Chapter 19

Rania berlari masuk kedalam kamar nya yang ada didalam hotel tersebut, lalu ia menutup pintunya dengan kuat. Kemudian, Rania menjatuhkan tubuh rampingnya dengan kasar diatas ranjang dengan posisi telengkup, tangis nya langsung tumpah begitu saja.

"Gak.. Aku gak terima kalo dia yang jadi istrinya Rowan", maki Rania sambil memukul-mukuli bantal.

Tak lama setelah itu, terdengar pintu kamarnya diketuk dari luar.

tok..

tok..

"Rania.. Sayang, ini mama nak, buka pintunya ". Teriak mama Ami terus mengetuk pintu kamar putrinya.

"Rania gak mau diganggu mah, tolong tinggalin Rania sendiri ", sahutnya sedikit berteriak, suaranya terdengar serak karena menangis.

Mama Ami yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas panjang dan tetap berusaha sabar untuk membujuk Rania.

"Rania, mama paham apa yang kamu rasakan sayang, tapi tolong buka sebentar pintu nya nak, mama ingin bicara sama kamu", pinta Mama Ami

Mendengar itu, Rania tak punya pilihan lain. Ia segera bangun dari ranjang lalu menghapus sisa air matanya dan bergegas melangkahkan kaki nya untuk membukakan pintu.

ceklek..

"Rania.. "Mama Ami yang melihat penampilan putrinya itu kembali menghela nafas kasar, ia lalu menarik tangan Rania dan mengajak nya masuk kedalam kamar, tak lupa mama Ami juga menutup kembali pintunya.

"duduk" titah mama Ami dengan tegas meminta Rania untuk duduk ditepian ranjang dan wanita itu juga segera duduk disebelahnya.

"mah.. Rania gak ikhlas kalo perempuan itu yang jadi istrinya Rowan. Mama tau kan kalo aku udah suka sama Rowan udah lama jauh sebelum dia nikah sama Laras", keluh Rania mengungkapkan isi hatinya. Air matanya kembali meleleh membasahi wajahnya yang cantik.

"Iya mama paham, tapi apa kamu akan menyerah lagi?"

"maksud mama ?" Rania bertanya sambil mengerutkan dahinya

Bukannya menjawab, mama Ami justru tersenyum menyeringai. Ia lalu mendekatkan wajahnya ditelinga Rania dan membisikkan sesuatu.

"Mama serius ?" Pekik Rania dengan bola mata yang membulat sempurna.

Mama Ami menganggukkan kepalanya.

"Buat apa mama bohong, ya sudah sekarang benahi riasan my itu. Tidak mungkin kan kamu ketemu lagi sama Rowan dengan kondisi penampilan kamu yang berantakan seperti ini ?" Tukas mama Ami

Rania tersenyum tipis, wajahnya kembali memancarkan raut ceria lagi.

"Ya sudah, mama tunggu dibawah. Setelah itu, kita jalankan rencana nya saat puncak acar, hmm ". Ucap mama Ami

"oke mah ". Sahut Rania seraya mengangkat tangannya dan menggabungkan jari telunjuk dan jempolnya membentuk huruf O.

Mama Ami yange melihat tingkah putri semata wayang nya itu hanya terkekeh gemas, ia mengusap lembut puncak kepala Rania sebelum melangkahkan kakinya keluar.

.

.

Sudah dua jam lamanya Cala berada disana untuk menemani Rowan menghadiri pesta ulangtahun pernikahan tuan Barrack. Rasa bosan dan kantuk mulai menyerangnya. Apalagi sedari tadi suaminya itu malah sibuk berbincang dengan rekan bisnisnya yang juga diundang disanaa dan ia hanya dibiarkan duduk dikursi khusus tamu undangan.

Saat Cala hendak beranjak dari kamarnya untuk pamit ke kamar mandi, tiba-tiba suara Mama Ami yang memanggilnya membuat Cala mengurungkan niatnya.

"Nak Cala.. " panggil mama Ami dengan tutur kata yang terdengar lemah lembut

Cala menoleh menatap kedatangan mama Ami yang duduk disamping nya, "Ya nyonya ?"

"Apa boleh kita mengobrol sebentar?" ujar mama Ami bertanya

"Ya nyonya silahkan.. " jawab Cala sopan

Mendengar itu, mama Ami mengulas senyum tipis.

"Kalau boleh saya tau, sudah berapa lama nak Cala dan Rowan menikah? karena setahu saya nak Rowan baru saja kehilangan istrinya". Kata Mama Ami

"Belum lama nyonya, baru dua bulan yang lalu". Sahut Cala

"Dua bulan ? berarti baru dua minggu Laras meninggal kalian sudah menikah?", lagi Mama Ami bertanya dan pertanyaan kali ini Cala bisa merasakan jika wanita paruh baya yang duduk disamping nya ini tengah menyudutkannya.

