Bab 6 - Training Kerja

"Aku resign Mbak dari kantor lamaku, jadi sekarang lagi ikut training. Doakan aku lancar training dan semoga diterima di tempat baruku sekarang ini," jawab Sekar.

"Apa? Kamu keluar? Kenapa gak kabar-kabar keluarga dulu sebelum kamu resign? Apa ibu sudah tahu kalau kamu resign?" cecar Yuni dengan mimik wajah terkejut.

"Lowongannya dadakan, Mbak. Aku belum sempat kabari siapapun," jawab Sekar yang sedang malas berpanjang lebar dengan kakak iparnya itu karena tengah buru-buru akan berangkat training.

"Bu, Ibu!" panggil Yuni dengan suara yang cukup keras dari ruang tamu. Sampai-sampai Dinda yang sedang digendongnya seketika menangis.

Oek...oek...oek...

"Dinda lapar kali, Mbak. Kasihan pagi-pagi sudah nangis. Nanti bisa rewel seharian," ucap Sekar dengan nada sopan.

Dikarenakan Sekar pernah mengasuh Dinda hampir seharian ketika keluarganya pergi ke kondangan di kota sebelah yakni Sidoarjo. Kala itu Dinda masih bayi jadi sengaja tak dibawa ke tempat keramaian. Yuni beralasan takut kerepotan di hajatan orang lain yang mereka datangi nantinya.

Alhasil berjam-jam ditinggal pergi oleh Yuni sebagai ibunya dan tak diberi stok A S I. Dinda mendadak rewel hampir seharian. Sekar coba memberi Dinda susu formula juga tak mau dan tetap menangis. Bahkan sampai mereka semua pulang dari hajatan, Dinda masih rewel. Yuni menyalahkan Sekar yang tak becus mengasuh Dinda.

"Gak perlu ikut campur Dinda mau nangis atau gak. Toh dia bukan anakmu juga! Makanya kamu buruan nikah sana dan cari calon suami kaya raya biar hidup kita sejahtera. Nanti kamu bisa ngerasain sendiri gimana repotnya ngurus anak sambil kerja. Umurmu kan sudah 24 tahun. Masa calon suami sampai sekarang belum punya!" desis Yuni. "Aku saja dulu menikah sama abangmu umur 20 tahun," sindirnya.

Sekar memilih banyak-banyak mengucap istighfar dalam hati dan tak meladeni ucapan kakak iparnya tersebut.

Bu Nanik berjalan dari arah dapur ke ruang tamu setelah mendengar seruan Yuni tadi. Alhasil ia mematikan kompornya dahulu. Padahal dirinya sedang sibuk memasak.

"Ada apa, Yun?" tanya Bu Nanik pada menantunya.

"Tanya saja sama putri ibu yang satu ini. Semaunya sendiri main berhenti kerja gak bilang-bilang dulu ke keluarga," jawab Yuni mengadukan pada Bu Nanik.

"Apa benar itu, Kar? Kamu resign apa dipecat? Apa kamu buat kesalahan di kantor?" cecar Bu Nanik.

Sekar melihat jam tangannya saat ini menunjukkan pukul 06.20 WIB. Dirinya takut terlambat training. Alhasil ia terpaksa tak menggubris cecaran pertanyaan dari ibunya.

"Maaf, Bu. Sekar pamit dulu soalnya gak boleh datang terlambat untuk training. Nanti saja dibahas kalau Sekar sudah pulang training," jawab Sekar dengan sopan seraya tetap mencium telapak tangan ibunya penuh takzim. Lalu, ia segera keluar rumah dan menaiki motor maticnya untuk tancap gas.

"Sekar !!" seru Bu Nanik.

Namun Sekar sudah pergi berlalu bersama motor maticnya.

"Lihat kan kelakuan putri ibu. Dasar gak punya sopan santun!" desis Yuni semakin membuat suasana makin panas di pagi hari.

"Sekar tadi bilang apalagi sama kamu soal kerjanya yang baru? Di mana dan bagian apa? Gajinya berapa?"

"Sudah aku tanya, tapi dia gak jawab sama sekali!" Yuni sengaja berbohong di depan ibu mertuanya.

Padahal dia belum tanya sejauh itu pada Sekar perihal pekerjaan yang baru maupun nominal gaji.

"Otaknya Sekar entah ditaruh di mana! Hari gini cari kerjaan tuh susah. Eh, dia malah resign. Kalau misal dia gak lulus training, mau jadi pengangguran apa? Sarjana kok nganggur," ledek Yuni semakin memojokkan posisi Sekar di mata Bu Nanik.

"Aduh, Sekar itu gimana sih! Nanti bayar listrik, air, sama belanja bulanan gimana kalau dia gak ada gaji atau pemasukan bulan ini?"

"Ya ibu suruh Sekar gadaikan BPKB motornya saja buat kebutuhan keluarga. Kalau nanti Sekar diterima kerja yang baru kan dapat gaji, ya tinggal suruh nebus. Gampang kan," saran Yuni.

"Oh begitu ya, Yun?"

