Anak baru

Hari sekolah Haigh school Nusantara kedatangan empat siswa baru yang terdiri dari dua wanita dan dua laki-laki. Mereka berjalan beriringan dan menjadi pusat perhatian para siswa.

"Wah mereka ganteng banget,"

"Mereka siapa ya?"

"Cool banget sih,"

"Cantik banget sih dua wanita itu coba saja salah satu di antara mereka bisa aku dapatkan,"

Semua siswa membicarakan mereka, kecuali tiga sahabat yang sedang berdiri yang juga memperhatikan keempat siswa baru itu.

"Lebay semua sih mereka, emang ya belum pernah bertemu cewek cantik dan pria tampan," celetuk Mala yang menganggap semua siswa terlalu antusias. Di sekolah ini apakah tidak ada laki-laki yang tampan dan cool selain dua anak baru cowok itu.

"Alah bilang aja lo iri secara kan kecantikan mereka itu beda jauh sama lo," ujar Toni yang membuat Mala mencubit lengannya. Hingga dia meringis kesakitan.

"Gak lucu tau," kesalnya.

"Sudahlah kita kelas aja yuk," ajak Abyan karena dia merasa gak nyaman saja berada di dekat kerumunan siswa.

Ke empat siswa itu berjalan menuju ruang guru, di sana mereka menunggu kepala sekolah yang baru belum juga datang, karena masih dalam perjalanan. Jujur saja mereka merasa bosan harus menunggu lama, apalagi salah satu di antara mereka seperti gelisah. Seperti sedang menahan sebuah gejolak yang sedari tadi menggangu.

"Kenapa lo?" Tanya sang kakak kepada adik nya yang berada di samping nya. Karena dia bisa merasakan kegelisahan itu.

"Gue gak tahan dengan bau amis darah, rasanya gue haus," jawabnya.

"Divo lo jangan gegabah," ucap Bram yang berusaha menghentikan langkah Divo yang hendak keluar.

Sementara Leona dan Gea mendengus kesal dengan tingkah kakak kedua mereka, ya sikap nya memang tak jauh berbeda dengan sang ayah yang selalu gegabah demi kepentingan nya sendiri.

"Tapi bisa gak sih, kita menggagalkan rencana ayah," ucap Gea tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Bram.

"Gue rasa ayah itu terlalu dalam dendamnya, apalagi pada salah satu anak dari adiknya. Tapi bagaimana bisa kita bisa tau jika kita saja tak pernah bertemu mereka," jawab Gea. Entahlah sejak pertama kali di tugaskan, dia seperti tak mau menjalani tugas yang ayahnya berikan.

"Cepat atau lambat yang terpenting kita bisa menemukan mereka," ujar Bram yang di angguki oleh Divo.

Selang dua jam mereka sudah berada di hadapan kepala sekolah. Dalam pertemuan itu kepala sekolah memutuskan jika Divo dan Leona satu kelas di kelas Fisika sedangkan Bram dan Gea masuk di kelas kimia.

"Kita pisah di sini saja ya, nanti kita bertemu lagi," ujar Bram, saat mereka berada di pembatas ruang guru dan kelas.

"Jangan lupa untuk kasih info, soal hari ini nanti," ucap Divo, menepuk bahu kakaknya.

"Divo sudahlah kita jangan bahas itu terus, sekarang kita fokus untuk beradaptasi dengan manusia. Karena berbaur dengan mereka bukan hal yang mudah bagi bangsa vampir," ucap Leona.

Divo dan Leona menuju kelas Fisika, di sana mereka duduk bersebelahan. Tapi siapa sangka jika ada curiga dengan kedatangan mereka begitupun dengan Leona ada yang berbeda di kelas ini.

"Kenapa sih lo, gelagat lo aneh banget tau gak," bisik Divo. Leona tak menjawab dia fokus dengan sang guru yang menjelaskan mengenai pelajaran hari ini.

