Keluarga Alex

Seorang wanita berlari secepat mungkin untuk sampai di sekolah, seharusnya dia berangkat pagi tapi karena bangunnya siang jadi dia sedikit terlambat, sesampainya di sekolah ternyata gerbang sudah di tutup. Sementara satpam nya sudah berada pos nya untuk beristirahat.

"Pak buka," pinta gadis itu dengan memukul-mukul gerbang agar kedengaran namun nihil apapun usahanya tidak ada yang mendengar.

Tak lama datang temannya yang juga terlambat.

"Hahahaha ternyata anak yang selalu datangnya pagi bisa terlambat juga ya," ucap Pria itu dengan tertawa.

"Diam lo, ini semua gara-gara lo coba saja kalau semalam lo gak ngajak gue keluar mungkin gue gak akan terlambat," ucap nya kesal.

"Kenapa lo jadi nyalahin gue," ujarnya.

"Ya iyalah ini kan salah lo," ucapnya.

Dari tadi dia berlarian menuju sekolah agar tidak terlambat tapi usahanya nihil, akhirnya gadis itu memutuskan untuk manjat saja.

Dia mulai memanjat pagar itu dan tak peduli teriakan temannya yang memintanya untuk turun.

"Udah lo mending diam, dari pada kita gak bisa masuk," ujarnya begitu sampai ke atas tiba-tiba di kagetkan dengan sosok pria yang menjatuhkan tasnya dan menaiki pagar itu segara dan melompat hingga membuat gadis itu menganga.

"Heh kok lo bisa melompat kayak gitu," ucapnya.

"Kenapa? Keren ya, ayo lompat kalau Lo bisa," ujarnya.

Gadis itu mendengus kesal karena cowok itu meremehkan dia, dia memberanikan diri untuk melompat namun tiba-tiba.

Arghhhh

Mendengarkan teriakan itu cowok itu langsung menoleh dan mendapati si gadis yang sudah terjatuh.

"Mala lo gak papa?" Tanya si cowok dengan panik.

"Aduh sakit lah bantuin kek jangan tanya terus," jawabnya.

Akhirnya dia membantu gadis yang bernama Mala itu untuk berdiri, aksi mereka rupanya di ketahui oleh salah satu guru yang kebetulan lewat.

"Mala,Abyan, Toni kenapa kalian ada di sini bukannya masuk kelas," ucap pak Badri dengan tatapan garangnya.

"Anu pak_"

"Apa? Atau hari ini kalian telat lagi," ucap pak Badri.

"Tadi saya kesiangan pak," ucap Mala dan menundukkan kepala nya tanpa menatap sang guru. Sementara Toni dan Abyan berusaha untuk menetralkan ekpresinya.

"Kalian ke ruang wali kelas kalian sekarang," perintah pak Badri pada ke tiga murid nya itu.

"Sekarang pak?" Tanya Abyan yang terlihat kaget, walaupun ia berhasil masuk ke kelas pasti akan dapat hukuman juga dari guru yang mengajarnya di kelas.

"Iya sekarang," ucap pak Badri. Menggeleng melihat tingkah ke tiga anak muridnya itu.

Mereka bertiga keruangan guru dengan rasa kesal, apalagi kaki Mala masih sakit. Karena mereka bertiga akhirnya mau tak mau mereka harus menerima hukuman.

"Coba aja Toni gak Ngajak gue keluar sampai malam gak mungkin kan kita telat," ucap Mala kesal.

"Memangnya lo dan Toni kemana?" Tanya Abyan.

"Toni ngajak gue ke toko buku, pas pulang nya sepeda nya macet jadi terpaksa jalan kaki, mana jauh lagi," jawab Mala sedangkan Toni malah cengengesan melihat tingkah Mala yang kesal.

Setelah hukuman mereka selesai, mereka di izinkan masuk ke dalam kelas setelah pelajaran ke dua di mulai.

