Dengan gaya Elegan dan penampilan yang sangat menawan,Amarta melangkah keluar dari mobil mewahnya yang Ia kendarai seorang diri.
Langkah kaki yang begitu berirama saat masuk kedalam Perusahaannya,membuat siapa saja menoleh dengan sendirinya,termasuk dua orang manusia yang kini dianggap orang asing oleh Amarta.
Amarta terus melangkahkan kakinya bak model yang sedang berjalan,membuat dua orang yang menunggu kedatangannya merasa muak.
"Amarta!!jangan belagu kamu!kembalikan cincin berlian yang aku berikan kepadamu saat kita bertunangan?",teriak Febrian saat Amarta ingin masuk kedalam lift.
Amarta berhenti dan menatap orang yang pernah ia cintai, tapi kini untuk menatapnya,Amarta merasa rugi.
"Sudah miskin ya?tapi sayangnya cincinnya sudah aku buang....",jawab Amarta dengan gaya angkuhnya,dan kembali memencet lift yang akan membawanya keruangan kerjanya.
"Kenapa kamu buang.....??itu milikku dan aku ingin kamu menggantinya sekarang!!!",teriak Febrian sekali lagi yang membuat orang-orang memandang aneh pada mereka bertiga.
Baru satu langkah masuk kedalam lift,sahabat yang dulu begitu dekat melemparkan sebuah undangan pernikahan.
"Datanglah ke pernikahan kami,agar kami tau bahwa kamu ikhlas melihat kebahagiaan yang akan kami pancarkan,pastikan untuk tidak dateng seorang diri ,karena kamu akan sangat terlihat menyedihkan ,dan kami nggak suka itu",ucap Fani dengan sinis.
Amarta yang muak dengan 2 orang didepannya,melemparkan sebuah cek kosong kehadapan mereka yang terlihat berbinar.
"Pernikahan hasil nikung dan hamil,takkan membuat kalian bahagia,apalagi sekarang Febrian bangkrut dan Fani selalu jadi benalu,harusnya kalian tidak perlu menggelar acara pernikahan segala,karena yang kalian butuhkan itu uang untuk menyambung hidup,kan nggak lucu kalau setelah ini salah satu kalian dipenjara karena tidak dapat melunasi hutang".ucap Amarta dengan angkuh dan sinis.
Fani yang geram maju beberapa langkah dan melayangkan tangannya untuk menampar Amarta,namun Amarta lebih dulu memegang tangan Fani dengan kencang.
"Jangan kotori tanganmu untuk menyakitiku,aku masih cukup baik karena dulu kita bersahabat,namun kalau kau berniat menyakitiku,bukan hanya kamu yang akan aku persulit,namun keluargamu yang banyak itu juga bisa jadi glandangan saat ini juga!",ucap Amarta dan menghempaskan tangan Fani dengan tenaga yang cukup kuat.
"A*jing lu Amarta!!mentang-mentang kamu kaya seenaknya sendiri!,aku akan membalas semua perlakuan yang kamu lakukan kepadaku",maki Fani dengan suara kerasnya yang membuat petugas keamanan langsung membawa mereka keluar.
"Inget baik-baik ya Pak 2 orang itu,pastikan mereka tidak masuk kedalam Perusahaan saya apapun alasannya,jika mereka tetep ngeyel,Bapak bisa menyeretnya langsung kekantor polisi".ucap Amarta tegas dan meninggalkan dua orang yang berteriak karena dipaksa keluar.
Febrian dan Fani semakin geram dengan tingkah Amarta yang sudah kelewatan,namun mereka tidak bisa berbuat banyak saat tangan mereka kini dicekal dengan sangat kencang oleh petugas keamanan yang menggiring mereka keluar.
Namun Fani meminta dilepaskan tangannya terlebih dahulu untuk mengambil cek kosong yang tergeletak dilantai.
"Nanti aku akan tulis 1 Milyar ah.....hihihi",bathin Fani berucap bahagia.
Febrian dan Fani yang kini berada dipinggir jalan,kebingungan saat mereka tak memiliki kendaraan untuk bepergian.
"Mana cek nya?Aku yang akan mencairkannya ke Bank",ucap Febrian memaksa Fani untuk memberikan cek yang Amarta berikan,Namun Fani tetap menyimpan cek itu kedalam tas nya.
