Tangan Skala mengepal kuat, matanya memerah menahan amarah. Hatinya sesak saat mendengar wanita yang masih bertahta di hatinya itu disia-siakan suaminya.
Skala sangat terkejut saat mengetahui kenyataan bahwa wanita masa lalunya itu adalah putri seorang pengusaha ternama Arshad Antariksa. Selama menjalin hubungan semasa kuliah dulu, Skala hanya mengenal Alinea sebagai gadis sederhana. Dia tidak menyangka ternyata Alinea yang dia kenal, Alinea mantan terindahnya itu bukan terlahir dari keluarga sembarangan.
"𝘗𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘶𝘳𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢, 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘈𝘳𝘴𝘩𝘢𝘥 𝘈𝘯𝘵𝘢𝘳𝘪𝘬𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘪𝘳 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘮𝘶. 𝘉𝘰𝘥𝘰𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘪𝘵𝘶!"
Ingatan Skala kembali ke masa awal pertemuannya dengan Alinea. Waktu itu Alinea dengan lantang membela temannya yang sedang di-bully. Hanya dengan perkataannya saja, Alinea berhasil membungkam orang-orang yang mem-bully temannya.
Skala yang merupakan Kakak senior di kampus Alinea itu, tidak sengaja melihat keberanian Alinea saat menghadapi para senior yang mem-bully temannya. Skala sangat kagum dengan kecerdasan dan keberanian yang dimiliki Alinea. Sejak saat itulah Skala mendekati Alinea sampai akhirnya mereka resmi berpacaran.
"Tunggu! Berarti Ruby Katalyna itu Ana?"
"Darimana Bos tahu nama kecil model itu?" Gerald sangat terkejut saat Skala menyebut perihal nama kecil Ruby Katalyna, padahal asistennya itu belum memberitahu identitas tentang Ruby pada Bosnya.
Skala hanya menebak saja karena Gerald mengatakan jika kekasih suami Alinea itu sahabat Alinea sejak kecil. Dan yang Skala tahu, Alinea hanya mempunyai satu orang sahabat yaitu Ana, yang sekarang di kenal sebagai model dengan nama Ruby Katalyna.
"Alinea itu mantan kekasihku," lirih Skala. Namun masih bisa didengar dengan jelas oleh Gerald.
Gerald melebarkan bola matanya, namun tak berselang lama asisten Skala itu terbahak. "Haaa... haha...." Gerald tertawa sambil memegang perutnya.
"Kenapa kamu tertawa?" Skala menatap tajam Gerald yang terlihat sangat menyebalkan di matanya. Apalagi beberapa saat lalu Gerald dengan terang-terangan begitu memuja Alinea, ingin sekali Skala menendang asistennya itu planet paling jauh dari Bumi.
"Lucu saja, Bos. Jadi, selama Bos berpacaran dengan Alinea, Bos tidak tahu latar belakang kekasih Bos sendiri? Haaa... haa...." Gerald kembali tertawa. Namun tawanya langsung berhenti seketika saat menyadari tatapan tajam Skala yang terlihat menakutkan.
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘵𝘢𝘸𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘰𝘴? 𝘏𝘢𝘣𝘪𝘴𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶!"
Dalam hati Skala mengiyakannya apa yang asistennya itu katakan. Dirinya sangat bodoh, karena tidak mengetahui latar belakang kekasihnya waktu itu. Namun Skala tidak terima saat Gerald menertawakannya, karena secara tidak langsung asistennya itu mengatainya bodoh.
"Diam kau, kurang ajar! Berani sekali kamu menertawakanku?" Kesal Skala. "Mulai sekarang panggil Alinea Nona! Karena sebentar lagi Alinea akan menjadi istriku."
"Bos mau jadi pebinor (perebut bini orang)?" Gerald membungkam mulutnya sendiri menggunakan telapak tangannya. "𝘚𝘪𝘢𝘭! 𝘈𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘤𝘦𝘱𝘭𝘰𝘴𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪!"
"Sepertinya kamu memang sudah bosan hidup, Gerald!" Skala semakin kesal dengan Gerald. Sekali lagi asistennya itu berulah, Skala benar-benar akan menyiapkan tempat pemakaman untuk asistennya itu. "Dengarkan aku baik-baik! Walaupun aku pebinor, tapi aku pebinor terhormat. Karena aku merebut Alinea dari suaminya yang selalu menyakitinya."
