Bab 8 - Perkara Kue

Bu Nanik hanya bisa terdiam mendengar ucapan suaminya. Ia tak mampu membantah apapun karena faktanya Sekar selama ini tak pernah merepotkan dirinya perihal uang.

Putri bungsunya itu dikenal rajin membantunya di rumah sekaligus pintar dalam hal akademik dari sekolah hingga lulus kuliah.

Motor matic yang menjadi kendaraan Sekar sehari-hari itu pun dibelikan oleh Pak Tresno sejak putri bungsunya masuk perguruan tinggi negeri beberapa tahun silam. Motor tersebut beli bekas seharga enam juta rupiah kala itu, bukan beli baru.

Perihal alat komunikasi berupa ponsel, orang tua Sekar tak punya benda itu. Bukan tak sanggup membelinya, tetapi Pak Tresno dan Bu Nanik tipikal orang tua tempo dulu sehingga mereka tak bisa menggunakan alat canggih tersebut. Lagi pula ponsel bukanlah sesuatu yang perlu sekali untuk pasangan paruh baya tersebut.

Ketika di bangku perkuliahan, Sekar juga pernah memenangkan hadiah uang tunai sebesar tiga juta rupiah dari kuis tebak lagu di sebuah radio swasta ternama di Surabaya. Kebetulan Sekar sering mengalami susah tidur yang sering disebut insomnia.

Hal itu terjadi sejak Sekar kuliah. Dikarenakan beban tugas kuliah sekaligus kegiatan organisasi kampus yang cukup padat. Alhasil dia sering tidur larut malam. Acara kuis tebak lagu di radio tersebut digelar pukul sebelas malam ke atas dan Sekar masih terjaga kala itu.

Ketika kuliah, Sekar punya ponsel namun masih kategori jadul merek Nokeeya yang hanya bisa telepon biasa dan bertukar pesan singkat (SMS) saja. Ponsel jadul itu pun yakni hadiah ulang tahun yang ke-17 dari Pak Tresno. Ponsel penuh kenangan itu masih ada bersama Sekar hingga detik ini. Tak pernah dijualnya.

Berbekal uang hadiah kuis tebak lagu itu, akhirnya Sekar membeli ponsel baru yang kekinian yakni merek Blekkber. Bukan bermaksud ingin mengikuti tren, tapi Sekar membutuhkan ponsel itu untuk memudahkan koordinasi urusan kuliah, organisasi dan lain sebagainya.

Akan tetapi setelah lulus kuliah dan bekerja, Sekar tak lagi menggunakan ponsel Blekkber karena zaman semakin canggih dan berubah. Merek tersebut sudah meredup dan tak bisa digunakan lagi. Akhirnya Sekar berganti ponsel yang dikenal dengan sebutan ponsel sejuta umat. You know what I mean.

Dari dalam kamar, Sekar memutuskan untuk keluar seraya menenteng sebuah bungkusan. Lalu, ia berjalan ke ruang tamu.

"Bu, ini ada kue." Sekar menyodorkan sekotak kue pada ibunya yang sedang duduk bersama ayahnya.

"Kue dari mana?" tanya Bu Nanik seraya menerima kardus berisi kue dari Sekar lalu membukanya. "Katanya kamu gak ada duit, kok bisa beli kue banyak begini? Mana kue ini kelihatan mahal pula," sambungnya.

"Dari Resti, Bu. Hari ini dia ulang tahun. Jadi, Sekar dikasih kue itu sama Resti."

"Oh begitu,"

Bu Nanik mengambil satu untuk dimakan. Lalu ia juga mengambilkan satu kue untuk diberikan pada suaminya.

Ya, karena sudah cukup kenyang memakan nasi kuning dari Resti maka semua kue sengaja diberikan Sekar pada kedua orang tuanya.

Tiba-tiba terdengar suara kakak iparnya dari belakang tubuh Sekar.

"Wah, apaan itu Bu?" tanya Yuni seraya tersenyum pada Bu Nanik.

"Ini Yun, ada kue dari teman Sekar yang lagi ulang tahun. Si Resti, sahabat dekatnya Sekar."

Kemudian Bu Nanik memberikan sisa kue pada menantunya tersebut. Yuni pun menerimanya dengan riang gembira. Kebetulan perutnya masih lapar walaupun tadi sudah makan malam.

"Makasih, Bu."

Lalu, Yuni membuka kardus tersebut. Ia melihat ada dua potong kue yang tersisa di dalamnya.

"Loh, kok kuenya cuma sisa dua saja Bu? Kan yang belum makan kue, aku, Dinda dan Bang Fajar." Seketika senyum Yuni pun luntur.

"Ya adanya cuma itu, Mbak. Aku sama sekali nggak makan kue dari Resti kok. Semua kue sudah aku kasih ke ibu tadi," sahut Sekar apa adanya dan jujur.

"Ibu cuma makan satu, ayah juga satu. Ya, sisanya cuma tinggal dua itu saja Yun." Bu Nanik ikut menimpali.

"Ah, gak mungkin deh. Resti itu kan sahabatmu yang sering ke sini. Dia pasti tahu jumlah penghuni di rumah ini berapa orang. Aku yakin Resti akan kasih jumlah kuenya itu enam buah. Masa cuma empat sih!" desis Yuni. "Atau jangan-jangan yang dua kue sudah kamu makan," tuduhnya pada Sekar.

"Astaghfirullah hal adzim. Beneran Mbak, aku gak makan kuenya. Cuma dikasih empat buah sama Resti," ucap Sekar.