Di kelas lain Bram dan Gea masuk dengan di sambut antusias oleh semua murid, karena anak baru yang mereka lihat ternyata satu kelas. Tapi ada tiga di antara mereka yang bersikap biasa saja, siapa lagi jika bukan Mala, Abyan dan Toni.

"Baik anak-anak kita lanjutkan tentang pelajaran kita hari ini tentang makhluk mitologi, di sini ada yang tau apa itu makhluk mitologi?"

"Makhluk mitologi adalah makhluk yang diceritakan dalam mitologi, legenda, atau fabel. Makhluk-makhluk ini seringkali bersifat fantastis, baik dalam bentuk maupun kemampuannya," jawab Mala dengan mengangkat tangan nya.

"Bagus Mala jawaban kamu benar, ada yang menambahkan, bagaimana ciri-cirinya?"

"ciri-ciri sebagai makhluk mitologi adalah. Dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi. Ceritanya dianggap suci dan banyak mengandung hal-hal yang baik.Tempat terjadi di dunia lain bukan dunia seperti yang kita huni, sekarang," jawab Mala lagi, dia adalah anak yang paling cerdas di kelasnya dan beberapa kali mengharumkan nama sekolah dalam setiap perlombaan.

Jam istirahat tiba-tiba saja berbunyi, artinya pelajaran sejarah tentang makhluk mitologi sudah usai.

"Baik anak-anak karena waktu bapak sudah habis jadi kita sudahi pembelajaran hari ini, sebelum itu ada tugas untuk kalian. Yaitu kerjakan tugas halaman 30 dan 35, sampai bertemu minggu depan," ucap sang guru lalu meninggalkan kelas.

"Mal kita ke kantin yuk," ajak Toni kepada Mala.

"Tapi gue gak lapar," tolaknya.

"Jadi lo hanya ngajak Mala, terus gue di abaikan gitu," celetuk Abyan.

"Ya sama lo juga, udah yuk," ucap Toni.

"Gue bilang gak lapar, gue mau ke perpustakaan," ucap Mala lalu Toni menatap Abyan.

"Gue mau menemani Mala," ucap Abyan lalu mengejar langkah Mala.

Toni mendengus kesal melihat tingkah kedua sahabatnya itu.jadi mau tak mau dia pergi ke kantin sendiri daripada menahan lapar. Bram dan Gea melihat tingkah mereka lalu keluar karena kedua saudaranya pasti sedang menunggu. Benar saja Leona dan Divo sedang duduk di kursi taman sekolah.

"Bagaimana apa lo suda menemukan gadis itu?" Tanya Divo yang di jawab gelengan oleh Bram.

"Di kelas tadi tidak yang mencurigakan," ujar Gea.

"Tapi ayah pernah bilang jika anak itu bisa di deteksi saat usia nya menginjak 17 tahun, itu artinya masih satu tahun lagi," ucap Bram.

"Dia terlahir akan menjadi serigala terkuat nantinya, maka nya ayah menyuruh kita untuk melenyapkan dia sebelum usianya 17 tahun," ucap Divo.

Leona dan Gea saling melirik, kenapa mereka harus terlihat dalam rencana ini. Mereka lebih suka perdamaian dari pada permusuhan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi bangsa mereka sejak dulu tak pernah akur dengan bangsa serigala, kedua bangsa ini sama-sama tak mau kalah dan tertindas.

"Kita pikirkan lagi nanti soal ini, jangan di bahas di sini nanti semua orang akan curiga," ucap Leona kali ini semua saudaranya setuju dengan ucapan Leona. Berada di tengah-tengah manusia, membuat mereka harus pandai menjaga sikap, agar tidak ada yang curiga.

Sementara di perpustakaan, Abyan dan Mala sedang membaca buku tentang manusia serigala. Tiba-tiba saja mereka teringat tentang masalalu mereka, apalagi mereka harus menerima takdir yang mengharuskan mereka berbeda dari manusia biasa. Hanya mereka yang tau sementara Toni tidak tau apa-apa tentang mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!