"Terimakasih," ucap Alinea dengan tulus. Wanita cantik itu tersenyum pada Galen yang akhirnya mau menandatangani surat pembatalan pernikahan yang Alinea ajukan.
Walau bagaimanapun juga Galen pernah menjadi bagian hidup Alinea, tidak mudah begitu saja melupakan seseorang yang pernah sangat dia cintai.
Alinea memang kecewa pada Galen, namun wanita cantik itu tidak sepenuhnya menyalahkan Galen atas apa yang menimpa hidupnya saat ini. Alinea sadar, dirinya lah yang masuk di tengah-tengah hubungan Galen dan Ruby.
Tidak mudah untuknya meluluhkan hati Galen apalagi wanita yang Galen cintai selalu berada di sekitar Galen, bahkan tinggal satu atap dengannya. Karena itulah Alinea memilih menyerah untuk memperjuangkan Galen, daripada bersaing dengan masa lalu suaminya itu. Ditambah lagi, perbuatan Galen dan Ruby yang sangat diluar batas membuat Alinea mantap untuk melepaskan Galen.
Alinea tidak ingin menjadi penghalang hubungan mereka, wanita cantik itu juga tidak ingin dirinya selalu menjadi alasan pertengkaran antara Galen dan Ruby.
Alinea meninggalkan rumah yang penuh derita itu, namun baru beberapa langkah saja Galen menghentikan langkah wanita cantik itu.
"Tunggu, Al!"
Alinea berbalik dan melihat suaminya yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu berjalan menghampirinya.
Grep
Tubuh Alinea mematung saat Galen tiba-tiba saja memeluknya. "Aku mencintaimu, Al." Galen berbisik lirih di telinga Alinea.
Alinea hanya diam, entah mengapa hatinya biasa saja saat mendengar suami yang sangat dicintainya mengucapkan kalimat yang sangat Alinea harapkan. Jika Galen menyatakannya dari dulu, mungkin Alinea akan sangat bahagia. Namun semuanya sudah terlambat, cinta Alinea pada Galen sudah tenggelam bersama rasa kecewanya.
"Maafkan aku, Mas!"
Galen melepaskan pelukannya saat mendengar Alinea meminta maaf. Pria itu menggelengkan kepalanya, entah mengapa hati Galen sangat sakit mendengar Alinea mengucapkan kata maaf. Galen tahu, arti kata maaf yang Alinea ucapkan itu karena Alinea sudah tidak mencintainya lagi.
"Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi, Al?" Galen menatap sendu wanita cantik yang berdiri di hadapannya.
Deg
"Jadi, selama ini Kamu tahu aku mencintaimu, Mas?" Alinea menggelengkan kepalanya. "Dan kamu sengaja melakukan semua ini sama aku? Tega kamu, Mas!"
Kekecewaan Alinea pada Galen semakin bertambah setelah mengetahui fakta bahwa sejak awal Galen sudah mengetahui perasaan Alinea padanya. Namun tidak sedikitpun Galen menghargai perasaan Alinea malah dengan sengaja menyakiti hatinya.
Galen merasa sangat bersalah pada Alinea, apalagi tatapan Alinea kini berubah menjadi kebencian padanya. "Maafkan aku, Al! Aku terpaksa melakukan itu supaya kamu tidak mengharapkan cintaku," ucap Galen. Pria itu hendak menggenggam tangan Alinea, namun dengan cepat Alinea menghempaskan nya.
"Lalu, untuk apa sekarang kamu mengatakan, kamu mencintaiku? Apa kamu sengaja ingin menyakitiku lagi?"
"Tidak, Al! Aku benar-benar mencintaimu."
Awalnya Galen sengaja menyakiti Alinea dengan perkataannya, supaya Alinea tidak berharap Galen akan membalas perasaannya dan perlahan Alinea bisa melupakanya. Dan sekarang Galen berhasil membuat Alinea melupakan perasaannya, bahkan wanita cantik itu kini membencinya. Namun harapan tidak sesuai ekspektasinya, karena justru Galen lah yang kini mencintai Alinea.
"Terlambat! Sudah terlambat!" Sorot mata Alinea berubah dingin, wanita itu benar-benar muak melihat pria yang berdiri di hadapannya. Alinea berbalik dan meninggalkan rumah penuh derita itu.
"Al, tunggu!" Galen hendak mengejarnya namun tiba-tiba...
Hueekkk hueeekkk
Ruby berlari ke kamar mandi sambil memegang perutnya. Tiba-tiba saja wanita itu merasa mual dan perutnya terasa keram.
