Alinea melongo tak percaya dengan pertanyaan Skala yang sangat frontal itu.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Kak? Dasar tidak sopan! Kamu menyumpahi ku jadi janda, iya?" Alinea mencebikkan bibirnya, wanita cantik itu sangat kesal dengan Bosnya.
Skala tergelak membuat perhatian semua orang mengarah pada mereka. Dan tingkah Skala itu sukses membuat Alinea sangat malu sampai ingin melemparkan sendok di tangannya. Namun niat itu Alinea urungkan mengingat pusat perhatian semua orang sedang mengarah pada mereka.
Siang itu, Skala mengajak Alinea makan siang di restoran tidak jauh dari kantornya. Skala mengatakan pada Alinea untuk banyak makan supaya kadar stres yang Alinea rasakan sedikit berkurang. Namun sepertinya bukan berkurang, justru stress Alinea semakin bertambah gara-gara Skala yang tidak berhenti menertawakannya.
Melihat kekesalan diwajah Alinea, Skala pun menghentikan tawanya. Sebenarnya Skala tidak bermaksud menertawakan Alinea, justru dia menertawakan dirinya sendiri. Karena ucapan Alinea sangat tepat seperti apa yang Skala harapkan, membuat pria itu merasa lucu dengan dirinya sendiri yang memang berharap Alinea menjadi janda.
"Maaf, Al. Aku tidak bermaksud menertawakanmu. Hanya saja, pikiranmu itu sangat konyol!"
Alinea melotot pada Skala, wanita cantik itu tidak terima Skala mengatai dirinya konyol. Namun sebelum Alinea melayangkan protesnya, Skala terlebih dahulu membungkamnya.
"Kamu mempertahankan pria pengecut seperti Galen, karena takut status jandamu itu akan membuat Daddymu terluka, kan?" Skala bisa melihat wajah cantik Alinea yang terlihat shock saat mendengar ucapannya. "Kamu salah, Al. Justru Daddymu akan lebih terluka jika putrinya pura-pura bahagia."
Alinea tertegun mendengar ucapan Bos sekaligus mantan kekasihnya itu. Apa yang Skala katakan itu sedikit menyentil hatinya. Namun, berbagai pertanyaan muncul dibenak Alinea. "Kenapa kamu tahu apa yang aku khawatirkan? Dan mengenai Daddyku..." Alinea menatap Skala penuh selidik sambil sedikit menyipitkan matanya. "Kamu tahu Daddyku? Apa kamu mencari tahu tentangku, Kak?"
Skala menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pria itu mengangguk kecil, dalam hatinya berharap semoga Alinea tidak marah ataupun kecewa padanya.
Skala sangat tahu Alinea paling tidak suka jika privasinya di usik. Namun Skala melakukan itu semata-mata hanya untuk membantu Alinea keluar dari kehidupan rumah tangganya yang toxic itu.
Alinea menghembuskan napasnya pelan, mau marah pun rasanya percuma, karena pria tampan yang berada di hadapannya itu sudah terlanjur mengetahui masalah yang kini tengah menimpanya. Berarti dari awal Skala juga sudah mengetahui identitasnya. Jadi, percuma saja Alinea menyembunyikan identitasnya dari Skala.
"Maaf, Al."
Alinea hanya diam saja mendengar permintaan maaf dari Skala. Dan diamnya Alinea itu bertahan sampai mereka kembali lagi ke kantor.
Skala semakin merasa tidak enak hati karena Alinea terus mendiamkannya. Saat wanita cantik itu hendak pulang, Skala datang ke ruangannya.
Tok tok tok
Alinea diam saja saat Skala masuk ke dalam ruangannya.
"Al, maafkan aku! Jangan mendiamkan ku seperti ini!" Skala menatap Alinea penuh permohonan.
"Kamu tidak salah, Kak. Aku juga tidak marah. Aku diam karena aku merasa malu sama kamu. Kamu membuatku terlihat seperti pembual," ucap Alinea.
"Aku tidak pernah menganggapmu seperti itu!" Skala terkejut karena Alinea mendiamkannya bukan karena marah padanya, tapi karena malu padanya. "Karena aku sudah mengetahui semua tentangmu, sekarang katakan apa yang terjadi!?"
