"Tidak usah ke dokter, Mas! Mmmm... aku... aku sudah periksa kok, Mas."
Ruby hanya beralasan sebenarnya, karena selama kehamilannya belum sekali pun wanita itu memeriksakan kondisi kandungannya. Ruby takut jika diam-diam ada yang mengawasinya dan berita kehamilan Ruby akan tersebar ke media nantinya.
Ruby takut karier yang sudah susah payah dia bangun, hancur begitu saja akibat kecerobohannya. Apalagi jika terkuak siapa sosok yang menghamili nya. Walaupun Galen dengan suka rela mau bertanggungjawab, namun sebelum pria itu menikahinya posisi Ruby masih belum aman.
Karena itu, alih-alih pergi ke rumah sakit lebih baik dia mendesak Galen untuk segera menikahinya.
Galen bisa melihat ada kekhawatiran di wajah Ruby, dan pria itu jelas tahu apa yang di khawatirkan wanitanya.
"Kalau kamu khawatir media akan mengetahui kehamilan mu, kalau begitu aku akan memanggil dokter saja ke sini." Galen bersiap untuk memanggil dokter namun lagi-lagi Ruby melarang prianya, bahkan ponsel Galen kini sudah berhasil Ruby ambil dengan paksa.
"Aku mohon jangan, Mas! Aku takut." Ruby menatap Galen penuh permohonan.
Galen menghembuskan napasnya berat pria itu hanya ingin memastikan kondisi bayi dalam kandungan Ruby baik-baik saja, namun dia juga tidak tega melihat ketakutan di wajah Ruby.
"Baiklah," ucap Galen. Pada akhirnya pria itu mengiyakan keinginan Ruby.
"Lalu, kapan kamu akan menikahiku, Mas?"
Galen kembali mengingat Alinea, membuat hatinya kembali sesak karena penyesalan. Namun pria itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena Alinea sudah menutup pintu hatinya rapat-rapat. Bahkan wanita cantik itu dengan lantang menolak saat dirinya menawarkan kesempatan kedua.
"Setelah masalahku dengan Alinea selesai. Kamu---"
"Itu terlalu lama, Mas. Semua orang keburu curiga dengan kehamilan ku." Ruby merengek membuat kepala Galen semakin pusing. Walaupun begitu, apa yang dikatakan Ruby ada benarnya. Galen pun tidak ingin bayi yang dikandung Ruby lahir diluar pernikahan.
Di sudut hatinya Galen memikirkan Alinea, jika wanita cantik itu tahu dengan mudahnya dia menikahi Ruby di saat statusnya masih suaminya, Alinea pasti akan semakin kecewa padanya.
Namun di sisi lain, Galen merasa bingung bagaimana caranya dia memberitahu kedua orang tuanya tentang dirinya yang akan menikahi Ruby. Karena selama ini orang tuanya menentang keras hubungannya dengan Ruby. Namun sekarang justru Galen menghamili Ruby di saat statusnya masih suami Alinea.
Galen tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi orang tuanya nanti. Ditambah lagi orang tua Galen masih belum mengetahui perpisahannya dengan Alinea, memikirkannya saja sudah membuat kepala Galen ingin pecah rasanya.
"Kita akan menikah besok!"
...----------------...
"Lakukan sekarang!"
Sang Asisten mengangguk patuh saat Bosnya memberikan sebuah perintah.
"𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘳𝘶𝘵𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘪𝘢𝘳."
Setelah kepergian Asistennya, pria itu menyeringai. Entah apa yang dia rencanakan, namun dia sangat menantikan kabar yang akan membuatnya senang.
Tok tok tok
"Pagi, Pak!'
Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu, membuat sang pria yang tengah tersenyum sendiri itu mengalihkan pandangannya.
"Sayang!" Alinea menajamkan tatapannya pada pria yang memanggilnya Sayang itu. "Maaf, keceplosan," ucapnya sambil terkekeh.
"Jaga ucapanmu, Pak! Ini di kantor." Alinea menekankan setiap kata-katanya membuat Pria itu semakin menggodanya.
