Episode 2

Dengan langkah kecilnya yang cepat, peluh membanjiri seluruh tubuh, tangannya berkali-kali menyeka air yang jatuh di wajah. Viona berkejaran dengan waktu di tepi jalan kota metropolitan. Berlomba dengan bus-bus besar, truck bermuatan barang, serta klakson yang saling bersahutan di sepanjang kemacetan.

Dia terlambat pulang karena pekerjaan paruh waktu yang dilakukannya setelah bekerja di sekolah. Langit sudah berubah warna, kegelapan nyaris menyentuh cahaya jingga yang bertabur. Teringat pada anak semata wayangnya yang akan duduk menunggu di tepi jalan. Di daerah tempatnya tinggal ada banyak preman iseng yang suka mengganggu para gadis lemah seperti Merlia.

"Aku harus cepat! Lia pasti sedang menungguku," katanya menambah laju kedua kaki.

Kantong keresek hitam berisi makanan kesukaan Merlia ikut berjibaku di tengah kebisingan sore itu.

Tin!

Suara klakson berbunyi keras dan panjang.

"Hei, hati-hati!" Seseorang dari dalam mobil berteriak saat ia menyebrang dan hampir tertabrak.

Viona berbalik dan membungkuk sopan sembari meminta maaf, kemudian kembali berlari secepat yang dia bisa. Melompati pagar pembatas tanpa ragu agar cepat sampai di kontrakan tempat mereka tinggal. Tubuhnya yang mungil dapat berlari dengan cepat dan menghindari segala rintangan dengan mudah.

"Merlia!" Viona memanggil anaknya ketika kaki menginjak gang sempit menuju rumah.

Biasanya Merlia ada di sana menunggu, bersembunyi di balik sebuah pohon besar di ujung gang. Menghindari pria-pria yang suka mengganggu para gadis.

"Merlia!" Sekali lagi Viona memanggil, tak ada sahutan.

Dia kembali berlari mendekati pohon besar itu, tak ada siapapun di sana. Viona bergegas menuju rumah kontrakan sembari mengeluarkan kunci. Merlia tidak pernah membawa kunci rumah. Para tetangga di sekitar mereka pun terlihat cuek saja. Mereka bahkan jangan bertegur sapa. Tak peduli satu sama lain, hidup dengan urusan masing-masing.

"Merlia!" Dia berteriak sembari membuka kunci rumah. Tetap tak ada jawaban. Suara manis Merlia menyambut panggilannya tak terdengar sore itu.

Brak!

Viona melempar kresek hitam ke sembarang arah. Ia masuk dengan segera mencari keberadaan anaknya. Di kamar, dapur, kamar mandi, dan bagian belakang rumah. Merlia tidak ada di sana.

"MERLIA!" Teriakan suaranya terdengar pilu lantaran bercampur dengan tangis.

Viona berlari keluar, menatap ke kanan dan kiri. Berlari ke Selatan berharap anaknya ada di sana bersama para tetangga, tapi tak satu pun orang terlihat.

"Merlia!" Dia kembali memanggil, air mata sudah menganak sungai membanjiri pipi.

Viona kembali setelah tidak menemukan keberadaan anaknya.

"Bu, ada apa teriak-teriak? Ini sudah hampir gelap, orang-orang tidak ada yang di luar rumah. Jangan berteriak, suaramu sangat mengganggu," tegur salah satu warga dengan judes.

Bukan marah, Viona justru merasa lega ada seseorang yang keluar dari rumah. Ia datangi rumah tersebut dengan harapan dapat menemukan keberadaan Merlia.

"Maaf, Bu. Apa Anda melihat anak gadis saya pulang? Dia tidak ada di rumah," tanya Viona sambil memaksakan senyum meski hati menjerit sakit.

"Anakmu? Sepertinya saya belum melihat dia datang. Hati-hati, nanti anakmu berteman dengan anak-anak nakal yang suka keluyuran malam-malam. Hidupmu itu sudah susah, jangan ditambah susah dengan mengurus anak yang anakl!" sengitnya seraya masuk ke rumah dan menutup pintu.

"Tidak! Anakku tidak seperti itu. Dia anak yang baik, tidak mungkin bermain-main di luaran sana. Tidak! Aku tidak percaya. Aku harus mencari Merlia," ucap Viona pada diri sendiri.

Ia berlari ke rumah, menutup pintu dan kembali menyusuri gang sempit keluar dari pemukiman. Mencari keberadaan Merlia yang entah di mana. Viona tak tahu pasti ke mana kakinya melangkah.

"Sekolah! Aku harus mendatangi sekolah," katanya.

Merlia tidak pernah ke mana pun sepulangnya dari sekolah. Biasanya menunggu Viona di depan sekolah, atau di pohon besar saat ia terlambat pulang. Viona berlari lebih cepat saat melihat penjaga keamanan sekolah berjalan di sekitar gerbang.

"Pak!"

"Ugh! Kau membuatku terkejut, Vi! Ada apa ke sekolah? Hari sudah gelap," katanya sembari menunjuk langit.