"Kita bisa sama-sama ke Bank nya kan Mas,lagian uang ini nantinya kan buat kita beli rumah sama mobil,karena aku mau nulis dicek itu senilai 1 Milyar,pasti Amarta kan uangnya banyak,apa salahnya kita menulis segitu banyak ",jawab Fani takut-takut,karena sekarang memang keluarga Febrian mengalami kebangkrutan setelah Amarta mengambil semua kepemilikan sahamnya.
Tapi Febrian tetap memaksa Fani untuk memberikan cek kosong yang Amarta berikan."Sudah aku saja yang mencairkan cek ini!lagian kamu nggak ngerti uang ya?1 Milyar itu sedikit,sedangkan Amarta sangat sukses,Aku mau isi 10 Milyar dan uang ini akan kita gunakan untuk hidup kita kedepan",ucap manis Febrian penuh dengan kepalsuan,Karena didalam pikirannya,Ia telah merencanakan sesuatu dengan uang itu.
Fani percaya begitu saja saat Febrian ternyata lebih tau banyak tentang Amarta,Ia pun memberikan cek kosong itu dan memberhentikan taxi kosong yang sedang melintas.
Saat pintu terbuka,Fani lebih dulu masuk,namun dengan cepat,Febrian menutup pintu Taxi itu dan berlari kencang meninggalkan Fani yang ada didalam .
Sadar bahwa Ia ditinggalkan begitu saja,membuat Fani keluar dan berteriak memanggil Febrian yang sudah tak terlihat.
"Mas.....,kamu mau kemana Mas ?pernikahan kita gimana Mas ?Aku mau uang yang ada dicek itu juga Mas....,Mas Febrian......,berhenti ......",teriak Fani dengan sekuat tenaga,namun tetap saja Febrian pergi meninggalkannya begitu saja.
Fani memilih masuk kembali kedalam Taxi,Ia mendapati Febrian menelponnya."Fani!,pernikahan kita batal,aku sebenarnya hanya berbohong bahwa kita akan menikah,karena aku dan keluargaku tidak ingin memiliki menantu miskin setelah kita bangkrut,dan undangan yang kamu berikan pada Amarta adalah undangan palsu yang hanya aku buat 1 untuk kamu berikan pada Amarta,dan tentang kehamilanmu,gugurkan lah anak itu atau kalau kamu mau merawatnya,silahkan rawat sendiri anak itu,jangan pernah cari aku ataupun keluargaku lagi,Karena kami akan pindah ketempat yang sangat jauh".ucap Febrian penuh ketegasan.
Fani meremas ponselnya kuat-kuat,mendengar setiap kata yang Febrian ucapkan.
"Brengsek kamu Febrian!!......,jika kamu tak menggodaku terlebih dahulu,tak sudi aku menyerahkan tubuhku padamu,Aku akan melaporkanmu kekantor polisi karena telah menipuku....",teriak Fani mengungkapkan kekesalannya,namun saat akan kembali berbicara,Febrian telah memutuskan sambungan telponnya,bahkan telponnya tidak aktif saat dihubungi kembali.
Taxi yang terus melaju,membuat Fani menangis dengan kencang,Ia tak menyangka bahwa kehidupan yang ia inginkan bersama Febrian yang menjadi tunangan Amarta,justru jadi kehidupan yang sangat menyedihkan untuk Fani saat ini.
"Hiks...Hiks...Hiks...,aku harus gimana dengan kehamilan ini?bagaimana keluargaku setelah ini?apa aku harus benar-benar melaporkan Febrian ?tapi aku nggak cukup uang untuk melaporkannya ",bingung Fani didalam pikirannya yang terus membuat air matanya mengalir deras.
Fani terus menangis,membuat supir memberikan tissue kepada Fani untuk menyeka air matanya yang terus mengalir.
Sedangkan disebrang sana,Febrian tertawa bahagia saat berhasil menipu Fani dan mencampakkannya begitu saja,walaupun tanpa dipungkiri bahwa tubuh Fani memang selalu menjadi candu untuk Febrian yang tak mendapatkannya dari Amarta yang tidak ingin disentuh jika belum secara resmi menikah.
NOTE :Jangan lupa like dan komennya ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments