Bab 19 - Diam-Diam Mengintai

Sekar berusaha mengejar mobil Angga yang terlihat keluar dari kawasan khusus TNI AL tersebut. Namun apa daya dirinya memakai sepatu hak tinggi dan bawahan jarik sehingga tak bisa berlari cepat.

Apalagi jarak dari tempatnya berada dengan parkiran cukup jauh. Tapi, ia bisa melihat dengan jelas jika mobil Angga sudah pergi dari sana.

"Aku belum ucapin makasih. Uh..." batin Sekar dengan nada sedikit menyesal karena lupa akan hal penting itu.

Namun momen kesedihannya tersebut mendadak berganti kebingungan bercampur kekesalan karena perkara sepatu yang saat ini masih terpasang di kakinya.

"Yah, ini nasib sepatu gimana aku balikinnya ke dia? Terus sepatuku juga ada di mobilnya. Nomor hp dia kan aku tak punya. Di dalam sana kakaknya dia yang mana orangnya, aku juga tak tahu. Makin runyam dah!" gerutu Sekar.

Dikarenakan petugas bus sedang tidak ada di area parkiran dan Sekar juga tak tahu nomor hp sang petugas, akhirnya ia terpaksa menitipkan sepatu hak tingginya yang patah tadi pada Angga untuk diletakkan di dalam mobilnya. Itu pun dilakukan oleh Sekar berdasarkan saran dari Angga.

Kesepakatan Sekar dengan Angga, nanti selepas acara sepatu yang patah bisa diambil oleh Sekar. Kini Sekar pun jadi bingung kenapa mobil Angga justru pergi dari area parkiran gedung.

"Dasar playboy! Janji cuma om0n-om0n doang! Katanya nungguin, eh malah pergi gitu saja. Beneran sial nasibku malam ini!" batin Sekar yang masih terus mengomeli Angga.

Resti pun berjalan menghampiri Sekar yang tengah berdiri memandang area parkiran. Lalu, ia menepuk pundak sahabatnya itu.

Puk...

"Kar, ngapain lihatin parkiran? Apa ada barangmu yang ketinggalan di bus?" tanya Resti.

"Enggak, Res."

"Terus, ngapain bengong di sini?" tanya Resti. Sekar pun bingung menjelaskannya perihal sepatu yang dipakainya saat ini dan pertemuannya dengan Angga beberapa saat yang lalu secara tak sengaja.

"Ayo masuk. Sayang banget kalau kamu lewatin acaranya," ajak Resti seraya menggandeng lengan Sekar. Alhasil Sekar pun pasrah dibawa Resti masuk ke dalam gedung.

Sekar melihat acara pesta militer itu penuh dengan kemewahan dan sangat lengkap baik orang-orang yang hadir dan dominan bersama pasangannya. Hanya beberapa yang hadir tanpa pasangan. Bahkan menu yang disajikan juga cukup lengkap dan enak secara kasat mata.

Sekar mendadak tak bernaf_su untuk menikmati semua hidangan yang tersaji. Entah mengapa dalam benaknya saat ini justru memikirkan Angga. Alhasil Sekar hanya minum dan makan puding saja agar terlihat melakukan kegiatan di depan Resti dan kekasihnya.

Ia merasa tak enak hati jika berdiam diri atau murung pada acara bahagia orang lain apalagi acara penting sahabatnya sendiri.

☘️☘️

Awalnya Sekar sempat berbisik lirih pada Resti agar tak perlu mengenalkan teman Imran padanya. Namun Resti tetap memaksanya.

"Kenalan dulu, Kar." Resti berbisik lirih.

"Aku kurang suka sama cowok berseragam, Res."

"Takut diselingkuhin?"

"Ya, salah satunya."

"Memangnya selingkuh cuma cowok berseragam terus orang kalangan biasa itu setia? Gak juga kali, Kar!" desis Resti seraya menasehati Sekar.

"Buktinya mamaku menikah dengan papaku yang dari kalangan militer, terus kakakku dapat suami dari kalangan anggota berseragam juga baik-baik saja. Adem ayem nikah belasan tahun dan gak ada perselingkuhan. Tidak semua anggota berseragam itu seperti yang ada di pikiranmu tadi,"

"Tetep saja aku kurang sreg, begitu Res."

"Kenalan kan gak harus jadi pacar. Kalau kamu sama dia nanti cuma sebatas teman ya gak masalah juga kan jadi nambah pertemanan kamu," ujar Resti.

Akhirnya Sekar terpaksa menerima ajakan perkenalan alias perc0mblangan yang digadang-gadang oleh Resti dan Imran tersebut.

Pukul sembilan malam acara pun selesai, Para cewek-cewek naik ke dalam bus angkatan laut.

Grup yang satu bus dengan Resti dan Sekar dominan berstatus belum menikah. Jadi masih tahap kekasih dan ada juga yang sudah bertunangan.

