Bab 15 - Tandem

"Hadiahnya variatif, Kar. Tiap tahun beda-beda setahuku. Kalau gak salah tahun kemarin itu hadiahnya yang aku tahu dari senior berupa uang sepuluh juta rupiah, ada juga liburan ke luar negeri dan masih banyak yang lain."

"Wah, banyak banget ya Res."

"Namanya juga dunia pelayanan itu dinamis, Kar. Tiap tahun zaman akan berubah. Semakin canggih sebuah teknologi dan perusahaan makin berkembang, otomatis pemasukan mereka juga makin meningkat. Bagian layanan itu kan garda terdepan di perusahaan jasa telekomunikasi seperti ini. Jadi lomba itu salah satu bentuk apresiasi pihak pusat pada orang-orang di bagian layanan. Justru yang kerja di sini bagian HRD, admin, pokoknya selain layanan, gak ada lomba-lomba begini."

"Oh, begitu."

Tiba-tiba...

"Eh, bentar Kar. Hpku getar kayaknya ada WA masuk," ucap Resti seraya mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya.

"Loh, Res. Kok hpmu gak di loker?" tanya Sekar lirih dengan mimik wajah yang terkejut melihat sahabatnya itu mengeluarkan ponsel sejuta umat merek ternama dari sakunya.

"Gak masalah selama tak ada sidak. Jangan dideringkan suara ponsel kita. Lagi pula jarang dilakukan sidak harian sama team leader yang bertugas. Aku buka hp kalau pas senggang saja. Ya, siapa tahu ada kabar penting dari pacar atau keluarga. Senior di sini juga melakukan hal yang sama kok. Yang penting hpmu jangan kau taruh di atas meja kerja. Hehe..."

"Aku takut, Res. Apalagi aku masih belum jadi karyawan kontrak kayak kamu,"

"Ya itu hanya saran saja, Kar. Terserah kalau mau dilakukan apa gak. Bandel dikit gak apa-apa, Kar. Toh bandel kita masih yang wajar-wajar saja,"

Akhirnya Resti mengantarkan Sekar untuk izin pada team leader yang sedang bertugas bahwa akan melakukan tandem bersama senior yang pernah menjadi best agent.

Tandem digunakan untuk menggambarkan banyak hal yang melibatkan penyambungan satu objek ke objek serupa lainnya di belakangnya. Biasanya digunakan untuk pendampingan atau kerja sama dalam mencapai tujuan yang sama.

Setelah izin didapatkan, Resti mengambil headset lain yang tersedia di lemari khusus. Kemudian Resti menggabungkan kabel di headset yang akan digunakan oleh Sekar pada headset senior best agent yang sedang mengudara bernama Fina.

Sekar terus mengamati hal-hal yang dilakukan Resti tersebut. Sebelum mengudara, Sekar berkenalan dengan senior tersebut. Resti memasangkan headset pada bagian kepala Sekar.

"Nah, sekarang kamu tandem dulu sama Mbak Fina. Selama percakapan dengan pelanggan berlangsung, kamu jangan berbicara. Biarkan Mbak Fina yang bersuara," ucap Resti.

"Oke, Res. Makasih ya,"

"Sama-sama. Nanti kamu tandem bisa setengah jam atau satu jam sama Mbak Fina. Jangan lupa kalau selesai, tuh headset dikembalikan ke team leader di depan sana. Aku cabut dulu ya," ucap Resti seraya berpamitan pada Sekar.

"Beres, Res."

Setelah Resti pergi, Sekar tengah fokus melihat dan mendengarkan Mbak Fina online menghandle pelanggan. Kecepatan otak, kecepatan tangan dalam mencari panduan solusi yang sesuai dengan kasus pelanggan, serta gaya Mbak Fina mengudara, semua terekam jelas di memori Sekar.

Ada beberapa ilmu baru yang berhasil ia serap dari pengalaman tandem bersama Mbak Fina. Tak lupa Sekar mengucapkan banyak terima kasih karena Mbak Fina sudi berbagi ilmu padanya agar lebih efisien dalam menghandle pelanggan.

