MIPPP 20 — Kedatangan Masa Lalu

Zul menatap nanar ke arah Davira yang tersenyum bahagia dengan pasangan hidupnya sekarang. Entah mengapa, melihat Davira tersenyum bersama pria selain dirinya membuat hatinya terasa sakit. Seolah sesuatu yang tajam menusuk-nusuknya dengan amat.

Foto keluarga itu telah selesai, tinggallah Davira dan Kavindra di sana, hanya berdua saja. Tersenyum bahagia memancar keluar, seolah tempat itu hanya milik mereka berdua.

Langkah Zul terasa memberat saat kakinya semakin dekat dengan undakan menuju pelaminan. Tatapannya hanya terfokus pada Davira dan segala kebahagiaannya. Matanya terasa memanas saat Kavindra mengusap punggung tangan perempuan itu.

Berdiri di hadapan mereka berdua, Zul menunjukkan sorot mata penuh luka dan penyesalan. Davira sontak berdiri sempurna saat melihat kehadiran sosok pria yang belum lama ini menorehkan luka di hatinya.

Kavindra yang bingung dengan pria itu turut berdiri, postur tubuhnya lebih tinggi dari Zul. Melihat ekspresi Davira yang tampak kesal dengan kehadirannya, Kavindra mulai berpikir yang tidak-tidak tentangnya.

"Aku … aku cuma ingin mengucapkan selamat kepadamu," kata Zul sedikit tercekat. Kakinya terasa lemas saat Davira secara sengaja memalingkan wajahnya.

"Terima kasih sudah hadir di pernikahan kami." Kavindra menjawab dan menyalami pria yang belum dikenalnya itu dengan cepat.

Zul menatap Kavindra sesaat, merasa iri sekaligus rendah. Ternyata benar yang dikatakan Rika sebelumnya, bahwa Davira mendapatkan pria yang jauh lebih baik darinya. Zul semakin tersenyum getir, harapannya hilang sudah sepenuhnya.

Sekali lagi, menatap Davira yang berpaling darinya itu, Zul semakin teriris hatinya. Luka yang diberikan ibunya pastilah sudah sangat mengoyak hati perempuan itu sehingga menatapnya saja Davira tak sudi.

"Are you okay?" tanya Kavindra selepas Zul meninggalkan pelaminan mereka. Menuntun Davira untuk duduk, Kavindra menggenggam tangannya erat. Ia tak tahu apa yang terjadi pada istrinya itu, tapi yang ia tahu, ia harus memberi Davira kekuatan.

"Dia … dia itu," ucap Davira tertahan. Rasanya berat sekali untuk mengatakan bahwa pria yang datang tadi adalah pria yang telah menghancurkan hatinya.

Merasa perlu untuk membawa Davira menenangkan diri, Kavindra memanggil Ravindra dan mengatakan padanya bahwa Davira harus merapikan riasannya. Adiknya itu hanya mengangguk meski agak bingung saat melihat ekspresi wajah kakak iparnya yang sendu.

"Duduklah di sini, akan ku ambilkan minum," kata Kavindra seraya menundukkan Davira di tepi tempat tidurnya kemudian berlalu untuk mengambil segelas air putih.

"Kenapa? Kenapa dia harus datang ke pernikahanku? Kenapa dia seolah merasa tidak bersalah sama sekali?" gumam Davira merasa heran. Setelah mencampakkan tiba-tiba mendatanginya lagi di saat seperti ini? Apa sebenarnya tujuan Zul?

"Ini, minumlah dulu," kata Kavindra memberikan segelas air putih yang langsung Davira minum hingga habis setengahnya.

"Terima kasih, Mas." Davira meletakkan gelas itu di meja lalu menatap Kavindra dengan intens. "Aku harap Mas tidak merasa cemburu ataupun marah."

Kavindra tersenyum lalu menggeleng, "Tidak, untuk apa Mas marah? Apakah dia masa lalumu?" tanyanya kemudian.

Davira sedikit tertunduk dan pria itu tahu jawabannya. "Ibunya membatalkan pernikahan ketika tahu bahwa aku … " ucap Davira tertahan, tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Aku mengerti. Tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu. Dia masa lalumu sedangkan Mas dan Zein adalah masa depanmu," kata Kavindra bijak dengan penuh kelembutan.

Dan Davira merasa sangat bersyukur dipertemukan dan menikahi pria seperti Kavindra. Yang betapa baik dan sangat pengertian terhadapnya dan keluarganya.

Sementara di luar, Rika yang tahu kedatangan Zul di pernikahan putrinya berubah menjadi penuh amarah. Didatanginya Zul yang sudah akan memasuki mobil dan ditamparnya dengan keras.