Sementara itu di sebuah rumah mewah terdapat empat remaja yang merasa bosan di rumah, sebenarnya mereka mendapat tugas dari sang ayah mulai besok. sejak tewasnya Leona dan Ferry, Alex memutuskan untuk pergi jauh hingga dia harus kehilangan dua adiknya Maxim yang tak tau di mana keberadaan nya dan juga Tania yang menghilang begitu saja.

"Bagaimana apa kalian sudah siap untuk mencari keturunan dari Maxim, gadis itu adalah keturunan bangsa serigala yang menjadi ancaman bagi kita di saat usianya tepat 17 tahun nanti," ucap seorang pria berpakaian hitam dan wajah yang menyeramkan.

"Maaf ayah bukannya Maxim itu adalah adik ayah kenapa kita harus mencari dan membunuh anak dia," ucap seorang gadis cantik berambut pendek sebahu yang kurang setuju dengan rencana ayahnya itu.

"Iya ayah apa hubungannya tapi bagaimana bisa ayah yang seorang vampir bisa memiliki adik serigala," sambung wanita yang berambut panjang dengan tangan bersedekah dada.

"Maxim adalah seorang vampir sebelum dia berkhianat dengan bangsanya sendiri," ucap pria itu dengan menunjukkan taringnya.

"Kalian harus kembali menyamar menjadi anak SMA untuk memudahkan mencari putri Maxim, dan mencari tau di mana keluarga mereka tinggal," ucap Alex dengan seringai tajam, itu adalah tugas berat yang harus di lakukan oleh anak-anaknya.

"Gea apa kamu yakin jika Maxim berkhianat dengan bangsanya sendiri," ucap Leona karena dia merasa ada yang ganjal dengan ayahnya.

"Aku tidak tau karena aku merasa kurang setuju dengan rencana ayah, kita hanya di tugaskan mencari Maxim dan membunuh anaknya karena anak itu memiliki dua darah yang menjadi ancaman bagi bangsa vampir," ucap Gea.

Sementara Bram dan Divo hanya mendengarkan obrolan kedua adik perempuannya. Gea kemudian berlalu menuju kamarnya untuk beristirahat, apakah dia bisa melakukan apa yang ayahnya tugaskan karena dia sudah berjanji kepada ibunya dahulu untuk melukai bangsa serigala karena bagaimana pun bangsa serigala menjadi bagian dari hidupnya dulu.

Sementara Leona dia merasa jika tugas yang di perintahkan oleh ayahnya sangat kejam, dia tidak mau melakukan hal itu, entah mengapa dia seperti ada keterikatan dengan bangsa serigala.

Leona memang sangat mirip dengan Liana, hingga Alex mengira jika Leona adalah reinkarnasi dari Liana, adiknya yang tewas karena kekasihnya juga tewas. Sementara Tania sampai saat ini Alex tak tau di mana keberadaan adik bungsunya itu.

"Leona ini bukan saatnya kamu untuk melamun," ucap Bram.

Leona menoleh pada kakaknya, walaupun dia tak pernah ada hubungan sama bangsa serigala tapi dia tak mau jika harus menghabisi bangsa serigala.

"Gue gak melamun hanya saja tugas ayah ini terlalu kejam, kita sudah berdamai tapi ayah malah mengibarkan permusuhan kembali, kalau kita membunuh anak dari Maxim yang jelas dia sepupu kita maka itu akan membuat permusuhan di dalam keluarga ini," ucap Leona.

"Lalu apa lo mau mau melanggar perintah ayah," ucap Divo hingga membuat Bram dan Leona kaget.

"Tapi Ayah terlalu kejam,"

"Lalu kamu Ayah marah sama kita." Divo menatap kedua adiknya itu dengan tatapan tajam. Dia juga sangat membenci bangsa serigala.

"Gue akan habisi bangsa serigala karena mereka kita kehilangan ibu kita," Ujar Divo.

Leona mendengus kesal, di antara mereka berempat Divo sikapnya sangat mirip dengan sang ayah yang berwatak keras. Apapun keinginan nya harus di kabulkan.

Bram berusaha untuk menenangkan Leona agar tak tersulut emosi, karena apapun yang di ucapkan Divo akan membuat Leona marah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!