Skala menghembuskan napasnya pelan, ada rasa lega namun bercampur kesal dalam hatinya. Lega karena menemukan Alinea setelah pencariannya selama ini. Namun Skala sangat kesal saat mengetahui Alinea disia-siakan suaminya yang tidak tahu diri itu. Walaupun begitu, Skala sangat berterimakasih pada Galen. Karena dengan Galen menyakiti Alinea, Skala mempunyai kesempatan untuk mendapatkan wanitanya kembali.
...----------------...
Alinea turun dari kamarnya setelah semalaman mengurung dirinya di dalam kamar. Seperti biasanya, Alinea akan memasak sendiri sarapannya. Namun kali ini ada yang berbeda, Alinea hanya memasak untuknya sendiri.
Alinea makan dengan tenang, kedatangan Galen pun sama sekali tidak membuatnya terusik, Alinea tetap fokus pada makanannya.
"Sarapan untukku mana, Al?"
Alinea mengalihkan tatapannya dari piring sarapannya. Wanita cantik itu melihat suaminya sudah terlihat rapi berdiri di sampingnya. Ada yang berbeda dari Galen, suaminya itu tersenyum dan terlihat lebih fresh dari biasanya. Tidak ada wajah kusut ataupun tatapan benci pada Alinea.
"𝘊𝘪𝘩𝘩!! 𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘪𝘫𝘪𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘙𝘶𝘣𝘺."
Hatinya sangat sakit mengingat dirinya tak sengaja melihat pergumulan panas antara suaminya dengan Ruby. Alinea cepat-cepat menghabiskan sarapannya dan mengabaikan pertanyaan Galen. Alinea ingin secepatnya pergi dari sana, dia sangat tidak tahan melihat suaminya yang sama sekali tidak merasa berdosa itu.
Alinea berdiri dari kursinya setelah menghabiskan sarapannya. Wanita cantik itu mengambil piring dan gelas bekas sarapannya kemudian mencucinya sendiri. Apa yang dilakukan Alinea itu tidak luput dari pandangan Galen. Suami Alinea itu tetap setia menunggu Alinea menyiapkan sarapannya.
Namun setelah selesai melakukan aktivitasnya, Alinea berlalu begitu saja mengabaikan Galen yang terus memintanya sarapan. Galen yang tidak terima Alinea mengabaikannya pun menyusul Alinea yang kembali ke kamarnya.
"Al, kamu mau kemana?"
Galen yang hendak mengetuk pintu kamar Alinea, terkejut karena bersamaan dengan Alinea yang membuka pintu. Alinea ke kamarnya hanya untuk mengambil kopernya, wanita cantik itu memutuskan untuk pergi dari rumah suaminya.
"Aku mau pergi dari sini," ucap Alinea dengan datar. Tidak ada senyum untuk Galen seperti biasanya.
Deg
Ada perasaan berbeda yang Galen rasakan saat melihat sikap Alinea yang tidak seperti biasanya.
"Pergi ke mana?"
Alinea mengernyitkan keningnya. "Kenapa kamu perduli? Aku mau pergi ke manapun bukan urusanmu! Bukannya kamu sendiri yang bilang, kita tidak boleh mencampuri urusan masing-masing?" Alinea tetap bersikap tenang, dia sama sekali tidak menunjukkan raut kecewanya pada Galen.
Galen terlihat mengepalkan erat tangannya, apa yang Alinea katakan memang benar. Tapi Galen tidak suka Alinea bersikap seperti itu.
"Sekarang aku perduli, karena kamu istriku!" Ucap Galen dengan lantang.
"Istrimu?"
Galen dan Alinea menoleh pada seseorang yang tiba-tiba berdiri di belakang mereka.
"Alinea istrimu, Mas? Kalian berdua mengkhianatiku?" Ruby menatap Galen dan Alinea bergantian. "Jawab aku!" Teriak Ruby.
"Bukan."
"Ya."
Galen dan Alinea menjawab bersamaan namun dengan jawaban yang berbeda. Galen menatap tajam Alinea, karena istrinya itu tidak mengaku sebagai istrinya.
"Kenapa kamu tidak mengaku sebagai istriku?"
"Bukannya kamu yang bilang, harus merahasiakan pernikahan kita dari Ruby?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
ora
Ada gitu, perebut yang terhormat. Baru tahu aku🤭
Tapi apa pun itu, aku tetap dukung kamu Ska/Determined//Facepalm/
2025-02-20
1
ora
Emang. Kalau mau mentertawakan di belakang aja. Jangan main terang-terangan gitu dong Ger🤭
2025-02-20
1
Teh Euis Tea
perebut istri orang yg terhormat baru tau aku🤣🤣🤣🤣🤣
lah ngapa itu si galen baru sadar km punya istri tp telat alinea udah jijik sm km
2025-02-20
1