Kepala Zul tertoleh ke samping seketika, rasa perih dan panas terasa di bagian pipi kanannya. Zul menoleh dan mendapati Rika tengah menatapnya dengan penuh kemarahan.

"Berani-beraninya kamu masih menemui Davira," desis Rika dengan suara yang sedikit bergetar. Ditahannya kekesalan itu agar tak melewati batas dan mengganggu acara pernikahan putri tersayangnya.

"M-maaf, Bu. S-saya hanya ingin mengucapkan selamat," kata Zul, kepalanya tertunduk malu. Jika bukan karena ibunya yang sembarangan membatalkan pernikahan, perempuan di depannya mungkin telah akan menjadi ibu mertuanya sekarang.

"Alasan! Sekarang, pergi juga dari sini dan jangan pernah menemui putriku lagi! Hubunganmu dengan putriku sudah berakhir! Ingat itu!" seru Rika dengan mata yang memelotot tajam.

Kemudian, setelah puas melampiaskan amarahnya, Rika kembali ke dalam untuk menemui dan menjamu para tamu undangannya sementara Zul memasuki mobilnya.

Menyalakan mesin mobil, Zul tak langsung pulang melainkan menatap lama tenda pernikahan itu. Mengingat sosok yang berdiri di samping Davira tadi, Zul merasa semakin tidak pantas.

Ia cukup menyesal atas tindakan ibunya itu. Bagaimana bisa ia menyia-nyiakan perempuan sebaik Davira?

Tetapi, apalah arti penyesalan itu baginya? Davira sudah berbahagia bersama pilihannya. Dan ia harus menerima kenyataannya.

Di saat yang bersamaan, Zul melihat seorang pria mab*k berjalan melewatinya, penampilannya tampak kacau. Pria mab*uk itu terlihat menggumamkan sesuatu yang tak dapat didengarnya, tangannya teracung seolah menunjuk-nunjuk sesuatu.

Zul bergidik ngeri saat melihatnya. "Orang gila sekarang suka berkeliaran di mana-mana," gumam Zul. Kemudian, tanpa pikir lagi, ia langsung melajukan mobilnya pergi dari sana.

Dengan hati yang hancur, Zul mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Berharap dengan itu, kalutnya pikiran bisa ikut terbang bersama angin jalanan.

Sedangkan di kamarnya, Davira mengusap tangisnya dengan sapu tangan yang diberikan Kavindra kepadanya.

"Sudah jangan menangis lagi, nanti Zein bisa memarahiku lagi jika melihat Mama-nya menangis," celetuk Kavindra yang justru membawa gelak tawa Davira.

"Benar juga, Mas. Di mana anak itu sekarang? Ayo kita keluar, ini sudah jam makan siang, aku harus menyuapinya makan." Davira sudah berdiri, namun Kavindra menahannya agar kembali duduk.

"Hanya Zein yang kamu ingatkan makan? Apakah suamimu ini tidak butuh makan?" tanya Kavindra dengan wajah sedikit memelas.

Davira tergelak, "Iya, kamu juga makan, Mas. Nanti aku layani makan, ya. Ayo kita cari Zein dulu," katanya mengajak Kavindra untuk kembali ke luar sebelum orang-orang mencari mereka.

"Oh, ya, aku lupa mengatakan sesuatu. Setelah pernikahan ini selesai, aku ingin mengajakmu untuk ke suatu tempat," kata Kavindra.

Davira menoleh, "Iya, aku akan ikut ke manapun kamu mengajakku, Mas. Selama untuk kebaikan, aku pasti akan mematuhi semua perkataan dan perintahmu."

•••

Acieee, mau ke mana tuh? 😳

Kavindra mulai menunjukkan sisi bucinnya nih, kira-kira bakal berebutan gak ya sama Zein? 🤣

Terpopuler

Comments

Selina Navy

Selina Navy

honey moon/Hey//Hey//Hey/

2025-03-08

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Bulan madu kah 🤭

2025-03-08

1

⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ

⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Bakal rebutan tuh anak sama bapaknya merebut satu orang yaitu Davira

