Chapter 18

Rowan dan Cala bergegas melangkahkan kakinya keluar dari Villa, diluar Ardi sudah bersandar dipintu mobil sambil memainkan game diponselnya sembari menunggu kedatangan mereka.

"Ekhem.. " Rowan berdehem membuat Ardi seketika mendongak

"Tuan", sapa Ardi dan segera mematikan ponselnya lalu memasukkannya kedalam saku celana.

"Kita berangkat sekarang", Kata Rowan

Kemudian, ia bergeser dan membuka pintu mobil untuk dirinya sendiri setelah itu ia masuk dan duduk dikursi penumpang. Cala yang melihat itu hanya menghela nafas pelan, padahal tadi ia sudah berharap Rowan akan memperlakukannya layaknya seperti seorang ratu tapi harapan tinggal harapan.

"Nona?" panggil Ardi membuyarkan lamunan Cala

"Ya ?" sahutnya

"Anda tidak masuk ?" ujar Ardi bertanya

"Ah ya maaf ", kemudian Cala segera masuk kedalam mobil dan duduk disamping Rowan.

Setelah memastikan tuan dan nonanya itu duduk dengan nyaman, barulah Ardi menutup pintunya lalu bergegas berlari mengitari setengah badan mobil lalu masuk dan duduk  dikursi kemudi. Perlahan mobil yang Ardi kendarai melaju pelan meninggalkan area pelataran Villa dan membelah jalanan di kota S yang masih terlihat padat merayap walaupun hari sudah malam.

Perjalanan menuju hotel La Fayette hanya ditempuh sekitar 30 menit dan selama perjalanan itu tak ada obrolan diantara pasangan pasutri yang tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing, hingga suara Ardi memembuyarkan lamunan keduanya dan mengalihkan atensinya.

"tuan, kita sudah sampai ", ucap Ardi memberitahu

Rowan menatap sekeliling luar jendela mobil sembari menegakkan tubuhnya dan Ardi bergegas turun dari mobil membukakan pintu untuk Rowan dan Cala.

Rowan turun dari mobil sambil membenarkan kembali jas nya, kemudian tangannya meraih tangannya Cala yang berdiri disampingnya lalu ia tarik tangan istrinya dan ia lingkarkan dilengannya. Cala yang medapat perlakuan seperti itu sontak terkejut, ia ingin menarik kembali tangannya tapi Rowan menggenggamnya erat.

Setelah itu, kedua nya berjalan beriringan masuk kedalam lobi hotel. Sedangkan Ardi akan memarkirkan dahulu mobilnya diparkiran basement setelah itu barulah ia akan menyusul Rowan masuk.

"Tetap disisiku dan jangan kemana-mana", lirih Rowan memperingati istrinya tepat saat kedua nya tiba didepan pintu hotel.

"Ya". Sahut Cala cepat dan tak banyak membantah

Seorang resepsionis hotel berjalan menghampiri mereka dan bertanya dengan sopan.

"Selamat malam, maaf permisi atas nama tuan Rowan. Benar ?" tanya resepsionis itu seraya menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

"Ya". Jawab Rowan datar

Resepsionis itu tersenyum, " Saya diperintahkan oleh tuan Barrack untuk mengantar anda ditempat acara. Mari saya tunjukkan jalannya".

Rowan mengangguk, kemudian Resepsionis tersebut berjalan lebih dulu dan sesekali menengok kebelakang untuk memastikan jika Rowan dan Cala mengikuti dibelakangnya, dan Rowan dengan setia terus menggengam erat tangan istrinya yang melingkar dilengannya. Mereka tiba disebuah ballroom mewah yang ada didalam hotel tersebut.

"ini tempat nya tuan... nona, mari silahkan masuk". Ucap resepsionis seraya membukakan pintu ballroom

"Terimakasih ". Tukas Rowan, ia lalu mengajak Cala agar segera melangkahkan kakinya masuk kedalam ballroomn tersebut.

Disana ternyata sudah banyak tamu undangan yang datang, kebanyakan dari mereka dari klien bisnis tuan Barrack dan juga teman-teman sosialita istrinya. Melihat kedatangan Rowan, tuan Barrack yang tengah berbicang dengan rekan bisnis pun seketika pamit undur diri dan segera berjalan mendekati Rowan.

"Tuan Rowan.. " sapa tuan Barrack sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan lelaki itu

Rowan tersenyum tipis lalu melepas genggangam tangannya dari Cala dan membalas jabatan tangan tuan Barrack.

