Bab 2 - Depresi

Setelah lulus kuliah dua tahun yang lalu, Sekar sudah mencoba melamar pekerjaan di beberapa perusahaan. Namun mendapat pekerjaan yang diinginkan sesuai jalur pendidikannya, tak semudah bayangannya ketika masih kuliah.

Banyak persaingan dan tentunya tahapan yang dilalui dari awal hingga diterima bekerja, setiap perusahaan menerapkan sistem berbeda-beda. Lamaran yang dilayangkan Sekar ada yang diterima dengan gaji kecil. Namun ada juga yang diterima dengan gaji lumayan, tetapi penempatan di luar Pulau Jawa. Sang ayah tak merestuinya.

"Ayah belum ridho, kamu pergi jauh Kar. Carilah kerja di sini-sini saja. Kalau ke luar Jawa terlalu jauh, Nak. Ayah khawatir," pinta Pak Tresno kala itu.

Pak Tresno ingin Sekar bekerja tak jauh dari kota tempat tinggal mereka. Sebagai seorang ayah, ada kekhawatiran dalam hatinya dan belum rela melepas Sekar pergi jauh hanya untuk sebuah pekerjaan. Dikarenakan Sekar adalah anak perempuannya.

Terlebih banyak hal yang terjadi di pemberitaan luar sana di mana muda-mudi memiliki hubungan yang melebihi batas pacaran hingga hamil di luar nikah. Bahkan ada yang menjadi korban tindak pemerko_saan.

Hingga detik ini, Sekar memang tidak punya pacar. Dahulu pernah sekali pacaran sewaktu SMA, namun putus karena lelaki itu harus melanjutkan kuliah ke Jakarta.

Sekar yang meminta putus karena ia tak sanggup menjalani hubungan LDR an. Setelah itu, Sekar hanya ingin fokus kuliah hingga lulus. Dia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya.

Sekar termasuk pribadi yang mudah bergaul walaupun sedikit introvert terutama hal pribadi. Ada beberapa teman laki-lakinya baik yang satu kampus maupun beda kampus, yang sebenarnya menyukai Sekar. Akan tetapi, Sekar menolak secara halus dan meminta untuk berteman saja.

Akhirnya Sekar menerima pekerjaan sebagai tenaga admin di perusahaan kontraktor yang tidak begitu besar di Surabaya dengan gaji dua juta per bulan.

Sekar tak pantang menyerah. Ia pernah mencoba peruntungan mengikuti tes CPNS serta lowongan kerja di beberapa BUMN. Namun belum berhasil juga. Impiannya hingga detik ini masih belum juga terwujud.

Sekar ingin sekali menjadi seorang akuntan yang sukses. Setiap sujudnya ia terus berdoa agar impiannya tersebut bisa terwujud dengan baik. Setiap melewati masjid, tak lupa ia menyisihkan sebagian uangnya untuk dimasukkan ke dalam kotak amal masjid.

Sedekah di saat lapang itu biasa. Namun sedekah di saat sempit, itu luar biasa.

Sekar ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Bahkan ia bercita-cita mengumpulkan uang sebanyak mungkin dalam tabungannya agar bisa memberangkatkan kedua orang tuanya ke Tanah Suci.

Kembali ke masa sekarang.

Sekar akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dengan hati yang sedih. Bu Nanik sudah tak mengomeli anak bungsunya itu karena Sekar memberikannya uang untuk membayar arisan. Padahal uang itu ia sisihkan untuk jatah makan siangnya di kantor selama seminggu ke depan.

Sekar terkadang membawa bekal sendiri dari rumah ala kadarnya. Bekal itu ia siapkan sendiri. Seringnya berisi nasi putih dengan tahu atau tempe goreng satu potong. Kadang hanya mie goreng instan saja. Jika tidak, ia akan membeli nasi bungkus harga lima ribu rupiah di warung dekat kantornya.

"Bu, uang Sekar yang lalu buat apa?" tanya Pak Tresno yang masih didera penasaran.

"Ya buat makan, Pak!" jawabnya dengan nada ketus.

"Sekar kan sudah kasih uang belanja satu juta. Dari sisa pensiunku juga, aku selalu rutin kasih uang belanja ke ibu lima ratus ribu tiap bulan. Masih kurang, Bu?"

