Bab 8 : Cerita kelam Alena dan para survivor yang bersamanya

Dua jam berlalu dengan cepat, semua survivor telah berkumpul di titik awal. Toko minimarket dengan banyaknya persediaan makanan.

" Listrik hanya bisa di pakai selama delapan jam, pergunakan dengan baik.... ". Alena berjalan ke arah dinding bangunan. Semua orang hanya berdiam diri melihat Alena dengan sebuah kartu emas di tangannya. Selanjutnya Alena menempelkan kartu emas itu di dinding bangunan, secara mengejutkan lampu di minimarket itu menyala total. Semua orang terkejut dengan fenomena aneh itu, dimana sebelumnya mereka telah memeriksa tempat listrik bangunan yang sama sekali tak memiliki fungsi untuk menyala. Namun hanya menempelkan kartu emas yang di berikan si lelaki aneh itu, listrik menyala dengan normal.

" Lampu, penghangat ruangan, AC, air, dan kulkas, seluruh yang ada di bangunan ini telah ter-alirkan listrik selama delapan jam saja, setelahnya listrik akan padam seperti sedia kala ". Jelas panjang lebar, Alena berbicara menerangkan, semua orang nampak begitu senang, mereka memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada seperti mandi, mengganti pakaian , mendinginkan makanan dan minuman.

" Bagaimana bisa....? ". Sarah sudah berada di dekat Alena. Ia memberikan sebotol air mineral kepada adiknya itu.

" itu adalah hadiah setelah kita berhasil melewati setiap aturan permainan.... Intinya di dunia ini, semua dikendalikan oleh sang master.

" Lelaki misterius itu.. ". Sarah menempelkan jarinya di dagu, sedang berpikir keras. " menyebutmu sebagai master ke tiga belas.... ".

Alena tertunduk diam, dia hanya memainkan jarinya.

" Ceritakan semuanya... ". Sarah memegang lembut bahu Alena.

" Dua belas tahun, tepatnya setelah kau kehilangan diriku ini. Aku terbangun di sebuah tempat yang asing, sebuah atap gedung. Aku tidak sendirian, ada beberapa orang juga, yang akhirnya kami semua di paksa untuk melakukan permainan iblis ini. Awalnya ku kira hanya kami saja, namun ternyata salah, banyak survivor yang lain berdatangan dari berbagai tempat, mereka sama seperti diriku, tidak ingat terakhir kali mengapa ada di sini. Banyak permainan yang aku selesaikan bersama yang lainnya, pengorbanan,pengkhianatan,ketakutan,ketamakan, dan berbagai sifat negatif semua orang pernah ku alami dan rasakan. Bentuk permainan ini juga mengambil sifat buruk dari bentuk manusia itu sendiri, sehingga lambat laut permainan ini menelan jiwa survivor kepada yang negatif. Yang ku ingat hanya beberapa orang yang berhasil selamat dari permainan ini, kami di suruh membuat dua pilihan, hidup di sini sebagai raja , atau kembali pulang dan mendapat keinginan apapun, tapi dengan dunia yang sangat buruk. Permainan ini seakan mempermainkan takdir manusia, mencoba melahap manusia secara perlahan menjadi bentuk iblis sejati. Bahkan orang yang kupercayai, tega mengkhianati ku ". Alena tidak sanggup untuk berkata lagi. Sedihnya terlihat menetes air mata, seakan masa lalu yang kelam itu kembali muncul.

" Kau menang, dan menjadi master... ". Alena mengangguk meng-iyakan pertanyaan Sarah.

" Jadi kamu sekarang adalah bagian dari dunia ini kah...? Lalu bagaimana dengan permintaan mu...? ". Sarah kembali bertanya. Namun Alena tidak berani menjawabnya, hanya diam terpaku. Sarah begitu mengerti akan penderitaan adiknya itu, setelahnya ia mengurungkan niat untuk mencari tahu lebih banyak tentang dunia ini. Baginya, adik perempuan yang hilang selama dua belas tahun telah kembali, dia berjanji tidak akan melepaskannya lagi.

" Kak, Sarah gak mandi....? ". Tiba-tiba saja Luna datang dengan rambut yang basah. Pakaian yang dikenakannya sudah berganti. Sarah melepas pelukannya, dan mengusap air matanya.

" Ini kak Sarah mau mandi kok.... ". Sambil tersenyum ceria di depan Luna kecil.

" Tolong jaga Luna sebentar, nanti abis aku, kamu juga harus mandi dan mengganti pakaian. Setelahnya kita makan bersama ".

Alena mengangguk pelan. Sarah beranjak pergi ke kamar mandi.

" Kak Alena kenapa nangis...? ". Luna kecil yang terlihat polos itu memberanikan diri bertanya. Dia telah melupakan bentakan Alena ketika di terowongan itu.

" Kakak cuman kelilipan, tadi kemasukan debu aja ". Sambil tersenyum, Alena menuntun Luna ke depan minimarket, bergabung dengan para survivor lainnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***