"Jadi, kalau di luar kantor, boleh?" Pria itu menaik-turunkan alisnya menggoda Alinea.
Alinea kesal dengan tingkah menyebalkan sang pria, wanita cantik itu hendak berbalik dan keluar dari ruangan itu, namun tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh Bosnya.
"Maaf, aku becanda. Jangan marah, ya!" Pria itu tiba-tiba memeluk Alinea dari belakang, membuat Alinea semakin geram dengan tingkah Bosnya itu.
"Pak, tolong lepaskan!" Pria itu tidak mengindahkan ucapan Alinea, pria itu justru semakin erat memeluk wanitanya. "Pak, kumohon lepaskan! Sebelum nyawamu terancam."
Pria yang ternyata adalah Skala itu malah tergelak mendengar ucapan Alinea. "Memangnya siapa yang berani mengancam nyawaku?"
"Aku."
Skala melebarkan bola matanya begitu menyadari seseorang tengah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajamnya. Belitan tangannya di tubuh Alinea pun seketika terlepas. "Kenapa kamu gak bilang ada Abangmu di situ?" Bisik Skala pada Alinea.
"Aku sudah bilang, lepaskan! Kamu yang gak mau denger!" Kesal Alinea tak kalah berbisik.
"Mau sampai kapan kalian saling berbisik?" Orion menatap Skala dan Alinea bergantian, sedangkan yang ditatapnya kompak menundukkan kepalanya.
Orion melewati Skala dan Alinea yang tengah berdiri dengan kepala tertunduk. Pria itu kemudian mendudukkan dirinya di sofa yang terdapat di ruangan itu.
"Kalian, duduklah!"
Skala dan Alinea duduk berdampingan di hadapan Orion. Keduanya sama-sama diam tidak berani mengeluarkan sepatah katapun.
"Skala Bumi Cakrawala, mulai sekarang jaga jarak dengan adikku!"
Skala dan Alinea kompak mendongakkan wajahnya menatap Orion. Terlihat senyuman sinis dibibir Abang Alinea itu. Sementara Skala, tangannya terkepal tidak terima dengan perkataan Orion yang melarangnya dekat dengan Alinea.
"Maaf, Bang. Aku tidak bisa jauh dengan Alinea. Aku mencintainya." Skala berucap dengan lantang, pria itu mengutarakan perasaannya di depan Orion.
Namun bukannya terkesan, Orion justru menatapnya dengan sinis. "Cinta yang seperti apa yang kamu maksud? Seseorang bisa dikatakan cinta jika berani berjuang demi cintanya. Bukan menjadi pengecut dan meninggalkan wanita yang dicintainya."
Ucapan panjang lebar Orion itu membuat Skala kembali teringat dengan kesalahannya pada Alinea. Kesalahan yang menjadi penyesalan seumur hidupnya.
"Maaf, tapi aku sudah menebusnya selama beberapa tahun terakhir," lirih Skala. Pria itu menatap Orion penuh permohonan, Skala sangat berharap Orion bisa memaafkannya dan mau merestui nya dengan Alinea.
"Tapi itu belum cukup, penderitaan mu tidak sebanding dengan penderitaan yang adikku rasakan setelah kamu meninggalkannya."
Skala menghembuskan napasnya berat, pria itu menyadari kesalahannya tidak akan mudah begitu saja keluarga Alinea terima. Namun demi hidup bersama Alinea, kali ini Skala akan memperjuangkan cintanya. Dia tidak akan menyerah walaupun itu tidak akan mudah.
"𝘛𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘦𝘴𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢𝘮𝘶!"
...----------------...
"Tuan Arshad yang terhormat, kenapa Anda berbuat curang seperti ini? Apa ini sifat seorang pengusaha yang sangat bermartabat?"
Pria yang disebut namanya itu hanya tersenyum mendengar seseorang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangannya.
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
ora
Ya, kamu udah sayang-sayang duluan. Peluk-peluk duluan🤣🤣🤣😝
2025-03-06
1
ora
Bukan keceplosan, tapi sengaja banget tuh🤭🤣
2025-03-06
1
Hesty
ko dikit bngt lma lgi upny
2025-03-05
1