☘️☘️

Setibanya di rumah, Sekar melihat kedua orang tuanya berpakaian rapi sepertinya hendak bepergian.

"Ayah-ibu mau ke mana?" tanya Sekar.

"Kita mau pergi ke rumah sakit, Nduk. Jenguk ibunya Yuni katanya masuk ICU," jawab Pak Tresno.

"Sekar pengin ikut cuma masih bau dan belum siap-siap,"

"Gak perlu, Nduk. Kamu di rumah saja gak apa-apa. Apalagi kamu pasti masih capek habis pulang kerja. Lagi pula ibunya Yuni di ICU juga tidak bisa dijenguk banyak orang," ucap Pak Tresno.

"Kamu jaga rumah saja sambil jagain Dinda. Dia lagi tidur di kamarnya," sahut Bu Nanik.

"Iya, Bu."

Akhirnya kedua orang tuanya berangkat naik motor menuju rumah sakit tempat ibu kandung Yuni dirawat. Sekar memutuskan masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju dan bersiap mandi sore. Tak berselang lama, Sekar mendengar suara pintu utama rumahnya dibuka oleh seseorang.

Sekar memutuskan keluar kamar untuk melihat siapa yang datang.

"Loh, Bang Fajar-Mbak Yuni kok pulang?"

"Memangnya kenapa? Apa aku gak boleh pulang ke rumah ini lagi?!" sungut Yuni seraya menatap tajam ke arah Sekar.

"Maaf, Mbak. Bukan maksudku begitu. Aku pikir Mbak Yuni dan Bang Fajar masih di rumah sakit. Soalnya ayah sama ibu beberapa menit yang lalu berangkat ke rumah sakit mau jenguk ibunya Mbak Yuni,"

"Aku pulang, soalnya pusing tau!" pekik Yuni seraya mendaratkan b0kongnya secara kasar di kursi ruang tamu.

Fajar memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya mengecek keadaan Dinda. Fajar takut Dinda rewel atau sakit. Faktanya, tidak seperti ketakutan Fajar. Justru putrinya itu tengah tertidur pulas di kamar dalam kondisi baik-baik saja.

"Apa perlu Sekar ambilkan obat pusing?"

"Gak perlu!" tolak Yuni. Pusingku cuma bisa sembuh dengan uang bukan obat!" sambungnya.

"Ya sudah kalau begitu. Aku pamit dulu mau mandi, Mbak."

"Hem,"

Sekar sengaja tak menanggapi ucapan Yuni barusan yang seakan butuh uang dan mengharapkan dirinya sebagai adik ipar untuk membantunya.

Sekar sudah masuk ke dalam kamar mandi yang ada di belakang dekat area dapur.

"Kira-kira di kamar Sekar, dia masih nyimpen uang atau emas gak ya?" batin Yuni seraya tersenyum menyeringai.

Setelah melihat kondisi aman, Yuni memutuskan bangkit dari tempat duduknya dan perlahan melangkah untuk menuju ke kamar Sekar yang kebetulan sedang tidak dikunci.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

Otaknya Yuni terbuat dari apa ya, kok isinya cuma uang, uang, uang dan uang ...
Huuufffttt 🤨🤨😡😡

2025-02-27

2

Sri Ayuu

Sri Ayuu

Hadeeej otak nya Yuni mau jadi maling, pada ga sadar ya selama ini hidup dari gaji Sekar, duh aku berharap Sekar bisa cepat jadi sukses dan pindah dari rumah ortu nya kalo bisa cepat nikah dengan pak komandan polisi yg nangkap Sekar kemaren 😁

2025-02-27

0

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Astaghfirullahal'Adziim bu Nanik kok gitu amat ya.. anak baru pulang kerja udah di titipin cucunya walaupun sekar gk bakal nolak tp mbo ya biar sekar mandi sulu baru pergi.. kebangetan bngt iihh..

2025-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!