Galen dan Alinea menatap punggung Ruby yang berlari ke kamar mandi dengan tatapan bingungnya. Namun beberapa detik kemudian Alinea tersenyum miris. "Keputusanku meninggalkanmu sudah tepat," ucap Alinea. "Nikahi Ruby jika tidak ingin anakmu terlahir sebagai anak haram."
Alinea pergi dari rumah itu dengan cepat. Alinea tidak menghiraukan teriakan Galen yang terus memanggilnya. Hatinya terlanjur sakit, Alinea tidak ingin semakin sakit lagi jika berlama-lama berada di rumah itu.
Tanpa Alinea sadari ada dua pasang mata yang sedang memperhatikannya.
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳! 𝘋𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴!"
Skala ingin sekali menghampiri Alinea, namun niatnya itu dia urungkan saat mendengar ponselnya berdering. Skala langsung mengangkat panggilan yang ternyata dari Alinea.
"Hallo Al," ucap Skala. Pandangannya tetap fokus pada Alinea yang berdiri di seberang jalan.
"𝘒𝘢𝘬, 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩𝘬𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘫𝘪𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢?" 𝘈𝘭𝘪𝘯𝘦𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘬𝘢𝘱 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴.
"Apa kamu baik-baik saja? Aku akan mengijinkanmu hanya jika kamu baik-baik saja!" Skala melihat Alinea menganggukkan kepalanya walaupun wanita cantik itu tidak mengetahui keberadaannya.
"𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘒𝘢𝘬."
"Baiklah, hanya satu hari!"
Skala menghembuskan napasnya kasar setelah sambungan teleponnya terputus. "Dasar pembohong!" Umpat nya. Skala jelas melihat Alinea menangis, namun wanita cantik itu bilang baik-baik saja. Namun Skala tahu, Alinea mengatakan itu supaya dirinya tidak khawatir.
Sementara itu di dalam mobil lainnya, seseorang mengepalkan erat tangannya. Rahangnya mengeras dan tatapannya sangat tajam seperti elang yang siap menerkam mangsanya. "Aku tidak akan memaafkanmu, Diksi Galenio. Aku akan menghancurkanmu!"
...----------------...
Alinea sudah sampai di parkiran apartemennya, dengan langkah gontainya wanita cantik itu masuk ke dalam apartemen miliknya.
Deg
Wanita cantik itu sangat terkejut begitu masuk ke dalam apartemennya, seseorang menyambutnya sambil tersenyum.
"Daddy!"
Alinea menghambur kedalam pelukan Daddynya, wanita cantik itu menangis menumpahkan rasa sakit yang selama ini dipendamnya.
Arshad mengusap air mata yang tiba-tiba keluar dari matanya. Melihat putrinya menangis adalah kesedihan terbesarnya. "𝘏𝘦𝘭𝘭𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴."
Arshad Antariksa merasa bersalah pada mendiang istrinya, karena telah gagal memenuhi janjinya pada mendiang istrinya itu. Permintaan istrinya sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir, Arshad berjanji akan membahagiakan anak-anaknya dan tidak akan membuat anak-anaknya terluka.
Tapi sekarang, putri kesayangannya itu menangis, Arshad merasa seperti Daddy yang buruk untuk putrinya, karena dirinya sendiri lah penyebab Alinea menangis.
"Maafkan, Daddy!"
Alinea melepaskan pelukannya saat mendengar Daddynya terisak, bahkan bahu pria paruh baya itu bergetar karena tangisan bersalahnya.
Alinea menghapus air mata yang mengalir di pipi Daddynya, wanita cantik itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum menatap sang Daddy. "Kenapa Daddy minta maaf? Aku menangis karena merindukanmu, Dad. Dan itu bukan salahmu!"
Arshad Antariksa semakin terisak melihat senyuman putri cantiknya, Arshad tahu putrinya itu hanya pura-pura kuat supaya dirinya tidak merasa bersalah.
"Apakah aku hanya anak tiri? Kenapa kalian selalu melupakanku?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
azalea_lea
nyesek baca nyaaa... kasian alin 😭😭
hayooo babang skala alin udah bebas tuh gaspol kejar terus
otw menikmati penyesalan mu Galen membuang berlian demi batu kali
👍🌹❤🙏
2025-03-03
1
Selina Navy
aduh ga kuat selina bahas2 ayah gini weh🤧🤧🤧🤧🤧
2025-03-05
1
ora
Dan tujuan mu sudah tercapai. Ali sudah enggak mengharapkan cintamu, bahkan nggak cinta sama kamu lagi ...
2025-03-03
1