Namun kali ini mereka tidak sendiri, tetapi bersama kekasihnya masing-masing naik ke dalam bus yang sama. Ada 15 wanita yang berada satu bus bersama Resti dan Sekar.

Resti bersama Imran duduk di bagian tengah bus. Sedangkan Sekar duduk paling belakang bersama seorang pria, teman dekat Imran.

☘️☘️

Kini bus angkatan laut yang membawa Sekar sudah keluar dari area Graha Samudra Bumimoro (GSB). Mereka akan kembali menuju markas angkatan laut yang berada di tengah kota, di mana tempat itu adalah titik berangkat semula.

Area depan dan tengah bus tampak riuh karena mereka semua saling bercakap-cakap dengan teman maupun pasangan masing-masing. Pemandangan berbeda tampak di tempat duduk area belakang di mana Sekar berada.

"Nih orang kenapa diam mulu sih dari tadi! Masa aku yang harus mulai bicara!" gerutu Sekar dalam hatinya.

Keduanya sudah sempat saling berkenalan singkat di dalam gedung sebelum naik bus. Lelaki yang ada di samping Sekar saat ini bernama Dhani.

Akhirnya daripada sama-sama jadi patung, Sekar memilih untuk mengalah. Ia memulai pembicaraan lebih dahulu pada Dhani hanya untuk sekedar basa-basi.

"Tadi kamu bilang dari Semarang, kalau boleh tahu di mana nya?"

"Dari Gayamsari," jawab Dhani singkat. Sekar mendadak bingung karena ia tak begitu paham daerah Semarang.

"Pernah ke Lawang Sewu?" tanya Sekar.

"Pernah. Masa orang Semarang belum pernah ke sana sih!" tegas Dhani.

"Rumahmu dari Lawang Sewu masih jauh gak?"

"Ya, lumayan."

"Kamu berapa bersaudara?" tanya Sekar.

"Aku dua bersaudara. Aku anak pertama dan punya adik yang masih sekolah," jawab Dhani.

"Oh, begitu."

"Tadi Resti bilang, kamu teman sekantornya. Sudah lama dekat sama pacarnya Imran?"

"Aku sebenarnya udah lama kenal sama Resti sejak kuliah. Kebetulan kita sekarang kerja di kantor yang sama. Resti masuk duluan di sana terus gak lama aku juga kerja di tempat yang sama,"

"Kamu sendiri berapa bersaudara?" tanya Dhani.

"Aku dua bersaudara juga sama kayak kamu. Tapi aku anak bungsu. Kakakku laki-laki dan sudah menikah,"

"Kakakmu punya rumah sendiri apa tinggal sama kamu di rumah orang tuamu?"

"Masih tinggal di atap yang sama denganku," jawab Sekar apa adanya.

"Rumahmu besar dong. Bisa muat sampai banyak orang begitu,"

Saat Sekar akan menjelaskan kondisi tempat tinggalnya dan keluarganya, bus sudah tiba di markas angkatan laut dekat taman kota. Mereka semua pun turun termasuk Sekar dan Dhani.

Imran menyuruh Dhani untuk mengantarkan Sekar ke rumah dengan naik taksi. Sedangkan Imran akan naik taksi berdua dengan Resti pulang ke rumah calon mertuanya yakni orang tua Resti.

Jarak rumah Sekar dengan markas angkatan laut tersebut sebenarnya tak begitu jauh. Hanya sekitar 8-10 menit saja naik motor. Namun saat ini Sekar sudah berada di dalam taksi bersama Dhani untuk pulang. Di dalam taksi keduanya bertukar nomor ponsel.

"Habis anter aku, kamu langsung pulang?" tanya Sekar.

"Ya balik lagi ke markas tadi yang dekat taman kota. Itu terminalnya anak-anak angkatan laut. Naik bus dari sana terus balik ke akademi lagi di Bumimoro," jawab Dhani.

Tanpa keduanya sadari ada mobil sedan hitam sedang mengikuti taksi yang membawa Sekar dan Dhani.

"Katanya gak suka sama pria berseragam. Kenapa dia malah naik taksi berdua sama cowok berseragam? Apa cowok tadi pacarnya Sekar?" batinnya mendadak tak suka melihat Sekar berduaan dengan cowok berseragam.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

As Lamiah

As Lamiah

Yee ada yg buntut tuh kar awas Lo ntar ngintilin terus ya kar 🤭

2025-03-02

2

Yuli a

Yuli a

udah ganti profesi jadi penguntit kayaknya..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/ pasti Angga nih .. udah tahap kepo maksimal....

2025-03-02

1

Sri Ayuu

Sri Ayuu

wah pakpol Angga jadi penguntit 🤣🤣🤣
Jangan cepat berasumsi dan menuduh yg tidak tidak wahai pakpol ish gimana sih, harus nya seperti kerja nya para polisi donk diselidiki dulu baru komen

2025-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!