"tuan Barrack ". Balas nya menyapa

"Terimakasih sudah datang diacara perayaan ulang tahun pernikahan saya dengan istri saya tuan". Kata tuan Barrack tulus

"sama-sama tuan Barrack, suatu kehormatan juga bagi saya karena anda berkenan mengundang saya diacara ulangtahun pernikahan anda ini", sahut nya dengan sopan

Kemudian, tuan Barrack melirik Cala yang berdiri disamping Rowan.

"siapa wanita cantik yang berdiri disamping anda ini tuan Rowan, apa dia kekasih anda ?", ujar taun Barrack bergurau

Rowan yang mendengar itu terkekeh pelan, "maaf saya sampai lupa memperkenalkannya pada anda. Perkenalkan dia ini -"

"Papa.. "

Ucapan Rowan terpotong, karena kedatangan Ami istri tuan Barrack serta Rania putri nya. Ketiga nya langsung menolehkan kepalanya menatap ibu dan anak itu yang berjalan menghampiri mereka.

"Sayang.. " panggil tuan Barrack pada istrinya

"Kenalkan, dia tuan Rowan pebisnis muda sukses yang sering papa ceritakan sama mama ", imbuhnya

"Oh ya ? saya Ami istri Barrack.. " Ami mengulurkan tangannya pada Rowan dan lelaki itu membalas uluran tangan tersebut sambil mengulas senyum tipis.

"Saya Rowan".

Kemudian, jabatan tangan itu terlepas lalu Ami meraih pinggang Rania putrinya yang berdiri disampingnya.

"Nak, Rowan kenalkan ini putri semata wayang kami Rania.. ayo Nia kenalin diri kamu ", pinta nya pada sang putri

Rania tampak malu-malu ketika mamanya memperkenalkannya pada Rowan. Jujur saja, sebenarnya Rania sudah lama menyimpan persaan pada Rowan sejak lelaki itu masih bestatuskan suami Laras. Jadi, saat berita tentang kematian Laras itu sungguh membuat Rania merasakan sedih bercampur bahagia. Sedih karena ikut berduka cita atas kematiannya dan bahagia karena dia punya kesempatan untuk mendekati Rowan. Dengan, gugup putri semata wayang tuan Barrack itu mengulurkan tangannya dihadapan Rowan dan memperkenalkan dirinya, ia seolah tak memperdulikan keberadaan Cala yang berdiri disamping Rowan.

"Rania.. "ucapnya dengan suara yang terdengar lemah lembut

Rowan membalas uluran tangan itu, menatap Rania datar. "Rowan".

Cala yang melihat itu hanya bisa mengeratkan genggangam kedua tangannya pada tas kecil yang ia bawa sejak tadi. Ia merasa seperti tak dianggap, lalu buat apa Rowan mengajaknya kesini ?

Jabatan tangan kedua nya pun terlepas dan Cala berdehem membuat atensi ketiga teralih menatap dirinya.

"Maaf.. " ucap Rowan, kemudian ia merangkul pinggang Cala dan merapatkan agar lebih dekat dengannya.

"Perkenalkan dia Cala, istri saya.. Ayo sayang perkenalkan diri mu ". Pinta nya pada sang istri

Deg..

Dipanggil dengan sebutan sayang seperti itu seketika membuat Cala menolehkan kepalanya menatap Rowan dengan pipi yang bersemu merah, ia salah tingkah apalagi suaminya itu semakin mengeratkan pelukan tangannya dan yang melingkar dipinggangnya yang ramping.

Berbeda dengan Cala, Rania justru merasakan sakit hati ketika Rowan memperkenalkan Cala sebagai istrinya. Rasanya seperti dihujam ribuan jarum yang bertubu-tubi menusuk hatinya. Tanpa sadar matanya berkaca-kaca. Baru saja ia akan mencoba untuk mendekati Rowan tapi sepertinya sudah dipukul mundur oleh kenyataan jika lelaki yang berdiri dihadapannya ini sudah memiliki istri baru.

Tuan Barrack yang mennyadari perubahan suasana hati putrinya lantas ia menyenggol lengan Ami seraya berbisik, "Bawa pergi dulu Rania ma".

Ami mengangguk dan lekas meraih tangan putrinya untuk ia genggam. Setelah itu, ia pamit undur diri pada Rowan juga Cala.

.

.

.

To be continue ~

Terpopuler

Comments

Herman Lim

Herman Lim

waduh blom apa² dah keluar gayung love pink

2025-03-01

0

mbok Darmi

mbok Darmi

rania bibit pelakor ngga apa ambil saja rowan ikhlas kok cala

2025-03-01

1

Dewi Anggya

Dewi Anggya

gratis buat Rania ambil aj tuhh si Rowan ... ikhlas kok 🤭🤭🤭

2025-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!