan hanya itu saja yang membuat Amarta kaget,tapi karena Ia melihat perempuan yang sedang mengetuk pintu mobil dengan kencang adalah orang yang Ia kenal dengan dekat.
"Nggak mungkin,bukannya mereka akan ada resepsi nanti malam?bukannya harusnya sore ini mereka sedang bersiap?Ah mungkin hanya mirip saja ",bathin Amarta berucap tentang orang yang Ia lihat.
Kemacetan akhirnya terurai saat mobil yang diberhentikan memilih melarikan diri.
"Sepertinya wanitanya sedang hamil deh Kak,itu dia sedang menangis didalam angkot,apa tadi suaminya yang didalam mobil?",ucap Adrian yang ikut memperhatikan kejadian yang terjadi didepan matanya.
Amarta semakin yakin dengan dugaannya,namun Ia berusaha menampiknya karena berdasarkan undangan yang Ia terima,Febrian dan Fani akan resepsi malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments