Episode 03¹

...Sebelum menemui dokter, Silvia memutuskan untuk pergi ke bank terlebih dahulu guna memeriksa jumlah uang yang tersimpan di rekening kakaknya....

"Nyonya Amores, total dana yang ada di rekening Anda berjumlah 5 miliar," ucap staf bank setelah memeriksa kartu rekening tersebut.

"5 miliar?"

...Silvia ternganga dengan tatapan tak percaya mendengar ucapan staf bank. Ini berarti selama ini kakaknya hidup hemat demi bisa menemukannya kembali....

"Terima kasih, Mbak. Saya permisi dulu."

"Sama-sama, Nyonya."

...Silvia bergegas meninggalkan bank dengan perasaan bahagia bercampur haru. Ia tak menyangka kakaknya rela hidup sederhana demi bisa menemukannya....

Terima kasih, Kak. Aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbananmu, batin Silvia sambil tersenyum getir, lalu kembali menaiki taksi daring yang tadi.

...Taksi itu pun melaju meninggalkan bank menuju rumah sakit. Sesampainya di sana, Silvia membayar ongkos taksi, lalu berjalan memasuki pintu utama rumah sakit menuju ruang dokter spesialis yang telah ia hubungi menggunakan nama dan ponsel kakaknya....

"Selamat datang, Nyonya Amores," sapa dokter sambil menatap ke arah pintu ruangan yang baru saja terbuka.

...Silvia hanya membalas sapaan dokter itu dengan senyum kecut dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Dalam hatinya, ia merasa sangat tidak suka mendengar nama belakang suami kakaknya itu....

"Silakan duduk, Nyonya."

"Terima kasih."

"Ada keperluan apa Nyonya menghubungi saya?" tanya dokter sambil menatap wajah Silvia yang kini terlihat sangat pucat.

"Saya ingin memeriksakan paru-paru saya, Dok. Kemarin, saya tidak sengaja salah makan dan muntah darah," jawab Silvia berbohong.

"Pantas saja Nyonya terlihat sangat pucat," gumam dokter sambil bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Silvia.

"Silakan ikuti saya, Nyonya," ajak dokter sambil berjalan menuju pintu ruangan.

...Silvia mengangguk kecil dan berdiri. Kemudian, ia berjalan mengikuti dokter dari belakang. Mereka berdua menyusuri lorong rumah sakit menuju sebuah ruangan dan masuk ke dalamnya. Ruangan itu tampak dilengkapi dengan berbagai peralatan medis....

...Silvia diminta untuk mengganti pakaiannya dengan baju pasien, lalu berbaring di atas ranjang pemeriksaan. Tak lama kemudian, beberapa perawat berpakaian medis putih mendekati Silvia. Sebelum pemeriksaan dimulai, Silvia diberikan anestesi, dan para medis pun memulai tugas mereka....

...(2 jam kemudian)...

...Silvia tersadar dari pengaruh obat bius, perlahan membuka kedua matanya dan menatap langit-langit rumah sakit....

"Nyonya, Anda sudah sadar?" tegur dokter yang tadi berdiri di samping ranjang Silvia.

"Nak, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya seorang pria paruh baya berwajah tampan bagai dewa Yunani, berdiri di samping dokter sambil menatap Silvia dengan wajah cemas.

"Ugh... Anda siapa?" tanya Silvia dengan bingung sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri.

"Saya adalah ayah mertuamu, Nak," jawab pria paruh baya itu dengan penuh perhatian.

"Maafkan saya, Tuan Antonio, sepertinya Nyonya muda belum sepenuhnya sadar dari pengaruh obat bius," ucap dokter sambil kembali memeriksa kondisi Silvia.

"Tidak mengapa. Yang terpenting bagiku saat ini adalah menantuku baik-baik saja," ujar Antonio sambil tersenyum lega.

Oh... jadi ini ayah mertua Kakak. Pasti hanya beliau yang tulus menerima Kakak, batin Silvia menebak, mengamati seisi ruangan yang hanya ada dokter dan ayah mertuanya.

"Maafkan saya, Ayah mertua. Saya jadi merepotkan Anda," ucap Silvia sambil tersenyum hambar dan menoleh ke arah Antonio.

"Tidak masalah, Nak. Lagipula, saya sudah berjanji kepada mendiang ayah dan kakekmu bahwa saya akan selalu menjagamu," ujar Antonio sambil mengusap lembut kepala Silvia dengan penuh perhatian.

"Emmm... Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya Silvia sambil melirik ke arah dokter.

...Dokter yang sejak tadi tampak melamun memperhatikan kelembutan Tuan Antonio memperlakukan Silvia, seketika tersadar dari lamunannya....

"Ah, semuanya baik-baik saja setelah sisa racun itu berhasil kami keluarkan dari lambung Anda, Nyonya," jawab dokter sambil tersenyum canggung.

"Racun?" tanya Antonio sambil melirik ke arah dokter dan Silvia secara bergantian dengan tatapan bingung.

"Ah, itu... Anu... Ayah mertua tidak perlu khawatir. Kemarin, saya keracunan makanan, jadi hanya ingin memastikan saja," elak Silvia sambil berusaha menampilkan senyum semanis mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Bagaimana bisa menantuku keracunan makanan di dalam mansion suaminya sendiri? Ini tidak bisa dibiarkan. Saya harus bertanya kepada para pelayan di sana," ucap Antonio dengan nada emosi yang mulai meninggi.

"Ayah mertua tenanglah. Saya hanya salah makan," bujuk Silvia, berusaha meredakan emosi Antonio.

...Melihat usaha Silvia, Tuan Antonio mencoba menenangkan diri sambil menghela napas berat, lalu menatapnya....

"Lain kali, kamu harus melaporkan semuanya kepadaku. Jangan diam saja, Nak. Aku bukan hanya ayah mertuamu, tapi juga ayahmu," timpal Antonio dengan nada lembut namun tegas.

"Baik, Ayah mertua. Terima kasih atas perhatiannya kepada saya." Silvia tersenyum lebar sambil mengangguk patuh.

"Dasar anak keras kepala," gumam Antonio pelan, meskipun hanya senyum tipis terlihat di bibirnya.

...Tuan Antonio mengacak lembut rambut panjang keemasan Silvia dengan gemas, persis seperti yang selalu dilakukannya pada Silviana saat masih kecil....

"Nyonya dan Tuan Besar, ini adalah resep obat. Silakan diminum secara teratur," sela dokter sambil menyerahkan secarik kertas kepada Silvia.

...Tuan Antonio dengan sigap meraih kertas itu, lalu mengucapkan terima kasih kepada dokter. Kemudian, ia menoleh ke arah Silvia....

"Nak, gantilah pakaianmu. Ayah akan menunggumu di luar," ucap Antonio sambil mengajak dokter pergi meninggalkan ruang rawat Silvia.

...Silvia pun bergegas mengganti pakaiannya, lalu berjalan keluar dari ruang rawat. Ia merasa semakin baik dan bersemangat, senyum cerah menghiasi wajahnya....

"Keadaanku baik-baik saja. Itu artinya, aku akan bermain dengan mereka tanpa belas kasihan," gumam Silvia sambil tersenyum lebar seraya berjalan menghampiri Antonio yang sedang menunggunya di depan pintu utama rumah sakit.

"Ayo kita pulang, Nak," ajak Antonio sambil mengulurkan tangannya ke arah Silvia.

"Ayah mertua pergi duluan saja. Saya ingin pergi ke salon dan berbelanja sebentar," tolak Silvia dengan halus.

"Kalau begitu, gunakan kartu Ayah saja."

"Tidak perlu, Ayah mertua. Saya masih memiliki sedikit uang."

...Tuan Antonio mengabaikan penolakan Silvia. Dengan sigap, ia mengeluarkan dompetnya, mengambil sebuah kartu ATM berwarna hitam, dan meraih tangan Silvia....

"Tidak boleh menolak," tegas Antonio sambil meletakkan kartu tersebut di telapak tangan Silvia.

"Ayah mertua sendiri yang memaksa, jadi aku akan menguras habis semua uang di ATM ini tanpa sisa," ucap Silvia.

"Hahahaha... Tidak masalah. Lagipula, itu tidak akan membuat Ayah bangkrut," ujar Antonio sambil menatap Silvia dan tertawa kecil.

"Baik," jawab Silvia singkat.

"Kalau begitu, Ayah pamit. Hati-hati di jalan, dan jika ada sesuatu, segera hubungi Ayah," pesan Antonio.

"Iya, Ayah mertua."

...Tuan Antonio berjalan meninggalkan Silvia, masuk ke dalam mobil, dan pergi. Silvia segera memesan taksi daring dan meninggalkan rumah sakit menuju sebuah showroom mobil. Ia berencana membeli sebuah Lamborghini berwarna hitam agar tidak perlu lagi memesan taksi untuk bepergian....

...Setelah membelinya, Silvia mengendarai mobil sport barunya itu menuju sebuah salon ternama dan melakukan perawatan seluruh tubuh....

...(1 jam kemudian)...

"Nyonya, totalnya—" ucapan staf salon itu terhenti ketika Silvia menyodorkan kartu kredit milik Antonio tepat di hadapannya.

"Gesek saja," perintah Silvia singkat.

"Baik, Nyonya." Staf salon itu pun mengambil kartu kredit tersebut dan pergi.

...Beberapa jam kemudian, semua perawatan yang dilakukan Silvia selesai. Silvia pun meninggalkan salon tersebut menuju mal ternama di Kota X....

...Hari itu, Silvia berbelanja dengan sangat boros menggunakan kartu ATM milik Tuan Antonio, membuat asisten Tuan Antonio panik menerima banyak notifikasi dari pihak bank....

...Setelah puas berbelanja, Silvia kembali ke mansion sambil membawa banyak barang belanjaan. Ia memerintahkan para pelayan untuk mengangkut sisa barang belanjaannya menuju kamarnya yang telah direnovasi sejak siang tadi, saat ia masih berada di showroom mobil....

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Aries suratman Suratman

Aries suratman Suratman

Di Awal cerita katanya tubuh Silviana Kurus kering dan tidak terawat dan kucel
....🤔🤦 terus Masuk Rumah Sakit Apa papa Antonio tidak tahu kelakuan Anaknya ya, terus begitu keluar dari Rumah Sakit langsung Beli mobil, Belanja,ke Salon... Waaaah Sungguh ceritanya bikin Traveling ke mana-mana dan semakin bikin penasaran 🙅🙆💆

2025-04-20

0

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Aku Baru nemu novel ini Dan langsung baca.... sebenarny ceritany bgus dan menarik tpi, sayang penulisanny kurangny tepat... alias banyak kali typony.

2025-04-08

0

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

mau mertua kaya giniiii thorr kasih aq 1😁😁😁

2025-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01¹
2 Episode 02¹
3 Episode 03¹
4 Episode 04¹
5 Episode 05¹
6 Episode 06¹
7 episode 07¹
8 Episode 08¹
9 Visual karakter.
10 Episode 10¹
11 Episode 11¹
12 Episode 12¹
13 Episode 13¹
14 Episode 14¹
15 Episode 15¹
16 Episode 16¹
17 Episode 17¹
18 Episode 18¹
19 Episode 19¹
20 Episode 20¹
21 Episode 21¹
22 Episode 22¹
23 Episode 23¹
24 Episode 24¹
25 Episode 25¹
26 Episode 26¹
27 Episode 27¹
28 Episode 28¹
29 Episode 29¹
30 Episode 30¹
31 Episode 31¹
32 Episode 32¹
33 Episode 33¹
34 Episode 34¹
35 Episode 35¹
36 Episode 36¹
37 Episode 37¹
38 Episode 38¹
39 Episode 39¹
40 Episode 40¹
41 Episode 41¹
42 Episode 42¹
43 Episode 43¹
44 Episode 44¹
45 Episode 45¹
46 Episode 46¹
47 Episode 47¹
48 Episode 48¹
49 Episode 49¹
50 Episode 50¹
51 Episode 51¹
52 Episode 52¹
53 Episode 53¹
54 Episode 54¹
55 Episode 55¹
56 Episode 56¹
57 Episode 57¹
58 Episode 58¹
59 Episode 59¹
60 Episode 60¹
61 Episode 61¹
62 Episode 62¹
63 Episode 63¹
64 Episode 64¹
65 Episode 65¹
66 Episode 66¹
67 Episode 67¹
68 Episode 68¹
69 Episode 69¹
70 Episode 70¹
71 Episode 71¹
72 Episode 72¹
73 Episode 73¹
74 Episode 74¹
75 Episode 75¹
76 Episode 76¹
77 Episode 77¹
78 Episode 78¹
79 Episode 79¹
80 Episode 80¹
81 Episode 81¹
82 Episode 82¹
83 Episode 83¹
84 Episode 84¹
85 Episode 85¹
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Episode 01¹
2
Episode 02¹
3
Episode 03¹
4
Episode 04¹
5
Episode 05¹
6
Episode 06¹
7
episode 07¹
8
Episode 08¹
9
Visual karakter.
10
Episode 10¹
11
Episode 11¹
12
Episode 12¹
13
Episode 13¹
14
Episode 14¹
15
Episode 15¹
16
Episode 16¹
17
Episode 17¹
18
Episode 18¹
19
Episode 19¹
20
Episode 20¹
21
Episode 21¹
22
Episode 22¹
23
Episode 23¹
24
Episode 24¹
25
Episode 25¹
26
Episode 26¹
27
Episode 27¹
28
Episode 28¹
29
Episode 29¹
30
Episode 30¹
31
Episode 31¹
32
Episode 32¹
33
Episode 33¹
34
Episode 34¹
35
Episode 35¹
36
Episode 36¹
37
Episode 37¹
38
Episode 38¹
39
Episode 39¹
40
Episode 40¹
41
Episode 41¹
42
Episode 42¹
43
Episode 43¹
44
Episode 44¹
45
Episode 45¹
46
Episode 46¹
47
Episode 47¹
48
Episode 48¹
49
Episode 49¹
50
Episode 50¹
51
Episode 51¹
52
Episode 52¹
53
Episode 53¹
54
Episode 54¹
55
Episode 55¹
56
Episode 56¹
57
Episode 57¹
58
Episode 58¹
59
Episode 59¹
60
Episode 60¹
61
Episode 61¹
62
Episode 62¹
63
Episode 63¹
64
Episode 64¹
65
Episode 65¹
66
Episode 66¹
67
Episode 67¹
68
Episode 68¹
69
Episode 69¹
70
Episode 70¹
71
Episode 71¹
72
Episode 72¹
73
Episode 73¹
74
Episode 74¹
75
Episode 75¹
76
Episode 76¹
77
Episode 77¹
78
Episode 78¹
79
Episode 79¹
80
Episode 80¹
81
Episode 81¹
82
Episode 82¹
83
Episode 83¹
84
Episode 84¹
85
Episode 85¹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!