"Ya masih kurang, Pak. Harga-harga kebutuhan di pasar sekarang ini pada mahal. Uang segitu gak sampai sebulan ya sudah habis,"

"Uang dari hasil dagangan elpijiku dan ibu yang jual gorengan setiap hari, apa masih gak cukup?"

"Tetap saja gak cukup!"

"Setiap hari kan gorengan kita juga habis," ujar Pak Tresno.

"Bapak cerewet banget sih! Pokoknya uang semuanya yang ibu terima tiap bulan itu gak cukup untuk kebutuhan orang serumah ini, Pak!" bentak Bu Nanik pada sang suami.

"Fajar dan istrinya kan kerja. Apa tiap bulan mereka gak kasih uang ke ibu buat belanja?"

"Ya, ngasih."

"Apa mereka kasih uang lebih dari yang Sekar beri untuk ibu?"

Bu Nanik mendadak terdiam dan tak mampu menjawabnya.

"Bu," panggil Pak Tresno.

"Sudah ah! Bapak gak perlu banyak tanya. Bikin pusing ibu saja!" ketus Bu Nanik yang memilih berdiri dari tempat duduknya kemudian berlalu menuju kamarnya yang ada di belakang.

Pak Tresno hanya bisa menghela napas beratnya melihat kelakuan sang istri yang selalu membeda-bedakan perlakuan terhadap Sekar dan Fajar. Padahal keduanya notebene adalah anak kandung mereka, bukan anak angkat atau anak tiri.

Fajar bekerja sebagai sopir di salah satu distributor kertas. Sedangkan kakak ipar Sekar bernama Yuni bekerja di pabrik roti bagian packing atau pengemasan yang lokasinya tak jauh dari rumah mertuanya itu.

Di dalam kamarnya, Sekar hanya bisa merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menangis tanpa suara. Air matanya menetes hingga membasahi sprei bantalnya. Lalu, ia menyeka air matanya sejenak. Kemudian tangannya membuka laci kecil di samping ranjangnya dan mengambil sesuatu di dalamnya.

Sekar memandangi sebuah botol obat dari dokter atau psikiater yang pernah ia datangi dua bulan lalu. Botol berwarna putih dan tertera tulisan antidepressant. Ya, itu adalah obat untuk menangani depresi.

Walaupun tingkat depresi yang yang dialami Sekar masih terbilang ringan, dokter tetap memberikan obat tersebut dengan dosis kecil hanya untuk berjaga-jaga. Sang dokter menyarankan pada Sekar untuk tidak terlalu sering mengonsumsi obat tersebut walaupun dalam kondisi depresi tengah menderanya.

"Teruslah berpikir positif dan melakukan banyak kegiatan aktif di luar rumah baik bekerja maupun yang lain. Jika tak mampu membendungnya sendirian, maka luapkan dan ceritakan isi hatimu pada keluarga yang kamu percaya atau orang lain misal teman."

Itulah ucapan dua bulan yang lalu ketika pertama kali Sekar memeriksakan diri. Awalnya ia tak ingin pergi ke dokter kejiwaan atau psikiater karena ia bukan orang gila. Datang ke apotek meminta obat penenang juga ditolak oleh petugas karena tak punya resep dokter.

Alhasil setelah menimbang sekian lama, Sekar datang ke psikiater yang ia temukan setelah mencarinya secara mandiri di medsos. Tak ada satu pun orang yang tahu jika Sekar mengalami depresi. Sekar menutupi semua itu dari teman dan keluarganya.

Sebenarnya seminggu yang lalu, Sekar memiliki jadwal konsultasi ke psikiater tersebut. Namun karena tak punya cukup uang, Sekar memutuskan tak datang. Obatnya juga masih cukup banyak karena memang dirinya jarang meminumnya. Dirinya hanya minum sesekali jika sudah merasa tak kuat.

Keluarga seharusnya bisa memberikan kebahagiaan dan kenyamanan. Namun bahagia itu berubah di beberapa tahun terakhir ini sehingga perlahan menyebabkan Sekar mulai mengalami depresi.

Pernah terbesit dalam hatinya, ingin kembali ke masa anak-anak. Hidup tanpa beban di mana hanya sekolah dan belajar. Akan tetapi, ia sadar jika memang ini lah kehidupan yang sebenarnya. Mau tak mau harus dijalaninya.