2025-03-08

2

lihat semua
Episodes
1 MIPPP 01 — Prolog
2 MIPPP 02 — Sebuah Permintaan
3 MIPPP 03 — Merindu Kasih Sayang
4 MIPPP 04 — Calon Ibu untuk Zein
5 MIPPP 05 — Zein Terluka
6 MIPPP 06 — Terharu
7 MIPPP 07 — Perasaan yang Hadir
8 MIPPP 08 — Cepat atau Lambat
9 MIPPP 09 — Luka Batin
10 MIPPP 10 — Merindukannya
11 MIPPP 11 — Kodrat
12 MIPPP 12 — Meminang
13 MIPPP 13 — Bimbang
14 MIPPP 14 — Berkata Jujur
15 MIPPP 15 — Mencari Tahu
16 MIPPP 16 — Acara Lamaran
17 MIPPP 17 — Rencana Pernikahan
18 MIPPP 18 — Kegilaan
19 MIPPP 19 — Pernikahan
20 MIPPP 20 — Kedatangan Masa Lalu
21 MIPPP 21 — Kebahagiaan Kecil
22 MIPPP 22 — Malaikat Penolong
23 MIPPP 23 — Rumah Baru
24 MIPPP 24 — Bertemu Komisaris
25 MIPPP 25 — Rencana Penculikan
26 MIPPP 26 — Melacak Keberadaannya
27 MIPPP 27 — Menjemput Zein
28 MIPPP 28 — Kembali Pulang
29 MIPPP 29 — Membuat Keputusan
30 MIPPP 30 — Menantu Kebanggaan
31 MIPPP 31 — Dendam Tersembunyi
32 MIPPP 32 — Jangan Mendendam
33 MIPPP 33 — Kebahagiaan Sederhana
34 MIPPP 34 — Sebuah Usaha
35 MIPPP 35 — Kejutan Tak Terduga
36 MIPPP 36 — Khawatir
37 MIPPP 37 — Cemas yang Berlebihan
38 MIPPP 38 — Pembicaraan Penting
39 MIPPP 39 — Kejadian Tak Terduga
40 MIPPP 40 — Pertengkaran
41 MIPPP 41 — Perdebatan
42 MIPPP 42 — Pertanyaan Kecil
43 MIPPP 43 — Rencana Jahat
44 MIPPP 44 — Cemas dan Takut
45 MIPPP 45 — Takut Kehilangan
46 MIPPP 46 — Berusaha Tenang
47 MIPPP 47 — Merasa Gagal
Episodes

Updated 47 Episodes

1
MIPPP 01 — Prolog
2
MIPPP 02 — Sebuah Permintaan
3
MIPPP 03 — Merindu Kasih Sayang
4
MIPPP 04 — Calon Ibu untuk Zein
5
MIPPP 05 — Zein Terluka
6
MIPPP 06 — Terharu
7
MIPPP 07 — Perasaan yang Hadir
8
MIPPP 08 — Cepat atau Lambat
9
MIPPP 09 — Luka Batin
10
MIPPP 10 — Merindukannya
11
MIPPP 11 — Kodrat
12
MIPPP 12 — Meminang
13
MIPPP 13 — Bimbang
14
MIPPP 14 — Berkata Jujur
15
MIPPP 15 — Mencari Tahu
16
MIPPP 16 — Acara Lamaran
17
MIPPP 17 — Rencana Pernikahan
18
MIPPP 18 — Kegilaan
19
MIPPP 19 — Pernikahan
20
MIPPP 20 — Kedatangan Masa Lalu
21
MIPPP 21 — Kebahagiaan Kecil
22
MIPPP 22 — Malaikat Penolong
23
MIPPP 23 — Rumah Baru
24
MIPPP 24 — Bertemu Komisaris
25
MIPPP 25 — Rencana Penculikan
26
MIPPP 26 — Melacak Keberadaannya
27
MIPPP 27 — Menjemput Zein
28
MIPPP 28 — Kembali Pulang
29
MIPPP 29 — Membuat Keputusan
30
MIPPP 30 — Menantu Kebanggaan
31
MIPPP 31 — Dendam Tersembunyi
32
MIPPP 32 — Jangan Mendendam
33
MIPPP 33 — Kebahagiaan Sederhana
34
MIPPP 34 — Sebuah Usaha
35
MIPPP 35 — Kejutan Tak Terduga
36
MIPPP 36 — Khawatir
37
MIPPP 37 — Cemas yang Berlebihan
38
MIPPP 38 — Pembicaraan Penting
39
MIPPP 39 — Kejadian Tak Terduga
40
MIPPP 40 — Pertengkaran
41
MIPPP 41 — Perdebatan
42
MIPPP 42 — Pertanyaan Kecil
43
MIPPP 43 — Rencana Jahat
44
MIPPP 44 — Cemas dan Takut
45
MIPPP 45 — Takut Kehilangan
46
MIPPP 46 — Berusaha Tenang
47
MIPPP 47 — Merasa Gagal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!