Bab 15

Mita pulang dengan amarah yang meluap-luap. Begitu memasuki apartemennya, ia melempar tas mahalnya ke sofa dengan kasar, lalu berteriak sekuat tenaga.

"Argh! Brengsek!" Dadanya naik turun, napasnya tersengal karena emosi yang menguasai dirinya. Ia berjalan mondar-mandir di ruang tamunya yang mewah, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.

"Semua ini gara-gara Axeline! Aku yakin, dia pasti mengadu pada Tuan Keynan jika aku menindasnya!" Ia meremas rambutnya sendiri, merasa frustasi. Namun, ada satu hal yang masih membingungkannya.

"Tapi, kenapa berkas itu bisa dikerjakan oleh Tuan Keynan? Apa Axeline mengadu kalau aku menyuruhnya mengerjakan laporan itu? Itu sebabnya Tuan Keynan turun tangan sendiri?"

Mita mulai berspekulasi. Semakin dipikirkan, semakin besar kebenciannya pada Axeline.

Ia meraih segelas wine di meja dan meneguknya dengan kasar, lalu membanting gelas itu hingga pecah berantakan. Tatapan matanya kini dipenuhi dendam.

"Aku tidak terima! Gara-gara kau, aku dipecat dan di-blacklist! Sekarang, tdak ada perusahaan lain yang mau mempekerjakan ku!" Mita mengepalkan tangannya erat, bibirnya melengkung membentuk seringai penuh kebencian. "Axeline, aku pasti akan membalas mu. Tunggu saja!"

Mita meraih kembali tasnya, tangannya bergerak cepat merogoh ke dalam dan mengeluarkan ponselnya. Jari-jarinya dengan cekatan menggulir daftar kontak, mencari nama Axeline sebelum akhirnya menekan tombol panggil.

"Halo, Kak. Ada yang bisa aku bantu?" suara Axeline terdengar ramah begitu panggilan tersambung.

Mita mengepalkan tangannya erat, tatapannya tajam, sementara ekspresi di wajahnya menggelap sesaat. Namun, dalam hitungan detik, ia mencoba mengendalikan dirinya. Ia menarik napas, lalu memasang senyum palsu yang sempurna.

"Halo, Lin. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ujarnya dengan nada yang dibuat-buat. "Proyek yang kau kerjakan sukses besar, dan kita mendapatkan bonus."

"Wah, benarkah? Aku senang mendengarnya!" sahut Axeline antusias.

Mita menyipitkan mata, menggigit bibir bawahnya sejenak sebelum melontarkan pertanyaan yang sudah berputar-putar di kepalanya sejak tadi. "Tapi, laporan itu benar-benar kau yang membuatnya, bukan?"

Sejenak, tidak ada jawaban dari Axeline. Mita menunggu, tapi yang terdengar hanya keheningan.

"Lin, kau masih di sana?" tanyanya, kali ini dengan nada yang sedikit lebih menekan.

"I-iya, Kak," jawab Axeline. "Semalaman aku lembur di kantor untuk mengerjakan laporan itu."

Mita tetap diam, mendengarkan suara Axeline yang terdengar ragu. Jelas, ada sesuatu yang disembunyikan wanita itu, dan Mita bisa merasakannya. Jika Axeline yang mengerjakannya, kenapa nama Keynan yang tercantum di laporan? Jelas sekali Axeline sedang berbohong, bukan?

"Oh, begitu," sahut Mita dengan tenang. Ia mencoba menyembunyikan kecurigaannya di balik suara lembutnya. "Syukurlah. Aku pikir ada orang lain yang mengerjakannya, soalnya hasilnya benar-benar bagus."

Axeline tertawa kecil di ujung telepon. "Hehe ... ya, aku mengerjakannya sendiri, Kak."

Mita mengulum senyum, tapi matanya dipenuhi sorot tajam yang penuh perhitungan. "Oh ya, bagaimana jika kita merayakannya malam ini?" usulnya.

