Bab 11 - Antipati

Mau tak mau Sekar pun menuntun motornya menuju pos polisi terdekat dengan perempatan jalan tersebut. Dalam hatinya, Sekar terus menggerutu. Seakan cobaan dalam hidupnya datang silih berganti.

Pagi sudah didesak ibunya perihal gaji dan pekerjaan, sekarang kena tilang. Hari apes sejatinya tak ada di kalender.

Sekar memarkirkan motornya, lalu mengekori sang polisi tersebut untuk ikut masuk ke dalam pos.

"Pagi, Ndan." Sapa anggota yang lain pada polisi yang menilang Sekar.

"Pagi," balasnya dengan nada cukup tegas di telinga Sekar.

"Tadi tuh anggota panggil dia komandan apa ajudan sih?" batin Sekar seraya menggaruk telinganya sendiri.

Ekor mata Sekar melihat area sekelilingnya. Ada beberapa orang yang juga bernasib sama pagi ini seperti dirinya yang kena tilang.

"Kalau dia komandan, pasti pakai jalur lain bukan jalur langit. Palingan ini orang umurnya masih 30 tahun nan. Hebat banget kalau masih muda udah jadi komandan. Koneksinya keren. Kalau cuma ajudan, ya masih cocok lah. Bisa jadi dia ajudan yang beneran pinter otaknya dan masuk polisi pakai jalur langit bukan jalur kekuatan yang lain," batinnya.

"Silahkan duduk," titah sang polisi pada Sekar.

Keduanya saat ini sudah berada di dalam sebuah bilik kecil di dalam pos polisi tersebut. Hanya ada mereka berdua dan duduk saling berhadapan.

"Angga Yudho P," batin Sekar membaca nama sang polisi yang tertera di seragamnya. "P nya apaan ya kepanjangannya?"

Sekar mendadak kepo. Padahal sejatinya dia tipikal orang yang cukup menjaga jarak dengan para pria berseragam seperti polisi yang sedang duduk di depannya saat ini. Bukan karena Sekar memiliki trauma dengan pria berseragam. Mantan kekasihnya pun bukan berasal dari keluarga berseragam seperti itu.

Hanya saja terlalu banyak membaca berita, desas-desus gosip dan pengalaman teman-teman kuliahnya dahulu, membuat Sekar seakan antipati pada pria-pria berseragam.

Antipati adalah perasaan tidak suka yang kuat atau penolakan terhadap seseorang atau sesuatu.

"Sudah paham salahnya di mana?" tanya Angga, polisi yang menilang Sekar.

"Saya tetap merasa gak bersalah, Pak. Apalagi saya gak ada bukti nyata seperti CCTV atau rekaman ponsel. Kalau tahu bakal mau ditilang begini, ya saya pasti rekam duluan tuh lampu lalu-lintas. Biar saya gak dituduh melanggar rambu lalu-lintas,"

"Ngeyel juga Mbak ini," ujarnya.

"Ya ngeyel lah, Pak. Selama kita benar ngapain harus takut!" desis Sekar.

"Berani juga. Unik," batin Angga yang mendadak ingin tersenyum tapi ia tahan. Dirinya tetap menampilkan wajah tegas dan garang di depan Sekar.

Akibat rasa antipati yang telah berakar dalam emosional Sekar, membuat wanita ini tak gentar menghadapi sosok Angga yang notabene seorang polisi. Sekar melihat jam tangannya yang saat ini menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Artinya kurang setengah jam lagi dirinya harus masuk kerja.

Sekar memutuskan membuka tasnya, lalu ia mengambil dompetnya. Angga hanya mengamati gerak-gerik Sekar.

"Buat bapak sarapan," ucap Sekar seraya menyodorkan uang satu lembar warna biru yakni lima puluh ribu rupiah.

"Kamu mau ny0gok saya," ucap Angga dengan nada sinis.

"Bukan begitu, Pak. Tolong mengerti kondisi saya. Sekarang ini hari pertama saya kerja di kantor baru. Saya ini masih masa percobaan selama tiga bulan. Kalau saya belum kerja tapi sudah datang terlambat, bisa-bisa rapor kinerja saya jadi merah. Terus setelah tiga bulan masa percobaan misal kantor gak memberikan kontrak kerja, otomatis saya didepak dan jadi pengangguran. Bapak mau nanggung biaya hidup keluarga saya di rumah?"

