PERJODOHAN & PERJANJIAN

PERJODOHAN & PERJANJIAN

1

    "Foto yang bagus, Aletta." Puji manager nya sembari membantunya turun. Aletta baru saja menyelesaikan pemotretan dan ia merasa sangat lelah.

    "Terima kasih." Jawab Aletta, berjalan menuju penata riasnya untuk menyesuaikan riasannya sebelum meninggalkan studio.

    Manajer itu mengikutinya untuk memberi tahu tentang sesuatu yang baru saja dilihatnya

    "Aletta, apa kamu sudah melihat peringkat terbaru?." Tanya nya sembari mengeluarkan ponselnya  untuk menunjukkan peringkat tersebut. "Ini, lihatlah." Kata manager itu sembari menyerahkan ponselnya pada Aletta.

    Wanita muda itu berbalik dan mengikis perhatiannya pada manager nya. "Sudah keluar?." Tanya nya heran, meraih ponsel dari managernya. Ia tidak mengharapkan daftar itu sampai besok.

"Ya, sudah keluar dan seperti biasa, kamu masih model nomor satu di dunia." Manajer itu tersenyum lebar di wajahnya.

    "Seperti yang di harapkan." Kata Aletta sembari memeriksa penampilannya di cermin. Ia tersenyum lebar karena merasa puas dengan penampilannya. Ia kemudian kembali menatap ke arah ponsel di tangannya.

   Aletta mengamati daftar itu dengan seksama, lalu dia tersenyum mengejek ketika melihat siapa orang yang berada dalam urutan ke dua setelahnya. "Sepertinya Jennifer Shakira Aniston tidak akan senang dengan daftar ini."

    Manager itu tertawa. "Aku sudah bisa membayangkan kalau dia sekarang pasti sedang mengamuk."

    Aletta Gabrelia Anandra adalah seorang model berpangkat tinggi dan terkenal baik di negaranya maupun di dunia internasional. Yang membuatnya terkenal bukanlah kenyataan bahwa dia merupakan putri kedua dari salah satu pengusaha ternama di negeri ini.

Sebaliknya, kesederhanaan dan sifatnya yang rendah hatilah yang membuatnya terkenal dan sukses, berbeda dengan rekannya— Jennifer Shakira Aniston yang dikenal kasar dan sombong sehingga membuatnya sulit diajak bekerja sama.

    "Nona Aletta!." Panggil Yellen Janet— asisten pribadinya. Wanita muda itu berlarian menghampiri Aletta.

    "Ada apa, Yellen?." Tanya Aletta menjadi khawatir ketika melihat ekspresi asistennya. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang serius pasti telah terjadi hingga membuat Yellen tampak begitu pucat.

    "Nyonya menelpon dan beliau terdengar sangat serius. Beliau meminta saya untuk memberitahu agar Nona pulang secepatnya. Nyonya bilang ini adalah hubungannya dengan Tuan besar." Kata Yellen melapor.

    Setelah mendengar apa yang dikatakan Yellen, Aletta segera meraih tasnya dan bergegas keluar dari studio.

    Mengapa ibunya tiba-tiba menuntut agar dia kembali ke rumah orang tuanya?.

Sesuatu yang besar pasti telah terjadi dalam keluarganya dan membuatnya khawatir.

    'Kuharap semuanya baik-baik saja.' Gumam Aletta ketika ia keluar dari tempat parkir.

    ***

    "Dengar baik-baik, jauhkan semua benda berbahaya darinya. Mengerti?." Perintah Azada Delvan Emerson kepada pelayan Kekasihnya melalui sambungan telepon, sembari memacu mobilnya di sepanjang jalan raya.

     Delvan mendapatkan panggilan telepon sekitar 5 menit yang lalu saat ia sedang rapat. Panggilan itu dari pelayan kekasihnya. Pelayan itu mengatakan jika Jennifer Shakira Aniston kembali mengamuk.

    Azada Delvan Emerson yang mengetahui hal itu langsung menghentikan rapat hari ini dan bergegas pergi menemui kekasihnya.

    Ia harus segera meredakan amarah Jennifer sebelum wanitanya itu menyakiti dirinya sendiri.