"Boleh, Kak! Di mana kita akan merayakannya?" tanya Axeline, terdengar bersemangat.

"Nanti aku kirim alamatnya. Ya sudah, aku tutup dulu teleponnya." Tanpa menunggu jawaban, Mita langsung memutus panggilan. Jemarinya menggenggam ponsel dengan erat, dan senyum miring penuh kelicikan terukir di wajahnya.

"Dasar pembohong! Aku yakin, kau pasti menyembunyikan sesuatu. Jika kau benar-benar mengerjakannya, kenapa nama tuan Keynan yang tertera di laporan itu?"

"Tapi, tidak masalah. Aku akan mengorek semua kebenarannya malam ini." Ia membuka aplikasi pesan dan mulai mengetik alamat yang akan ia kirimkan ke Axeline. Namun, itu bukan sembarang tempat untuk merayakan keberhasilan.

"Akan ku pastikan malam ini menjadi malam yang tidak bisa kau lupakan, Axeline," gumamnya dengan seringai puas.

Malam harinya, Axeline sudah siap dengan pakaian kasualnya yang dilapisi jaket ringan untuk menyesuaikan dengan udara malam. Sebelum pergi, ia menuruni tangga menuju ruang makan, tempat keluarganya berkumpul untuk menikmati makan malam.

"Sayang, kau mau ke mana?" tanya Keyra saat melihat Axeline yang terlihat sangat rapi..

Axeline tersenyum. "Aku mau keluar, Mom. Proyek yang aku kerjakan berhasil dan mendapat tanggapan positif dari klien. Jadi, supervisor ku mengajak makan malam untuk merayakannya."

"Benarkah? Wah, kau hebat sekali, sayang," puji Keyra bangga.

Namun, Alexio justru mengernyitkan dahinya, merasa ada yang janggal. "Kau, anak magang, sudah dipercaya mengerjakan sebuah proyek?" Nada suaranya terdengar ragu. Ia tahu betul bagaimana dunia kerja berjalan, tidak mungkin seorang magang diberi tanggung jawab sebesar itu.

Axeline terkekeh kecil, mencoba menenangkan sang ayah. "Tidak, Dad. Aku hanya membantu saja," jawabnya santai.

Alexio menghela napas lega, mengangguk pelan. Tapi, pertanyaan lain segera meluncur dari bibirnya. "Hanya kalian berdua? Apa dia seorang pria? Di mana kalian akan makan malam? Apa perlu Daddy ..."

"Dad!" Axeline buru-buru menyela, menatap ayahnya dengan ekspresi gemas. "Aku bukan anak kecil. Lagipula, supervisor ku itu seorang wanita, dan kami pergi tidak hanya berdua, tapi bersama satu tim. Jadi, Daddy tidak perlu khawatir."

Alexio menatap putrinya beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk, meski masih tampak sedikit ragu. "Baiklah kalau begitu. Hati-hati, ya. Dan jangan pulang terlalu malam."

"Siap, Bos," sahut Axeline sambil terkekeh sebelum melangkah keluar. Malam ini, ia tidak ingin memikirkan hal lain selain menikmati perayaan kecil atas pencapaiannya. Namun, tanpa ia sadari, seseorang tengah menyiapkan kejutan yang mungkin akan mengubah segalanya.

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

Wanita langka semacam Victoria lagi ni romanya

2025-03-24

0

jaran goyang

jaran goyang

𝙝𝙤𝙤𝙝 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙖𝙣... 𝙮𝙠𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙪 𝙗𝙡𝙨 𝙙𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢...𝙮𝙜 𝙙𝙖 𝙠𝙖𝙪 𝙮𝙜 𝙙𝙞 𝙗𝙖𝙨𝙢𝙞

2025-03-01

0

jaran goyang

jaran goyang

𝙩𝙧𝙡𝙡 𝙗𝙙𝙤𝙝 𝙠𝙖𝙪... 𝙢𝙙𝙝 𝙥𝙧𝙘𝙮

2025-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!