"Aku butuh rumah yang sebenarnya. Tapi, saat ini rumahku cuma antidepressant." Batin Sekar.

Tangannya membuka tutup botol obat itu. Seketika...

Bersambung...

🍁🍁🍁

Warning :

*Jika ngomel atau marah, ke tokohnya ya. Dilarang ke othor solehot. Hatiku setipis tisu mudah ambyar. 😷

Terpopuler

Comments

Nena Anwar

Nena Anwar

Bu Nanik gk bersyukur duitnya harusnya banyak dan cukup kalo dipakai buat makan sekeluarga mah kan hasil dari dagang gorengan, dagang elpiji, pensiunan suaminya ditambah uang belanja dari Sekar lebih dari cukup itu kecuali kalo dia ikut membiayai kebutuhan rumah tangga Anaknya yg laki2 tuh baru kurang banyak,,duh Sekar kalo aku jadi kamu mending pergi merantau jauh dari keluarga meskipun Bapakmu melarang tapi demi kesehatan mentalmu lebih baik hidup sendiri berada dilingkungan keluarga juga percuma kamu hanya dijadiin sapi perah Ibumu

2025-02-17

4

Yuli a

Yuli a

yah... ini mah beneran ibu yang egois, pilih kasih...
duit sebanyak itu apa sih Bu Nanik... ??
Sekar ngasih 1 JT, BPK ngasih 500. jualan gas juga. jualan gorengan juga. kok masih kurang aja...
jangan bilang ibu punya selingkuhan ya ... menghidupi berondong...🤣🤣😋
geregetan banget Ama ibu model beginian...
udahlah Sekar pergi aja keluar pulau... asal bisa jaga diri, insyaAllah aman-aman aja kok. kamu tinggal di mess aja. nggak usah keluyuran. nggak usah ketemuan Ama orang asing. fokus ngumpulin duit. sambil menghindari emak-emak jahatmu itu. entar kalau duit udah banyak baru tuh pulang...🤣🤣😋😋

2025-02-19

2

Popo Hanipo

Popo Hanipo

kebanyakan memang anak laki2 selalu di utamakan karena mereka akan bertanggung jawab dengan keluarga,,jadi dr segi pendidikan dan lain2 selalu di bedakan,,kalo istrinya baik dia akan mengingatkan suami tentang kewajiban pd orang tua,,tp kalo istrinya kebalikannya ya wassalam

