Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer

Keesokan harinya.

Saat pulang kerja, Sekar berpapasan dengan Resti di kantor.

"Kar," panggil Resti.

"Iya, Res."

"Kamu nanti malam ada acara gak?"

"Ehm, gak ada. Memangnya kenapa?"

"Mau nemenin aku?"

"Ke mana?" tanya Sekar.

"Pacarku kan lulus sekolah di angkatan laut. Jadinya aku disuruh ke sana. Soalnya teman-teman dia juga bawa pacarnya masing-masing. Aku minta kamu nemenin ikut ke sana biar nanti ada teman ngobrol. Soalnya aku cuma nemenin bentar pacarku itu. Nanti aku kenalin kamu deh ke temannya Mas Imran," pinta Resti. Imran adalah nama kekasih Resti.

"Hmm, gimana ya?" Sekar meragu.

"Ayolah, Kar. Acaranya gak lama kok. Dari jam tujuh sampai jam sembilan malam. Nanti aku jemput kamu pakai taksi. Terus kita kumpul di markas angkatan laut yang dekat taman kota. Para cewek-cewek kumpul di sana dulu. Jam enam sore kita berangkat dari sana naik bus angkatan laut ke tempat acara,"

"Pakai baju apa? Apa ada tema tertentu?" tanya Sekar.

"Terserah kamu, yang penting sopan. Mirip kalau kamu mau pergi ke kondangan, juga enggak apa-apa kok."

"Ya sudah aku mau demi kamu, Res."

"Ih, makasih banyak Sekar. Sahabat sejatiku yang selalu bisa diandalkan. Hehe..." Resti seketika memeluk tubuh Sekar dengan gemas dan bahagia. "Nanti aku telepon kamu kalau udah mau jemput ya," sambungnya.

"Oke, Res. Aku pamit pulang dulu," pamit Sekar seraya berjalan menuju ke depan lift.

"Nanti aku kenalin ke cowok di sana, Kar. Siapa tahu dia jodohmu!" seru Resti setengah berteriak.

"Dasar Resti! Ada-ada saja. Aku kan paling antipati sama cowok-cowok berseragam gitu!" batin Sekar.

Ya, Resti dan Sekar tentunya memiliki karakter berbeda. Resti hidup di lingkungan keluarga berbau militer sehingga tanpa sadar tedoktrin untuk mendapatkan pasangan yang juga berasal dari kalangan yang sama yakni dari militer. Konon katanya, hidup dengan pasangan yang berseragam seperti itu hidupnya terjamin dari segi finansial.

Berbeda dengan Sekar yang antipati dengan pria berseragam karena stigma negatif yang tersemat di alam bawah sadarnya akibat pengalaman beberapa teman kuliahnya maupun berita yang beredar di luar sana yang pernah dibacanya. Stigma negatif itu yakni SETIA yang memiliki kepanjangan setiap tikungan ada.

Sekar punya rasa kekhawatiran diselingkuhi, sakit hati berujung frustasi lalu bun_dir jika terlalu dibutakan oleh cinta dengan sosok pria berseragam. Alhasil ia menjaga jarak dengan para pria berseragam.

Akan tetapi demi Resti, sahabat yang sering membantunya selama ini, akhirnya Sekar membuat pengecualian dan memutuskan untuk hadir di acara berbau militer tersebut.

Setibanya di rumah, Sekar pun istirahat sejenak sebelum sore nanti bersiap pergi bersama Resti. Tak lupa Sekar juga meminta izin pada orang tuanya.

"Di sana kan banyak teman pacarnya Resti yang juga angkatan laut, Kar. Nah kamu jangan lupa deketin satu yang single buat jadi calon suami. Biar hidup kita sekeluarga nanti terjamin di masa depan. Kamu gak perlu kerja susah-susah. Kamu cukup jadi ibu rumah tangga ngurus anak di rumah," ucap Bu Nanik.

"Biarkan Sekar memilih jodohnya sendiri, Bu. Jangan dipaksain," tutur Pak Tresno.

"Loh, piye toh bapak ini. Bener kan kalau punya suami model angkatan begitu pasti uangnya banyak dan dapat pensiun juga. Hidup Sekar pasti terjamin,"

"Percuma banyak uang kalau tidak bahagia, Bu."

"Bahagia itu bisa dicari, Pak. Penting ada uang," sahut Bu Nanik yang tetap bersikukuh dengan pendapat pribadinya.

"Pokoknya siapapun calon suami Sekar, apapun pekerjaannya yang penting halal, bapak setuju saja asal dia orang yang baik dan saleh. Gak harus pria berseragam. Yang penting punya iman dan taqwa. Takut sama Gusti Allah. Kalau dia sudah takut sama yang membuat kehidupan, maka anak kita pasti disayang dan dijaga baik-baik. Kalau dia gak takut sama Gusti Allah, pastinya ke sesama manusia makin semena-mena. Babar blass ujungnya,"

Bu Nanik seketika memasang wajah jutek pada suaminya. Sebab, ia merasa kalah berargumen perihal kriteria calon suami untuk Sekar.

☘️☘️

Jam lima sore Resti menjemput Sekar ke rumah. Lalu, keduanya naik taksi ke markas angkatan laut dekat taman kota.

Sekar awalnya sempat terkejut melihat penampilan Resti yang begitu cantik dan elegan. Berbeda dengan dirinya yang seperti sederhana saja karena hanya memakai kebaya dan jarik tradisional seperti orang pergi ke kondangan pernikahan bukan pesta militer.

