Episode 04¹

...Ketika malam menjelang, Tamara dengan anggun memasuki mansionnya dan langsung disambut oleh seorang pelayan yang tampak bersemangat....

"Selamat malam, Nyonya. Anda pasti terkejut mendengar ini, tapi wanita udik itu berani-beraninya meminta tukang untuk merenovasi kamarnya. Lebih dari itu, ia bahkan pulang dengan mobil sport baru dan membawa banyak sekali barang belanjaan bermerek ke mansion," ujar pelayan tersebut.

"Hah? Cepat, kita ke kamarnya!" kata Tamara dengan nada tak percaya.

...Tanpa menunggu, Tamara dan pelayan itu segera menaiki anak tangga menuju kamar Silvia. Di dalam kamar, tampak Silvia yang baru selesai mandi sedang berjalan ke wall closet barunya, memilih pakaian untuk acara makan malam di luar....

Tok.

Tok.

Tok.

"Silviana! Buka pintunya!" teriak Tamara sambil menggedor pintu kamar Silvia dengan kasar.

...Silvia mengabaikannya. Ia terus memilih gaun berwarna perak selutut, lalu mengenakannya. Kemudian, Silvia duduk di depan meja rias dan mulai merias wajahnya dengan makeup tipis, memulas bibir tebalnya dengan lipstik berwarna merah muda lembut. Tak lupa, ia menyemprotkan parfum mahal ke seluruh tubuhnya....

"Waktunya menyembur nenek sihir," gumam Silvia sambil mengedipkan sebelah mata, tersenyum manis pada pantulan dirinya di cermin.

Tok.

Tok.

Tok.

"Silviana! Apa kau tuli?!" bentak Tamara, amarah dan kekesalannya semakin memuncak karena diabaikan oleh Silvia.

Ceklek.

...Silvia dengan sengaja membuka lebar pintu kamarnya, lalu berdiri anggun di hadapan Tamara. Tindakan itu ia lakukan untuk memancing amarah Tamara melihat perubahan mewah di kamarnya....

"Ada apa ini? Sungguh berisik," ujar Silvia dengan nada datar.

...Tamara mengabaikan pertanyaan Silvia, tatapannya lurus tertuju pada interior kamar Silviana yang baru direnovasi dengan sangat mewah. Pemandangan itu semakin membakar emosinya hingga nyaris meledak....

(Visual kamar baru Silvia)

"Siapa yang memberikanmu izin untuk melakukan semua ini?" tanya Tamara dengan nada menuntut.

"Bukan urusanmu. Lagi pula, apa pun yang kulakukan adalah hakku," jawab Silvia acuh tak acuh sambil mengamati kuku barunya.

"Hak? Hak apa yang kau bicarakan, Silviana? Jangan lupakan bahwa kau di sini karena paksaan dari ayah mertuaku, dan Leon tidak menginginkan wanita desa sepertimu," sentak Tamara dengan tajam.

"Ayah mertua? Hahahaha... Apa kau sedang bercanda, Tamara? Sadarlah. Aku adalah istri sah secara hukum dan agama. Dan kau..." Silvia mengalihkan pandangannya dari kaki Tamara, perlahan naik hingga tepat di wajahnya. "Kau hanyalah gundik suamiku. Artinya, kau hanyalah peliharaan suamiku, tidak lebih," lanjut Silvia mencibir dengan sinis.

"Kau..." Tamara tercekat, tak mampu melanjutkan kata-katanya.

"Ups... Maaf, aku sudah lapar, permisi," sela Silvia seraya menutup dan mengunci pintu kamarnya.

...Silvia melangkah pergi meninggalkan Tamara dan pelayan itu, senyum lebar terukir di wajahnya saat menuruni tangga. Mata biru lautnya tanpa sengaja menangkap sosok Leon yang baru saja tiba dan disambut oleh para pelayan....

"Waktunya beraksi," gumam Silvia dengan ekspresi dingin saat menuruni anak tangga.

"Bi," panggil Silvia dengan suara lantang, sontak membuat kepala pelayan dan Leon menoleh ke arahnya.

"Iya, Nyonya Muda," sahut kepala pelayan, sedikit terkejut mendapati perubahan pada Silviana.

"Jangan siapkan makan malam untukku. Aku akan makan di luar," perintah Silvia tanpa sedikit pun memedulikan keberadaan Leon.

"Baik, Nyonya Muda."

...Silvia berlalu dengan anggun, mengibaskan rambut lurusnya yang panjang dengan santai, meninggalkan Leon yang mengerutkan kening menatap punggungnya penuh tanda tanya....

"Sayang, kamu sudah pulang," tegur Tamara menuruni anak tangga sambil tersenyum lebar.

"Sayang, kau sudah pulang," sapa Tamara seraya menuruni tangga dengan senyum lebar.

"Ah, iya, Sayang," jawab Leon yang tersadar, lalu berbalik menghadap Tamara.

...Tamara segera berlari kecil menghampiri Leon dan memeluknya erat. Leon pun membalas pelukan Tamara....