"Mbak itu kerja di toko roti, Kar. Jadi aku bisa bedain mana kue murah dan mahal. Kue pemberian Resti ini termasuk kue mahal. Bilang saja kalau kamu gak mau berbagi kue mahal ini dengan abang, keponakan dan kakak iparmu!" desis Yuni seraya meninggalkan area ruang tamu dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Akan tetapi, Yuni tetap membawa kardus berisi dua buah kue tersebut bersamanya.

BRAKK !!

Pintu kamar tengah pun ditutup Yuni cukup kencang. Ia sengaja meluapkan kekesalannya pada Sekar perkara kue.

Sekar pun memutuskan masuk ke dalam kamarnya setelah berpamitan pada kedua orang tuanya. Ia tak mau ambil pusing soal kakak iparnya yang sedang marah padanya. Sekar beralasan pada kedua orang tuanya ingin tidur lebih awal karena besok masih training dan tak mau bangun terlambat.

☘️☘️

Di dalam kamar, Yuni bersungut-sungut sambil memakan kue. Fajar yang baru saja tidur, seketika terbangun karena mendengar suara kencang dari pintu kamarnya.

Beruntung Dinda masih pulas tertidur dan tidak terbangun seperti Fajar. Sebelumnya, Dinda telah memakai headset di telinganya yang berisi musik-musik pengantar tidur khusus anak. Fajar yang memasangkan pada Dinda agar putrinya itu cepat tidur dan berhasil.

"Ada apa sih kok mukamu cemberut gitu?" tanya Fajar pada sang istri.

"Adikmu itu, pelit banget!" sungut Yuni.

"Sekar katanya resign dari kantor lamanya dan sekarang masih training, jadi dia lagi gak pegang duit."

"Bukan soal duit, tapi kue!"

"Lah, itu kamu lagi makan kue. Kelihatannya mahal dan enak nih. Dari mana? Apa kue ini dari Sekar?" tanya Fajar seraya perlahan turun dari kasurnya dan menghampiri sang istri yang sedang duduk di lantai kamar mereka yang berbalut karpet bulu-bulu warna ungu.

"Ini kue dari sahabatnya Sekar, Si Resti. Cuma aku kesel karena kita harusnya dapat tiga, eh cuma dikasih dua biji begini!"

Yuni masih merasa tak terima perkara kue dan beranggapan bahwa Sekar tak adil padanya. Bibirnya terus mengoceh tentang Sekar, tapi anehnya tetap melahap habis dua potong kue tersebut hingga tanpa sadar tandas semua dan masuk ke dalam perutnya sendiri.

Bibirnya kini belep0tan dengan krim dari kue yang dimakannya tersebut.

"Yah, abang gak dikasih nih kuenya."

"Kalau mau, ya minta ke adikmu sana!"

"Enggak ah, aku mau yang lain saja. Sekar gak bisa kasih lah. Yang bisa kasih cuma kamu," goda Fajar di mana tangannya mendadak sudah bergerilya di bagian-bagian tertentu tubuh istrinya.

"Ah, abang. Aku masih sibuk makan kue," ucap Yuni yang masih memakan sisa krim yang menempel di jari-jemari tangannya.

"Abang lagi pengin nih," ucap Fajar lirih.

"Nanti malam saja, Bang. Orang-orang masih belum tidur," cegah Yuni.

Sebab, Yuni merasa sungkan jika tengah menyatu dengan suaminya nanti suara berisik yang keluar dari bibirnya didengar oleh Sekar atau kedua mertuanya.

"Makanya kamu jangan berisik biar gak ketahuan sama yang lain," bisik Fajar.

"Jangan lupa pakai sarungnya, Bang." Yuni mengingatkan suaminya.

"Sarungnya habis. Abang lupa beli di mini market,"

"Yah, gimana dong? Aku belum pengin punya anak lagi, Bang."

"Tenang saja, serahkan semua pada abang. Nanti abang buang di luar kok. Jadi kamu gak perlu khawatir kalau sampai hamil," jawab Fajar berusaha meyakinkan sang istri.

Yuni memang tak mau menggunakan K B. Ia takut gemuk dan malas ribet kalau pakai K B. Jadinya Fajar yang mengalah dan sering memakai permen sachet sejuta rasa ketika sedang melakukan penyatuan dengan sang istri.

Akhirnya Yuni pun pasrah dibuat basah oleh suaminya di atas karpet berbulu yang terbentang di lantai kamar mereka. Dikarenakan takut membuat gempa lokal di atas kasur, di mana Dinda sedang tertidur pulas di sana.

Namun di ujung pendakian, Yuni bersungut kesal karena janji suaminya hanya isa_pan jempol belaka. Rahimnya justru penuh dengan tumpahan lahar panas kiriman dari sang suami.

Fajar meminta maaf pada sang istri karena kelepasan saking asyiknya hingga tak menepati janjinya. Yuni yang kesal pada Fajar, langsung naik ke atas kasur dan tidur memunggungi suaminya itu sepanjang malam.

"Dasar mok0ndo!" batin Yuni seraya mendengus sebal.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

tak sanggup berkata-kata aku lihat yuni & bagas
. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2025-02-22

2

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Dasar kakak ipar tidak tahu diri beruntung dah dikasih kue tidak bersyukur...

malah ngambek sm sekar,,sabar ya sekar punya kakak ipar model kayak yuni todak diri dan terimakasih...

Smg kehidupanmu akan lbh baik sekar kerja ditempat baru....

2025-02-24

1

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Yuni² lagaknya udah kaya orang gk punya adab.. eeh tp emang gk punya.. songong gitu sm mertua juga.. dasar mantu luknut.. udah tinggal di 🏡 mertua gk mau modal ngatain Fajar mokondo lah kamu apa.. bu Nanik juga salah sih anak kandung di jadiin tumbal giliran mantu di jadiin ratu.. jngn sampe nyesel nanti bu.. 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2025-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!