Sahabatnya itu memakai baju pesta yang terlihat mahal bernuansa biru dengan terdapat beberapa aksen warna pink.

Setibanya di markas angkatan laut, Sekar semakin merasa minder alias tak percaya diri karena melihat cewek-cewek di sana penampilannya lebih cetar membahana. Terlihat sekali jika mereka dari kalangan ekonomi kelas atas. Namun Sekar tetap berusaha mengatasi rasa mindernya tersebut. Sekar menyapa mereka dengan gaya dirinya yang apa adanya.

"Mereka kayaknya dari keluarga kaya ya, Res." Sekar berbisik lirih pada Resti. Keduanya duduk di area sudut yang terlihat sepi.

"Maksudmu?"

"Lihat saja penampilan mereka yang wah banget itu. Sedangkan tampilanku begini saja," ujar Sekar.

"Cuek saja, Kar."

Setelah banyak berbicara dengan Resti, akhirnya Sekar lebih memilih untuk bersikap cuek dan sibuk dengan main game di ponselnya. Tak berselang lama, mereka semua naik bus angkatan laut yang membawanya ke tempat acara."

Setelah perjalanan sekitar empat puluh lima menit, akhirnya mereka semua tiba di venue acara. Lokasinya di Graha Samudra Bumimoro (GSB), yang merupakan gedung pertemuan serbaguna. Gedung ini sering digunakan untuk acara khusus angkatan laut di Surabaya.

Saat turun dari bus angkatan laut, tiba-tiba Sekar memanggil Resti yang berjalan di depannya.

"Res, tunggu."

"Ada apa, Kar?" tanya Resti yang berbalik badan menghadap Sekar. Lalu, Resti berjalan ke tempat sahabatnya itu berdiri.

"Hak sepatuku sepertinya patah, Res."

"Yah, terus gimana ini?" Resti mendadak cemas.

"Enggak apa-apa. Kamu masuk saja dulu ketemu sama pacarmu. Aku mau benahin sepatuku dulu, siapa tahu bisa. Nanti kalau aku mau masuk ke venue acara, kamu ku telepon."

"Bener nih, gak apa-apa aku tinggal ke dalam dulu?"

"Iya, santai saja."

"Ya sudah, hati-hati ya Kar. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku,"

"Beres," jawab Sekar meyakinkan Resti.

Sepeninggal Resti, Sekar sempat dihantui rasa takut karena dirinya masih berada di area parkir kendaraan yang cenderung gelap. Hanya terlihat beberapa petugas angkatan laut yang sedang bertugas menjaga area parkir tersebut.

Dengan tertatih-tatih Sekar berjalan menuju ke area dalam gedung dengan kondisi masih memakai sepatu hak tinggi, di mana salah satu bagian haknya ada yang patah. Sekar berniat mencari keberadaan toilet untuk membenahi sepatu hak tinggi miliknya itu.

Tiba-tiba langkah kakinya terhenti saat mendengar suara seseorang yang seakan cukup familiar di telinganya.

"Kenapa jalanmu kayak bebek begitu?"

Seketika Sekar menoleh untuk mencari sumber suara yang memanggilnya tersebut.

Deg...

Pupil mata Sekar seketika melebar tatkala ia melihat sosok pria berseragam yang beberapa bulan lalu hampir menilangnya.

Kini lelaki itu mendadak muncul dan tengah berdiri di hadapannya dalam kegelapan area parkir kendaraan di Graha Samudra Bumimoro. Namun Sekar masih mengingat dengan jelas raut wajah lelaki berseragam itu.

"Kamu? Ngapain di sini?" cecar Sekar di tengah rasa terkejut bercampur kebingungannya.

Dikarenakan yang ia tahu, lelaki itu adalah seorang polisi. Sedangkan saat ini Sekar berada di sebuah kawasan khusus angkatan laut yang sangat dijaga ketat dan tak sembarangan orang masuk.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Nena Anwar

Nena Anwar

Emaknya Sekar mah emang mata duiten apa2 tuh di nilai dengan duet duet dan duet,,,,weh Sekar dan pakpol ketemu untuk yg ke dua kalinya fiks lah nanti pertemuan ketiga Sekar langsung ditembak dor dor dor ubur ubur ikan lele Sekar ketemu jodoh le 🤭🤭

2025-02-28

3

Sri Ayuu

Sri Ayuu

sudah kuduga aaa beneran ketemu sama pak polisi tapi kok bisa ya? inikan acara angkatan hm mungkinkah saudara pak polisi ini adalah anggota angkatan yang baru juga seperti kekasihnya Resti?

2025-02-28

2

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Belum tentu ibu..., kadang uang banyak klw hasil gk baik buat apa..?? gk bakalan berkah.. terkecuali klw udah kaya dari nenek moyang/ortunya udah kaya raya.. jadi seorang ibu harus bijaksana.. ojo seenak udele dewe..

2025-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
82 Bab 81 - Mendadak Kepo
83 Bab 82 - Bertemu Seorang Pria Paruh Baya ?
84 Bab 83 - Jadi Obat Nyamuk
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
82
Bab 81 - Mendadak Kepo
83
Bab 82 - Bertemu Seorang Pria Paruh Baya ?
84
Bab 83 - Jadi Obat Nyamuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!