Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali

Ya, lelaki yang dilihat Sekar saat ini adalah Angga Yudho P.

"Memangnya aku tak boleh ke sini!" sungut Angga.

"Ya, bukan begitu Pak Polisi. Cuma aneh saja polisi masuk wilayah basis TNI begini. Mana lagi gak pakai seragam pula," cibir Sekar.

Angga memang saat ini tidak memakai seragam dinas kepolisiannya. Ia hanya memakai kaos polo santai dengan celana bahan. Jaket kepolisiannya ada di jok mobilnya. Sengaja tak ia pakai sekarang ini.

Ketika Angga akan pergi dari area parkir Graha Samudra Bumimoro (GSB), ekor matanya tiba-tiba melihat siluet Sekar yang sedang berjalan. Didera rasa penasaran, Angga pun memutuskan keluar dari mobilnya dan mendekati sosok tersebut yang ternyata benar Sekar, wanita unik yang tanpa sengaja akan ditilang olehnya beberapa bulan yang lalu.

Mendadak nama Sekar Nabila Putri beberapa bulan ini terus berseliweran dalam pikirannya. Angga tak menyangka jika malam ini dirinya akan dipertemukan kembali dengan Sekar. Ini sebuah kebetulan yang istimewa bagi Angga bisa melihat bidadari yang diam-diam mengganggu pikiran dan hatinya akhir-akhir ini.

"Ya, sengaja gak pakai seragam. Tapi, seragamnya ada kok di dalam mobil baru ambil dari laundry masih terbungkus rapi."

"Terus, bapak ngapain di sini?" tanya Sekar.

"Ada perlu saja ke sini dan tolong jangan panggil aku dengan sebutan bapak. Karena aku bukan bapakmu!" ketus Angga.

"Cocok kan dipanggil bapak polisi. Kan sudah jadi bapak-bapak," ledek Sekar yang membuat Angga semakin mendengus sebal akibat julukan dari Sekar yakni 'bapak-bapak.'

"Apa istri bapak bekerja sebagai angkatan laut di sini?" tanya Sekar. "Cocok ya, suami seorang polisi dan istrinya Kowal, angkatan laut wanita."

"Istri?"

"Ya, istri bapak."

"Aku belum punya istri,"

"Oh, bapak statusnya duda toh."

"Astaga, masa wajahku sudah kelihatan kayak duda lapuk sih!" batin Angga semakin menggerutu sebal.

Baru kali ini Angga menemukan wanita seperti Sekar yang melihatnya dengan paras tampan, gagah, tinggi tegap dengan usia 30 tahun, tapi sudah dibilang duda.

"Status di KTP ku belum kawin artinya itu belum nikah, Mbak Sekar Nabila Putri. Saya, Angga Yudho P masih bujangan ting-ting. Tolong dicatat dan direkam dalam otak Mbak Sekar!" desis Angga.

"P nya apaan itu, Pak?" tanya Sekar secara refleks tanpa sadar begitu saja terlontar dari bibirnya alias keceplosan.

"Cuma wanita yang akan jadi istriku, yang tahu kepanjangan P tersebut dari namaku." Angga tersenyum penuh makna.

"Dasar pelit!" umpat Sekar.

"Biarin!" balas Angga. "Ngomong-ngomong kakimu kenapa jalan kayak bebek begitu?"

"Masa bebek sih!" gerutu Sekar tak terima.

"Lah terus apa dong? Soang?" goda Angga.

"Sama saja dong kalau soang!" desis Sekar. "Ini hak sepatuku patah satu. Jadi, jalannya agak gak seimbang." Jelasnya.

"Kalau mau seimbang, ya dipatahin saja bersama." Angga memberikan saran.

"Enak saja main patahin sepatu orang!" tolak Sekar. Angga berpikir sejenak dan tak lama ia teringat sesuatu.

"Tunggu sebentar di sini," ucap Angga hendak pergi menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempatnya berada sekarang.

"Kamu mau ke mana?" tanya Sekar tiba-tiba yang dilanda rasa takut di area komplek basis TNI tersebut sendirian. Apalagi dalam kondisi r3mang-r3mang cenderung gelap seperti sekarang ini. Angga tentu menangkap rasa khawatir tersebut.

"Tenang saja. Itu mobilku," tunjuk Angga guna meyakinkan Sekar bahwa ia tak pergi jauh.

☘️☘️

Kemudian Angga menjelaskan pada Sekar jika di dalam mobilnya, ia teringat ada sepatu kakak perempuannya yang diperkirakan ukurannya sama dengan kaki Sekar. Tentu saja Sekar terkejut mendengarnya dan masih tak begitu percaya.