"Sayang, apakah kau yang memberikan uang kepada wanita itu?" tanya Tamara dengan nada manja sambil menyembunyikan wajah di dada bidang Leon.

"Apa maksudmu, Sayang? Aku tidak mengerti," jawab Leon sambil mengerutkan keningnya.

...Tamara segera melepaskan pelukannya, lalu memasang wajah cemberut penuh kekesalan sambil mendongak menatap Leon....

"Kalau begitu, bagaimana mungkin dia bisa membeli mobil mahal dan barang-barang mewah itu? Lalu kamarnya pun direnovasi dengan sangat mewah, Leon," rengek Tamara dengan nada merajuk.

"Apa?" Leon membelalakkan kedua matanya sempurna mendengar ucapan Tamara.

"Jangan-jangan... dia menjual diri kepada pria hidung belang, Leon," Tamara mencoba mereka-reka sambil berusaha memancing emosi Leon.

"Aku akan—"

Drrrttt Drrrttt.

...Dering ponsel Leon menginterupsi ucapannya. Dengan sigap, Leon merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel, dan menatap layarnya....

"Mama," gumam Leon sambil melirik Tamara.

"Ayo, cepat jawab," desak Tamara dengan rasa ingin tahu mengapa ibunda Leon menelepon selarut ini.

...Leon mengangguk mengerti, lalu menggeser ikon hijau dan mengaktifkan loudspeaker....

"Selamat malam, Ma," sapa Leon.

"Malam juga, Nak. Di mana wanita sialan itu?" tanya ibunda Leon dari seberang telepon dengan nada penuh amarah.

"Dia baru saja keluar Ma, pergi kemana Leon tidak tau, memangnya ada apa?" tanya Leon.

"Wanita sialan itu seharian penuh menguras habis uang Papamu, Leon!" umpat ibunda Leon dari seberang telepon dengan suara yang semakin meninggi.

"Apa? Bagaimana bisa terjadi, Ma?" tanya Leon terkejut.

"Entahlah, Mama juga bingung. Untungnya pihak bank menghubungi Mama, kalau tidak, Mama tidak akan tahu soal ini."

"Baiklah, Ma. Nanti Leon akan bicara dengannya."

"Bagus. Selamat malam, Nak."

...Panggilan telepon terputus. Leon meremas ponselnya dengan geram....

"Sungguh keterlaluan," desis Leon.

"Sudah kubilang! Jangan-jangan—"

"Tamara, hentikan!" potong Leon tegas, tahu ke mana arah pembicaraan Tamara. "Papaku bukan orang seperti itu. Bahkan seratus wanita seksi berbaris di hadapannya, dia tidak akan tertarik."

"Maafkan aku, Sayang," ucap Tamara sambil tersenyum manja dan melingkarkan kedua lengannya di leher Leon.

"Baiklah, aku memaafkanmu," jawab Leon sambil ikut tersenyum, lalu mengulurkan tangannya mengusap pipi Tamara dengan lembut.

...Kelembutan Leon membawa Tamara hanyut dalam suasana romantis. Ia berjinjit, lalu mencium bibir Leon dengan lembut. Leon tanpa ragu membalas ciuman Tamara, membuat kepala pelayan yang sejak tadi berdiri di sana perlahan mundur dan memberi isyarat kepada yang lain untuk meninggalkan ruang tengah....

...Ciuman itu semakin intens, semakin dalam, dan terasa menuntun. Leon akhirnya melepaskan tautan bibir mereka dengan napas yang berhembus kasar....

"Kenapa, Sayang?" tanya Tamara dengan tatapan bingung menelisik wajah Leon.

"Aku tidak bisa melanjutkannya. Maafkan aku, Sayang," jawab Leon sambil mengusap sudut bibir Tamara yang basah karena ciumannya.

...Meskipun Leon membenci Silviana, ia tetap menjunjung tinggi pernikahan mereka dan enggan melangkah lebih jauh dengan Tamara, cinta pertamanya....

"Kenapa kau selalu menolakku, Leon? Apa kau mulai mencintai wanita itu?" tuduh Tamara dengan nada penuh kekecewaan sambil menatap Leon.

"Bukan itu maksudku, Sayang."

"Ah, sudahlah! Lupakan saja. Malam ini aku tidur di rumahku. Permisi."

...Dengan marah, Tamara meraih tas tangan mewahnya dan berjalan menuju pintu mansion. Leon berniat menghentikannya, namun ia khawatir Tamara akan menjadikannya syarat untuk tidur bersamanya....

"Sial! Ini semua gara-gara Silviana!" geram Leon sambil mengusap wajahnya dengan frustrasi.

...🔥🔥🔥🔥...

...(Di sisi lain)...

...Tepat di sebuah restoran mewah, terlihat Silvia tengah menikmati steak beef yang dipanggang setengah matang dengan bumbu racikan khusus dari chef restoran, sambil menyesap red wine....