"Buat apa saya nanggung semua itu? Kan ada suami kamu di rumah. Ya, suruh dia saja yang tanggung jawab atas hidupmu!" balas Angga.

"Suami?"

"Iya, suamimu." Angga berpikir jika Sekar sudah menikah.

"Saya belum punya suami, Pak. Saya itu belum nikah. Apa perlu saya keluarkan KTP? Kalau kurang sekalian Kartu Keluarga biar bapak polisi percaya," tantang Sekar. Padahal dalam hatinya, Sekar tak sudi menunjukannya.

"Gak perlu," jawab Angga. "Jadi ini tadi kamu mau berangkat kerja?"

"Iya, bapak polisi. Jadi wanita harus mandiri, Pak. Kalau saya nanti nikah, gak mau terlalu bergantung sama suami. Kalau suami mendadak selingkuh dengan pela_kor, terus saya terbiasa menggantungkan hidup pada suami, ya ajuuuur Pak hidupku dan anakku nantinya!" tegas Sekar.

"Kalau punya penghasilan sendiri kan sebagai istri kita masih bisa senyum di depan suami. Tunjukkan bahwa kita masih bisa berdikari sendiri dan merawat anak-anak tanpa bantuan suami yang modelan WC umum!" desisnya.

Seketika Angga terkesima dengan penuturan wanita yang duduk di depannya saat ini. Sekar sejak tadi tak pernah menampilkan senyum padanya. Bahkan hanya tampak sebuah ketegasan dari seorang wanita muda dan sosok tangguh serta berprinsip kuat yang Angga tangkap dari raut wajah Sekar.

"Kok cuma lima puluh ribu? Kenapa gak lebih banyak s0g0kannya ?" pancing Angga yang mendadak didera penasaran pada sosok wanita unik di depannya ini.

Jarang sekali seorang Angga menemukan wanita seperti Sekar di hidupnya. Dominan wanita yang ada di sekitarnya tanpa dipancing pun, mereka dengan suka rela datang padanya dan menggoda polisi muda itu. Justru hal tersebut membuat Angga bergidik ngeri dan memilih menjauh dari para wanita yang seperti itu.

"Adanya cuma segitu, Pak. Jangan tega-tega amat dah. Itu pun sebenarnya uang buat jatah bensin seminggu, Pak." Sekar menjawab apa adanya.

"Lah kalau kamu kasih ke aku, nanti gimana motormu jalan selama seminggu? Apa kamu mau ganti bensinnya pakai air sumur?"

"Kalau bisa jalan tuh motor pakai air sumur, sudah ku lakukan Pak." Sekar memutar bola matanya jengah. "Terpaksa jatah buat perut yang aku tahan," sambungnya.

"Puasa dong," goda Angga.

"Iya, Pak. Mau gimana lagi,"

Angga pun seketika melepaskan Sekar dan tak jadi menilangnya. SIM dan STNK milik Sekar pun diberikan kembali oleh Angga.

Sekar mengucapkan terima kasih pada Angga. Akan tetapi, Sekar bersikap biasa saja bukan wah yang heboh dan lain sebagainya. Sekar tetap tak memberikan senyum sedikit pun pada Angga. Rasa antipatinya pada pria berseragam jauh lebih besar bercokol di hatinya daripada rasa ingin senyumnya saat ini.

Sekar bergegas pergi dari pos polisi tersebut. Sekar sudah memakai helm dan menaiki motor maticnya. Saat akan tancap gas, mendadak urung karena telinganya mendengar seruan Angga di belakang tubuhnya.

"Tunggu!" panggil Angga.

"Astaga, ini polisi ngapain lagi sih!" batin Sekar seraya menggerutu sebal.

Sekar masih belum menengok ke arah Angga yang berjalan ke tempatnya. Seketika...

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Anis Saidah

Anis Saidah

jodoh sekar kah..jiwa keponya sekar meronta2 kok gak tanya P nya apa kar..jadi penasaran juga

2025-02-24

3

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

Nah, pak komandan lupa belum minta nomor hp Sekar tuh ... 🤭

2025-02-24

4

Miko Celsy exs mika saja

Miko Celsy exs mika saja

sekar jgn terlalu anti mlh itu yg nti akan km liat tiap harinya🤭🤭,sm ky sy dl sy anti bgt berhubungan dengan oranh dekat,eh....ternyta allah kirim jodohnya jauh bgt,hrs antar pulau

2025-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!