Sekar berpikir sepatu tersebut adalah milik kekasih Angga cuma diakui pria itu sebagai kakak perempuan. Sekar tetap memasang mode waspada pada pria berseragam seperti Angga untuk tak terlalu dekat dengannya.

"Dasar playboy! Bilang sepatu kakaknya padahal sepatu ceweknya," batin Sekar.

Akan tetapi dikarenakan Sekar dalam kondisi terdesak saat ini, sehingga ia menyetujui usulan Angga untuk memakai sepatu tersebut. Ibarat kata Sekar meminjamnya dahulu untuk acara malam ini. Dan ternyata setelah dicoba, sepatu tersebut memang pas dengan ukuran kaki Sekar.

Faktanya, Angga memang datang ke tempat yang sama dengan Sekar saat ini karena mengantar sang kakak perempuan. Suami kakaknya termasuk perwira yang juga hadir di acara pesta tersebut.

Kakak perempuannya tadi sengaja membawa dua sepatu dari rumah ke dalam mobil Angga. Satunya sudah digunakan ke acara dan satunya sengaja ditinggal di dalam mobil hanya untuk berjaga-jaga alias cadangan.

"Nah, pas kan di kakimu." Angga melihat sepatu sang kakak sudah terpasang cantik di kaki Sekar.

"Iya," jawab Sekar.

"Ya sudah, kamu telepon pacarmu buat jemput di sini," Angga mengira Sekar datang ke sini karena punya kekasih anggota TNI AL, padahal faktanya tidak seperti itu.

Sekar pun akhirnya menjelaskan pada Angga jika dirinya ke sini hanya untuk menemani sahabatnya saja.

"Oh, aku pikir pacarmu anak angkatan laut sini."

"Bukan. Lagi pula aku gak mau pacaran. Apalagi sama pria berseragam,"

"Kenapa?"

"Lagi gak mau cari pacar atau pacaran, mau nya cari yang serius buat nikah dan jadi suami. Terus poin yang lain, lebih enak dan nyaman dapat suami dari kalangan biasa saja dalam artian bukan dari golongan berseragam seperti kamu atau kekasih sahabatku di dalam sana."

"Memangnya kenapa dengan pria berseragam seperti kami? Apa kamu trauma karena pernah punya mantan kekasih berseragam dahulu di masa lalu?" cecar Angga didera rasa penasaran.

"Enggak. Mantanku orang biasa bukan pria berseragam!" jawab Sekar terdengar ketus.

"Oh, kamu punya mantan. Aku pikir kamu gak pernah pacaran," ledek Angga. Keduanya sudah duduk di kursi yang ada di lorong menuju pintu utama masuk gedung.

"Ya punya lah. Memangnya kamu kira aku gak laku!" sungut Sekar tak terima.

"Santai saja. Gak perlu ngegas begitu, Neng." Goda Angga.

"Habisnya kamu nyebelin!" desis Sekar.

Tak lama, Sekar berpamitan pada Angga karena akan masuk ke dalam gedung. Resti sudah menunggunya di pintu masuk. Akhirnya mereka berdua pun berpamitan. Angga memutuskan untuk kembali ke mobilnya.

Sebelumnya tadi, Angga sempat mengatakan hanya ingin mengantar sang kakak lalu pulang ke rumah. Sebab, nanti kakaknya itu akan pulang dengan suaminya.

Dari kejauhan, Resti melambaikan tangan pada Sekar. Saat akan tinggal beberapa langkah Sekar semakin dekat dengan posisi Resti berdiri, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Bentar, Res. Aku segera kembali lagi ke sini!" teriak Sekar seketika membalikkan tubuhnya dan berjalan cukup cepat ke arah parkiran untuk mengejar Angga. Sekar berharap Angga belum pergi dari sana.

Resti pun hanya bisa bengong melihat tingkah Sekar yang cukup aneh tersebut.

"Semoga dia belum pergi," batin Sekar.

Bersambung...

🍁🍁🍁

☘️Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi yang menjalankan. 🙏

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

wah sekar tudepoin soal jodoh.. catat ya bang angga sekar gk mw berseragam.. jd klo mw gebet sekar lepas seragamnya ganti baju santai ya🤣🤣🤣

2025-03-01

2

As Lamiah

As Lamiah

aduh Sekar anti patimu bakal di patahkan pak poltuh bakal mepet terus kalo ketemu lagi 😁🤭

2025-03-01

2

Aprisya

Aprisya

wah edisi curhat ya sekar,, sayangnya hilal jodohmu pria berseragam sekar😅😅😅
marhaban ya ramadhan mohon maaf lahir batin🙏🙏

2025-03-01

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!