Alinea menceritakan pada Skala apa yang terjadi pada hidupnya. Walaupun awalnya Alinea enggan bercerita padanya. Namun Skala berhasil meyakinkan Alinea supaya wanita cantik itu mau membagi cerita dengannya, setidaknya untuk sekedar meringankan beban nya.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶?"
Skala merasa bersalah pada Alinea. Tanpa dia sadari, dirinyalah penyebab Alinea mengalami penderitanya saat ini. Karena Skala dijodohkan oleh orang tuanya, membuat Alinea enggan berhubungan lagi dengan pria mana pun. Sampai akhirnya Alinea bertemu Galen namun ternyata pria itu kekasih sahabatnya.
"Maafkan aku, Al. Harusnya aku tidak meninggalkanmu. Harusnya aku memperjuangkanmu, waktu itu!"
Alinea merasa tubuhnya sangat sesak, karena tiba-tiba saja Skala memeluknya sangat erat. "Mulai sekarang, kamu tidak akan sendiri lagi. Aku akan selalu ada di sampingmu." Alinea merasakan bibir lembut Skala mengecup pucuk kepalanya.
Deg
"𝘗𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪? 𝘚𝘢𝘥𝘢𝘳, 𝘈𝘭. 𝘒𝘢𝘬 𝘒𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩, 𝘭𝘢𝘨𝘪!"
...----------------...
Dengan langkahnya yang lesu, Galen masuk ke dalam rumahnya. Pria itu mendudukkan dirinya di sofa, dan untuk sejenak dia memejamkan matanya. Rasa perih akibat bogeman dari Orion masih Galen rasakan, namun rasa sakitnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan rasa sakit karena perkataan Alinea.
Bayangan Alinea kembali melintas dikepalanya. Istrinya itu mengatakan jika sebentar lagi dia dan Alinea tidak memiliki ikatan apapun lagi, artinya Alinea sudah siap melayangkan gugatan perceraiannya.
Galen mengepalkan erat tangannya, mengingat itu hatinya sangat panas. Galen tidak akan membiarkan Alinea lepas dari tangannya. "Apa karena Skala, Alin mau meninggalkan aku? Bukannya selama ini dia sangat mencintaiku? Tapi kenapa sekarang dia mau berpisah denganku?" Gumam Galen.
Galen tahu Alinea memiliki perasaan padanya dari dulu. Daddy Alinea sendiri lah yang mengatakannya pada Galen, tepat beberapa menit sebelum akad pernikahannya dimulai. Itulah yang membuat Galen membenci Alinea, karena Galen pikir perjodohan itu terjadi atas permintaan Alinea. Yang akhirnya membuat hubungannya dan Ruby berantakan.
"𝘈𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘚𝘬𝘢𝘭𝘢?"
Galen sangat ingat saat di kantor tadi, Alinea dan Skala tidak seperti atasan dan karyawan. Keduanya sangat akrab dan terlihat sangat dekat.
"Jadi, Alin mau berpisah sama kamu, Mas?"
Ruby tiba-tiba saja datang dan duduk di samping Galen. Wanita itu berbinar saat tidak sengaja mendengar ucapan Galen, jika Alinea akan segera menceraikan Galen.
"Hmmm," Galen hanya berdehem, "𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢!"
Ruby tersenyum senang, akhirnya Galen akan menjadi miliknya seutuhnya. Walaupun Ruby tahu, kekasihnya itu tidak mau melepaskan Alinea, tapi wanita itu yakin Alinea tidak akan mau kembali pada Galen. Apalagi setelah Orion mengetahui kebusukan Galen, Orion tidak akan membiarkan adik kesayangannya hidup bersama pria pengkhianat seperti Galen.
"𝘈𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘔𝘢𝘴 𝘎𝘢𝘭𝘦𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘪𝘯𝘦𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩. 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘺𝘢𝘩," 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘙𝘶𝘣𝘺 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴𝘢𝘱 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢.
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
dihh ketauan si rubi hamil ntah anak siapa dan si galen yg hrs tangung jawab
2025-02-26
1
ora
Apaan sih, malah nyalahin orang lain. Jadi cowok kok nggak mikir kesalahannya, kenapa sampai Ali bersikap begitu.
Berharap banget Ali tetap mempertahankan kamu, setelah kamu begitu-begitu sama Ruby/Right Bah!/
2025-02-26
1
ora
Betul Ska. Nesehati terus calon istri mu. Eh🤭🤣🤣
2025-02-26
1