Cala hanya membalasnya dengan seulas senyuman. "Kurang lebih seperti itu nyonya".

"Astaga!" Mama Ami membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya, ia seolah syok mendengar jawaban dari Cala.

"Jadi sebelum Laras meninggal, kalian sudah memiliki hubungan ? tak mungkin kan kalian berdua bisa meikah secepat itu, padahal tanah kuburan Laras masih basah". Tuduh Mama Ami

Bukannya merasa marah atau tersudutkan, Cala tetap meladeni omongan Mama Ami dengan sikap tenangnya.

"Maaf nyonya, jika saya bersikap lancang dengan anda, tapi Rowan yang lebih dulu meminta saya untuk menjadi istrinya. Bukan karena kami ada hubungan diam-diam dibelakang almarhum mbak Laras, dan tolong nyonya Ami jangan terlalu ikut campur urusan rumah tangga kami karena itu bukan hak anda. Permisi !" setelah mengatakan itu Cala langsung beranjak dari duduknya meninggalkan mama Ami yang masih terpaku menatap kepergian Cala. Ia tak menyangka jika perempuan yang ia kira lemah seperti Laras ternyata seberani ini menghadapinya, bahkan Mama Ami dibuat bungkam oleh kata-katanya.

"Belagu, lihat saja nanti.. Kau akan menangis darah dan memohon ampun pada ku setelah ini", lirih Mama Ami mengumpati Cala.

.

.

 Melihat sang istri pergi dari tempat duduknya, Rowan bergegas pamit undur diri pada rekan bisnis nya setelah itu ia segera berjalan cepat menyusul Cala.

"Kak Rowan tunggu.. " teriak Rania memanggilnya

Sontak, Rowan menghentikan langkah kakinya dan berbalik badan menatap Rania yang berjalan menghampirinya.

"Ya?" sahut Rowan

"Kak Rowan mau kemana ?" tanya Rania dan berdiri tepat dihadapan Rowan

"Mau-" Ucapannya terpotong ketika matanya sudah tak lagi mendapati sang istri disekeliling ruangan ballroom tersebut.

"Kemana dia ?" lirih Rowan bertanya-tanya kemana istri nya itu pergi

"Kak Rowan cari Kak Cala ya ?" ujar Rania

"hmm ". sahut nya sambil menganggukkan kepala dan matanya masih fokus menyisir sekitar ruangan.

"Mungkin kak Cala ke kamar mandi, oh iya ini aku bawakan minuman cockteil buat Kak Rowan. Rania tau kak Rowan pasti haus kan karena sedari tadi mengobrol dengan papa juga dengan yang lainnya ".  Ucap Rania seraya menyodorkan segelas cocktail pada Rowan

Rowan menerima gelas itu tapi tak segera meminum nya. "Terima kasih "

"Ayo diminum dulu kak, nanti Rania bantu cari Kak Cala"

Tanpa menaruh rasa curiga, Rowan menatap minuman itu dan mengangkat gelasnya. Sedikit demi sedikt Rowan mulai menyesap cocktail tersebut lalu meminumnya hingga tandas.

Rania yang melihat Rowan meminum minuman yang ia bawa langsung tersenyum licik dalam hatinya.

"Kau akan menjadi milik ku sebentar lagi Rowan, dan aku akan menyingkirkan Cala dari hidupnmu. Selanjutnya hanya aku yang akan menjadi satu-satunya nyonya muda Pradana". Batin Rania tersenyum puas.

Setelah itu, Rowan menaruh gelas nya diatas meja dan ia segera berpamitan pada Rania untuk mencari keberadaan Cala.

.

.

.

To be continue..

Terpopuler

Comments

mbok Darmi

mbok Darmi

wah memakalau ulet bulu gatel jurus jitu nya menaruh obat lucknut di minuman tapi sayangnya yg di sentuh bukan yg gatel tapi istri tercinta cala nikmati aja rania kegagalan mu jgn dipikir semua laki2 lemah dan tertarik sama kamu di cuekin kan awalnya itu artinya kamu ngga ada artinya buat rowan

2025-03-02

0

Ma Em

Ma Em

Semoga Rowan selamat dari jerat Rania mungkin Rowan diberi obat perangsang sama Rania semoga saja Cala bisa menyelamatkan Rowan dari niat licik Rania yg akan memisahkan Rowan dgn Cala

2025-03-01

1

Dewi Anggya

Dewi Anggya

orang licik lawannya orang licik juga ...ntah apakh Rowan bisa selamat dr orng licik..

2025-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!