    ****

    "Mommy... Aku sudah dalam perjalanan pulang. Aku akan sampai di rumah mommy sekitar 10 menit lagi, oke? Jangan menggangguku menyetir." Kata Aletta melalui sambungan teleponnya.

    Ia segera memutuskan sambungan telepon mereka dan melemparkan ponselnya di kursi penumpang samping, sebelum akhirnya kembali fokus pada jalan raya.

    Itu hanya sesaat, tetapi itu lebih dari cukup waktu untuk terjadinya kecelakaan.

    Saat Aletta kembali menatap jalan raya, ia baru menyadari bahwa mobil yang ia kemudikan akan menabrak sebuah kendaraan.

    "Aahhhhh!." Teriak wanita muda itu dan segera menginjak rem. Namun, itu tidak cukup untuk menghentikan mobilnya agar tidak menabrak mobil di depannya.

Kantung udara miliknya segera mengembang dan mencegah kepalanya terbentur roda kemudi.

Jantungnya berdetak kencang saat ia mengangkat kepalanya dari kantung udara. Ia tidak terluka dan mobilnya tidak tampak rusak parah.

Aletta segera keluar dari mobilnya dan perlahan mendekati mobil yang baru saja ditabraknya.

    Ketika ia tengah memeriksa, pintu kursi pengemudi dari mobil asing itu tiba-tiba terbuka dan seorang pria keluar dari sana.

   Pria muda itu mengenakan setelan jas hitam dan saat dia mendekat, Aletta memperhatikan bahwa pria itu memiliki fitur wajah yang tampan, mata biru sedalam lautan, dan rambut hitam legam yang sangat licin.

Dia memiliki rahang yang pendek dan tulang pipi yang tinggi. Tatapan matanya dingin dan memancarkan aura dingin.

    Pria itu melayangkan tatapan menakutkan ke arah Aletta.

    Sementara itu, Aletta merasa ada yang aneh dengan perasaannya, ia tidak mengenal siapa pria itu, tetapi pria itu dapat memengaruhinya.

    Sementara itu Delvan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia menatap orang yang tidak pernah sudi dilihatnya. Aletta Gabrelia Anandra!

    Wanita yang telah membuat kehidupan Jessica— kekasihnya, seperti neraka!

    "Nona Aletta." Panggil Delvan dengan suara berat yang membuat Aletta merasa merinding. "Anda baru saja menabrak mobil saya."

   Aletta menarik napasnya dalam-dalam, tidak merasa aneh karena pria itu mengetahui namanya. Ya, Aletta model internasional, semua orang pasti tahu namanya.

   "Saya minta maaf, Tuan. Saya tidak berkonsentrasi dan ini sepenuhnya kesalahan saya. Saya siap membayar  biaya perbaikan mobil Anda dan saya..."

    "Membayar saya?." Andra mendengus kesal. "Apa anda benar-benar berpikir saya akan menerima uang anda dan memaafkan anda karena sudah menabrak mobil saya?." Tanya nya dengan nada dinginnya.

    "Apa?!." Tanya Aletta, merasa heran dengan cara pria itu yang berbicara kasar padanya. "Apa maksud anda?."

"Yah, bukankah sudah jelas? Apa yang akan dilakukan media jika mereka tahu bahwa Aletta Gabrelia Anandra yang mereka sayangi hampir membunuh seorang pria?"

    "Kau gila!" desis Aletta kesal.

    "Apa yang baru saja kau katakan padaku?." Tanya Delvan.

    Apakah wanita ini tidak tahu betapa kejamnya Aletta terhadap orang-orang yang tidak menghormatinya?. "Tidakkah kau tahu siapa aku?" tanyanya.

    "Dengar baik-baik, Tuan asing. Sejujurnya, aku tidak tahu siapa kau. Kalau pun aku tahu... aku tidak perduli. Dan kalau kau tidak menginginkan uang ganti rugi dariku, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untukmu. Aku pergi dulu." Aletta berbalik dan masuk ke dalam mobilnya.

    "Kau akan menyesali ini, Aletta. Aku akan memastikannya." Ancam Delvan ketika memperhatikan Aletta masuk kedalam mobil.