"Aku mencari anakku. Merlia ... apakah dia masih di sekolah?" tanya Viona sembari menyeka air mata di pipinya.

Ia berharap gadis itu masih di sekolah menunggunya.

"Maaf, Vi, tapi aku sudah memastikan tak ada siapapun di sini. Aku sudah memeriksa semua tempat, dan memang tidak ada siapapun lagi. Hanya aku dan Parta di sini," ucap penjaga keamanan tersebut dengan yakin.

"Tidak, kau yakin sudah memeriksa semua tempat? Sudah memastikan dengan benar?" tanya Viona lagi tak sabar, tangannya yang memegang besi gerbang menguat seiring hati yang kian dilanda kecemasan.

"Ayolah, Vi. Di waktu seperti sekarang ini kau tahu sekolah melarang siswa berada di sini. Lagi pula, aku tidak melihat Merlia sejak pagi. Ku kira dia tidak masuk sekolah hari ini," ungkapnya dengan dahi mengernyit.

Viona nampak bingung, debaran di dalam rongga dadanya terasa sakit dan sesak. Ia tidak menginginkan kabar buruk. Dia hanya ingin anaknya.

"Tapi Merlia datang ke sekolah bersamaku pagi tadi, dan dia belum kembali ke rumah sampai saat ini," ucap Viona penuh penekanan.

Penjaga keamanan menghela napas panjang. Ia menggeleng pelan karena Viona yang keras kepala.

"Saat aku datang ke sekolah pagi tadi, aku tidak melihatnya sama sekali sampai detik ini. Kau tidak percaya padaku?" Dia menunjuk diri sendiri.

"Tidak, bukan seperti itu. Buka gerbangnya dan biarkan aku masuk. Aku ingin memeriksa sendiri," katanya menatap penjaga keamanan penuh harap.

Laki-laki itu terpaksa membuka gerbang, melanggar aturan sekolah. Viona merangsek masuk, tak sabar ingin memeriksa setiap tempat di sekolah itu. Ia berlari menuju kelas anaknya.

Penjaga keamanan mengikuti dari belakang, tatapan matanya mencurigakan. Ia tidak melepaskan pandangan dari sosok Viona yang berlarian di depannya.

"Merlia!" Dia memanggil sembari membuka pintu kelas dan menyalakan lampu.

Kosong, tak ada siapapun di sana. Hanya ada bangku-bangku yang berbaris rapi di atas meja. Viona tertegun beberapa saat, memikirkan tempat-tempat yang mungkin saja didatangi anaknya.

Viona melirik ke belakang, tatapan aneh itu dia bisa merasakannya.

"Berhenti menatapku seperti itu, dan singkirkan pikiran kotor mu!" bentak Viona membuat si penjaga keamanan tersentak kaget.

Tak menduga jika firasat Viona begitu tajam sehingga bisa mengetahui apa yang ada di dalam pikirannya.

Viona berbalik dan berlari menuju kamar mandi siswa. Di sanalah terakhir kalinya dia meninggalkan Merlia. Satu per satu pintu kamar mandi dibuka, memeriksa setiap kamar.

"Merlia! Sayang!" Suaranya bergetar setiap kali menyebut nama sang anak. Air mata pun turut luruh menghujani pipi.

Bahkan, kamar mandi siswa laki-laki pun tak luput dari pemeriksaannya. Viona membanting tubuh pada dinding, menumpahkan tangisan. Putus asa merundung hatinya.

"Merlia, di mana kau, sayang?" Ia menutup wajah dengan kedua tangan, menangis layaknya seorang perempuan.

Tak ada hal yang lebih menyakitkan dari pada harus kehilangan sang anak. Dikhianati, diusir suami, Viona masih bisa menahan air mata dan menjadi sosok kuat untuk anaknya. Akan tetapi, kehilangan Merlia, meluruhkan seluruh kekuatan dalam dirinya.

"Aku menemukan ini di bangunan bagian belakang," ucap penjaga keamanan sembari menyodorkan sebuah jepit rambut milik Merlia.

Viona mengangkat wajah, laju tangisnya terhenti melihat benda itu. Ia meraihnya, menelisik dengan saksama.

"Merlia!"

****

Selamat membaca. Jangan lupa jempolnya, terima kasih banyak.

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

baru mampir aja aku nya disuguh dengan kehilangan Marlia nya deh😂😂😁😁 siapa yang tidak berperasaan yang menyekap marlia nya thor...kasihan banget deh aku jadi sakit hati pada orang2 yang berbuat jahat pada Marlia yang tidak berdosa pada mereka deh😡😡😡 ayo thor jangan membuat viona terseksa mencari anak nya Marlia deh ...semoga marlia nya selamat yah lanjutkan thor

2025-05-04

0

vj'z tri

vj'z tri

Thor tanggung jawab jiwa penasaran ku meronta ronta ini up nya di tambah 🤭🤭🤭

2025-02-17

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor semangat berkarya thor 🥰❤️❤️

2025-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Viona Tamat
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Viona Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!