"Aku sangat puas melihat nenek sihir itu diliputi amarah," gumam Silvia sambil tersenyum dan melanjutkan menikmati steak beef-nya dengan lahap.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Maaf ya thoor klo akuau komennya lebih bnyak kritikanny..... Karena aku org yg paling sukaaa bca novel online maupun cetak,kasian othor jga klo sdah capek" mikir Dan nulis tpi yg suka dikit.

2025-04-08

0

Kusii Yaati

Kusii Yaati

merenovasi kamarnya pakai sihir ya Thor... dalam sekejap langsung jadi 🤭

2025-03-14

1

neng ade

neng ade

wanita yang kamu sebut wanita sial itu istrinya yang sah secara hukum dan agama istri nya Leon .. ingat itu Tamara

2025-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 01¹
2 Episode 02¹
3 Episode 03¹
4 Episode 04¹
5 Episode 05¹
6 Episode 06¹
7 episode 07¹
8 Episode 08¹
9 Visual karakter.
10 Episode 10¹
11 Episode 11¹
12 Episode 12¹
13 Episode 13¹
14 Episode 14¹
15 Episode 15¹
16 Episode 16¹
17 Episode 17¹
18 Episode 18¹
19 Episode 19¹
20 Episode 20¹
21 Episode 21¹
22 Episode 22¹
23 Episode 23¹
24 Episode 24¹
25 Episode 25¹
26 Episode 26¹
27 Episode 27¹
28 Episode 28¹
29 Episode 29¹
30 Episode 30¹
31 Episode 31¹
32 Episode 32¹
33 Episode 33¹
34 Episode 34¹
35 Episode 35¹
36 Episode 36¹
37 Episode 37¹
38 Episode 38¹
39 Episode 39¹
40 Episode 40¹
41 Episode 41¹
42 Episode 42¹
43 Episode 43¹
44 Episode 44¹
45 Episode 45¹
46 Episode 46¹
47 Episode 47¹
48 Episode 48¹
49 Episode 49¹
50 Episode 50¹
51 Episode 51¹
52 Episode 52¹
53 Episode 53¹
54 Episode 54¹
55 Episode 55¹
56 Episode 56¹
57 Episode 57¹
58 Episode 58¹
59 Episode 59¹
60 Episode 60¹
61 Episode 61¹
62 Episode 62¹
63 Episode 63¹
64 Episode 64¹
65 Episode 65¹
66 Episode 66¹
67 Episode 67¹
68 Episode 68¹
69 Episode 69¹
70 Episode 70¹
71 Episode 71¹
72 Episode 72¹
73 Episode 73¹
74 Episode 74¹
75 Episode 75¹
76 Episode 76¹
77 Episode 77¹
78 Episode 78¹
79 Episode 79¹
80 Episode 80¹
81 Episode 81¹
82 Episode 82¹
83 Episode 83¹
84 Episode 84¹
85 Episode 85¹
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 01¹
2
Episode 02¹
3
Episode 03¹
4
Episode 04¹
5
Episode 05¹
6
Episode 06¹
7
episode 07¹
8
Episode 08¹
9
Visual karakter.
10
Episode 10¹
11
Episode 11¹
12
Episode 12¹
13
Episode 13¹
14
Episode 14¹
15
Episode 15¹
16
Episode 16¹
17
Episode 17¹
18
Episode 18¹
19
Episode 19¹
20
Episode 20¹
21
Episode 21¹
22
Episode 22¹
23
Episode 23¹
24
Episode 24¹
25
Episode 25¹
26
Episode 26¹
27
Episode 27¹
28
Episode 28¹
29
Episode 29¹
30
Episode 30¹
31
Episode 31¹
32
Episode 32¹
33
Episode 33¹
34
Episode 34¹
35
Episode 35¹
36
Episode 36¹
37
Episode 37¹
38
Episode 38¹
39
Episode 39¹
40
Episode 40¹
41
Episode 41¹
42
Episode 42¹
43
Episode 43¹
44
Episode 44¹
45
Episode 45¹
46
Episode 46¹
47
Episode 47¹
48
Episode 48¹
49
Episode 49¹
50
Episode 50¹
51
Episode 51¹
52
Episode 52¹
53
Episode 53¹
54
Episode 54¹
55
Episode 55¹
56
Episode 56¹
57
Episode 57¹
58
Episode 58¹
59
Episode 59¹
60
Episode 60¹
61
Episode 61¹
62
Episode 62¹
63
Episode 63¹
64
Episode 64¹
65
Episode 65¹
66
Episode 66¹
67
Episode 67¹
68
Episode 68¹
69
Episode 69¹
70
Episode 70¹
71
Episode 71¹
72
Episode 72¹
73
Episode 73¹
74
Episode 74¹
75
Episode 75¹
76
Episode 76¹
77
Episode 77¹
78
Episode 78¹
79
Episode 79¹
80
Episode 80¹
81
Episode 81¹
82
Episode 82¹
83
Episode 83¹
84
Episode 84¹
85
Episode 85¹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!