"Ya iya dong, Bu. Uang gajiku sama Bang Fajar kan gak seberapa buat kebutuhan kami. Apalagi ibuku lagi sakit di rumah. Jadi butuh biaya banyak buat berobat," ucap Yuni seraya tersenyum menyeringai. Bu Nanik pun percaya begitu saja dengan ucapan menantunya itu.

Yuni adalah anak tunggal. Keluarganya berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Ayahnya sudah meninggal dunia cukup lama sejak Yuni masih kecil.

Sang ayah hanya meninggalkan warisan yakni sebuah rumah yang ukurannya hampir sama seperti rumah orang tua Sekar. Hanya saja rumah itu lama tak dirawat dan diperbaiki sehingga tampak usang dan bangunannya seperti mau roboh.

Lokasi rumah orang tua Yuni tersebut di pinggiran Kota Surabaya. Jika kediaman orang tua Sekar walaupun masuk gang sempit tapi ada di tengah kota.

Ibu kandung Yuni sudah tua dan sakit-sakitan. Ia tinggal di rumah itu sendirian. Perihal biaya berobat ibunya yang sedang sakit, Yuni berbohong pada Bu Nanik. Selama ini Yuni tak pernah mengirimi uang pada ibu kandungnya.

Bahkan untuk sekedar menjenguk, jarang sekali dilakukan oleh Yuni. Terakhir Yuni menengok ibu kandungnya di sana sekitar empat bulan yang lalu. Padahal mereka tinggal di dalam kota yang sama. Jika mengendarai motor dari rumah mertuanya ke rumah orang tua Yuni, hanya berkisar satu jam saja. Sungguh ironi.

☘️☘️

Hari pertama training berakhir dengan lancar. Sekar pun tak perlu repot memikirkan perihal isi perutnya kala makan siang karena mendapat jatah dari kantor barunya tersebut.

Selama training dijelaskan jika nantinya semisal diterima menjadi agen call center, maka harus siap kerja model shift. Sekar sudah tahu akan hal ini sebelum dirinya memutuskan mengirim lamaran ke PT. HALO.

Sekar tahu dari Resti jika layanan call center di sana buka selama 24 jam non stop dari hari Senin-Minggu. Bahkan tanggal merah pun tetap buka. Karyawan bagian layanan call center akan mendapat jatah libur sebanyak dua hari per minggu. Sedangkan jatah cuti reguler sebanyak 12 hari selama setahun. Jika dalam setahun cuti reguler tak diambil, maka akan hangus.

Perbedaannya. Jika di kantor lama, Sekar masuk kerja dari Senin-Sabtu dan libur di hari Minggu dan tanggal merah.

Sekar tak mempermasalahkan hal tersebut. Artinya ada kebiasaan baru yang harus siap ia lakukan.

Ada sesuatu yang besar diterima maka pasti ada sesuatu yang perlu kita korbankan.

Waktu kebersamaan dengan keluarganya ketika tanggal merah atau hari raya adalah sesuatu yang harus dikorbankan oleh Sekar jika semisal tak mendapat libur dan harus masuk kerja. Akan tetapi, PT. HALO memberikan uang tambahan senilai tiga ratus ribu rupiah per hari khusus untuk karyawan yang masuk kerja di hari raya, hari besar dan tahun baru.

Pekerjaan Sekar saat ini bisa diibaratkan seperti seorang dokter dan suster yang bekerja di rumah sakit. Mereka harus siap menangani pasien kapan pun itu. Walaupun ketika ada tanggal merah sekalipun. Tak mungkin meninggalkan pasien yang sedang sakit dan membutuhkan bantuan dari petugas medis, bukan.

Sekar sudah tiba di rumah. Ia hendak memarkirkan motor maticnya di samping rumahnya. Belum juga turun dari motornya, Fajar mendadak sudah ada di belakangnya.

"Kar, bagi duit dong buat beli rokok." Todong Fajar.

"Gak ada, Bang." Jawab Sekar.

"Belum juga napas, sudah dimintain duit. Huft!" keluh Sekar dalam hatinya.

"Sepuluh ribu saja. Mulutku gatal kalau gak ngerokok. Masa gak ada sih!"

"Aku kan udah gak kerja, Bang. Ini juga masih training. Jadi, gak ada duit. Gaji abang memangnya ke mana?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

*Shift adalah sistem kerja yang membagi jam kerja menjadi beberapa periode waktu yang berbeda. Shift kerja dilakukan secara bergantian oleh para karyawan.

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

. yuni mkst nya apa coba.. dia mantu milih lakik kere juga.. eh sekar di suruh cr suami kaya.. knp gk dia aja..agak lain ipar ini

2025-02-20

4

Nurlaela

Nurlaela

ampun semua merepotkan dan menekan Sekar, kalian ini sebenarnya keluarga atau saudara sih cuma ayahnya Sekar yang peduli,,,pikir donk fajar sudah nikah minta adeknya harusnya ngasih ini malah ....huh😡

2025-02-20

3

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

kasian jd sekar semuanya dj tangung sendiri si fajar sm istrinya kerja tp duitnya di kemanain masa tibang beli rokok aj kudu minta sm sekar

2025-02-20

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!