2025-02-17

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sebuah Curhatan
2 Bab 2 - Depresi
3 Bab 3 - Panggilan Interview
4 Bab 4 - Tes Seleksi
5 Bab 5 - Diterima
6 Bab 6 - Training Kerja
7 Bab 7 - Generasi Sandwich
8 Bab 8 - Perkara Kue
9 Bab 9 - Agen Call Center
10 Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11 Bab 11 - Antipati
12 Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13 Bab 13 - Pelanggan Pertama
14 Bab 14 - Informasi Lomba
15 Bab 15 - Tandem
16 Bab 16 - Mulut Tetangga
17 Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18 Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19 Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20 Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21 Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22 Bab 22 - Kabar Duka
23 Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24 Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25 Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26 Bab 26 - Terpojok
27 Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28 Bab 28 - Kondisi Angga
29 Bab 29 - Kakak vs Adik
30 Bab 30 - Boncengan Berdua
31 Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32 Bab 32 - Pindah Dinas
33 Bab 33 - Kemarahan Sekar
34 Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35 Bab 35 - Reward Spesial
36 Bab 36 - Pergi ke Bali
37 Bab 37 - Bertemu Kembali
38 Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39 Bab 39 - Sepatu Baru
40 Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41 Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42 Bab 42 - Ingin CLBK
43 Bab 43 - Perlahan Menjauh
44 Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45 Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46 Bab 46 - Sepucuk Surat
47 Bab 47 - Beli Emas
48 Bab 48 - Tak Menduga
49 Bab 49 - Mulai Terkuak
50 Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51 Bab 51 - Pergi
52 Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53 Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54 Bab 54 - Buka Blokir
55 Bab 55 - Amazing Love
56 Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57 Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58 Bab 58 - Utang Menumpuk
59 Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60 Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61 Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62 Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63 Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64 Bab 64 - Hari Perlombaan
65 Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66 Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67 Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68 Bab 68 - Kembali ke Hotel
69 Bab 69 - Perubahan Angga
70 Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71 Bab 71 - Sebuah Wejangan
72 Bab 72 - Briefing Khusus
73 Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74 Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75 Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76 Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77 Sekedar Coretan
78 Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79 Bab 78 - Wall of Fame
80 Bab 79 - Si Enggak Famous
81 Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 - Sebuah Curhatan
2
Bab 2 - Depresi
3
Bab 3 - Panggilan Interview
4
Bab 4 - Tes Seleksi
5
Bab 5 - Diterima
6
Bab 6 - Training Kerja
7
Bab 7 - Generasi Sandwich
8
Bab 8 - Perkara Kue
9
Bab 9 - Agen Call Center
10
Bab 10 - Terpaksa Berbohong
11
Bab 11 - Antipati
12
Bab 12 - Hari Pertama Kerja
13
Bab 13 - Pelanggan Pertama
14
Bab 14 - Informasi Lomba
15
Bab 15 - Tandem
16
Bab 16 - Mulut Tetangga
17
Bab 17 - Ajakan ke Pesta Militer
18
Bab 18 - Tak Sengaja Bertemu Kembali
19
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
20
Bab 20 - Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
21
Bab 21 - Sepatu Oh Sepatu
22
Bab 22 - Kabar Duka
23
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
24
Bab 24 - Sebuah Kehangatan di Pagi Hari
25
Bab 25 - Menuju Acara Kopdar (Kopi Darat)
26
Bab 26 - Terpojok
27
Bab 27 - Drama Per-Sepatuan
28
Bab 28 - Kondisi Angga
29
Bab 29 - Kakak vs Adik
30
Bab 30 - Boncengan Berdua
31
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
32
Bab 32 - Pindah Dinas
33
Bab 33 - Kemarahan Sekar
34
Bab 34 - Menemui Mbak Angel (Team Leader)
35
Bab 35 - Reward Spesial
36
Bab 36 - Pergi ke Bali
37
Bab 37 - Bertemu Kembali
38
Bab 38 - Polgan (Polisi Ganteng)
39
Bab 39 - Sepatu Baru
40
Bab 40 - Hari Ulang Tahun
41
Bab 41 - Mantan Terindah (Cinta Pertama)
42
Bab 42 - Ingin CLBK
43
Bab 43 - Perlahan Menjauh
44
Bab 44 - Kembali ke Surabaya
45
Bab 45 - Asuransi Satu Miliar
46
Bab 46 - Sepucuk Surat
47
Bab 47 - Beli Emas
48
Bab 48 - Tak Menduga
49
Bab 49 - Mulai Terkuak
50
Bab 50 - Tipu Daya Menantu Kesayangan
51
Bab 51 - Pergi
52
Bab 52 - Jadi Anak Kosan
53
Bab 53 - Sebuah Nasehat Berujung Perdebatan
54
Bab 54 - Buka Blokir
55
Bab 55 - Amazing Love
56
Bab 56 - Rumah Yuni Setelah Renovasi
57
Bab 57 - Saldoku Semakin Menyala (Yuni)
58
Bab 58 - Utang Menumpuk
59
Bab 59 - Rumah Baru Sekar
60
Bab 60 - Menjadi Kandidat Terpilih
61
Bab 61 - Care (Peduli atau Empati)
62
Bab 62 - Gali Lubang Tutup Lubang (Utang)
63
Bab 63 - Lomba Best CS Segera Dimulai
64
Bab 64 - Hari Perlombaan
65
Bab 65 - Meminta Doa dari Orang Tua
66
Bab 66 - Motto Hidup (Sekar)
67
Bab 67 - Tiba-Tiba Muncul
68
Bab 68 - Kembali ke Hotel
69
Bab 69 - Perubahan Angga
70
Bab 70 - Seragam Cokelat vs Pohon Jambu Bersejarah
71
Bab 71 - Sebuah Wejangan
72
Bab 72 - Briefing Khusus
73
Bab 73 - Antara Sepatu, Cinta dan Panggilan Sayang
74
Bab 74 - Persiapan Puncak Lomba Best CS
75
Bab 75 - Pengumuman Pemenang Lomba Best CS
76
Bab 76 - Penyerahan Hadiah Lomba Best CS
77
Sekedar Coretan
78
Bab 77 - Pulang ke Surabaya
79
Bab 78 - Wall of Fame
80
Bab 79 - Si Enggak Famous
81
Bab 80 - Selalu Bisa Diandalkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!