    "Oh, jadi kau akan balas dendam padaku? Jangan khawatir. Aku akan memberimu alasan yang lebih besar untuk membalas dendam." Gumam Aletta. Ia menyalakan mesin mobilnya dan memundurkan mobilnya sehingga ia bisa memberi jarak sedikit di antara kedua mobil itu.

    Akan tetapi, alih-alih langsung pergi, Aletta malah kembali menabrak mobil Delvan dan merusaknya lebih parah.

    "Sialan kau!." Umpat Delvan ketika mobil Aletta terus menabrak mobilnya. Setelah menabraknya sebanyak 5 kali, Aletta berhenti dan menurunkan kaca jendela mobilnya.

    "Nah, aku sengaja melakukannya. Sekarang, kau punya alasan yang cukup kuat untuk balas dendam padaku. Aku akan menunggumu." Kata Aletta, lalu pergi.

    Delvan sangat marah. Tidak ada seorang pun, kecuali wanita itu yang pernah melakukan seperti ini padanya. Ia hanya terbiasa dengan para wanita yang memuja ketampanannya dan bukan menabrak mobilnya.

    Pria itu tidak punya dendam pribadi pada Aletta sebelum hari ini, tetapi sekarang tidak lagi. "Aku akan menghancurkan mu, Aletta!." Katanya bersumpah.

   ***

    Delvan mengendari mobilnya yang hancur ke dalam rumah besar milik keluarga kekasihnya dan keluar dari mobil, lalu bergegas masuk kedalam.

    Begitu ia masuk ke dalam, ia melihat seorang pelayan. "Dimana dia?." Tanya Delvan dengan panik.

    "Nona ada di atas, Tuan Delvan." Jawab pelayan itu dengan lembut. "Tapi, Tuan. Nona sedang dalam suasana hati yang buruk." Sambungnya memberitahu Delvan.

    "Kau bisa pergi sekarang." Perintah Delvan, lalu segera naik ke atas menuju kamar Jessica.

    

    Delvan mengetuk pintu dengan pelan, lalu membukanya perlahan. Masuk ke dalam ruangan dengan sangat hati-hati karena ia tahu betapa besar nya kemarahan kekasihnya.

    Ruangan itu menjadi berantakan karena Jennifer telah mengobrak abrik semua barang-barangnya karena marah begitu dia mengetahui bahwa dirinya kalah lagi dari Aletta Gabrelia Anandra

    Penampilan wanita itu juga tampak acak-acakan, tidak seperti penampilannya yang biasanya. Rambutnya acak-acakan dan pakaiannya robek.

    "Aku benci wanita jalang itu!." Jennifer mengumpat dengan amarahnya yang masih meluap-luap sembari meraih Vas bunga dan tanpa melihat melemparkannya ke arah Delvan. Beruntungnya, pria itu memiliki reflek yang cepat dan mampu menghindari Vas bunga itu.

    "Aku akan memberinya pelajaran yang tidak akan pernah bisa dia lupakan." Kata Jennifer berjanji pada dirinya sendiri sembari menggertakkan giginya dengan marah.

    Delvan berjalan menghampiri Jennifer dan duduk di ranjang di sampingnya. Ia melingkarkan lengannya di pinggang dan memeluknya.

    "Kamu berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi." Kata Delvan

    Jennifer membalas pelukan Delvan. "Maafkan aku, aku tidak bisa menahan kemarahannya. Aletta lebih unggul dariku." Katanya dengan nada meremehkan.

    Delvan mencium kening Jennifer sembari terus menghiburnya. "Tidak apa-apa, aku di sini untukmu."

    Mendengar hal itu, Jennifer terdiam dia hanya merasakan pelukan hangat dari Delvan dan merasa lebih tenang di dalam pelukannya.

    Namun, tiba-tiba ponsel Delvan berdering, memecah keheningan. Ia memeriksa layar dan membaca nama ibunya sebagai nama pemanggil. Delvan pun segera mengangkat panggilan tersebut, tetapi bukannya mendengar suara ibunya, ia malah mendengar suara adiknya— Vian Vandra Emerson.

    "Halo, Kak." Sapa Vian dengan riang.

    Delvan mengernyitkan dahinya karena mengira adiknya itu akan melakukan kejahilan lagi. "Kenapa kamu membawa ponsel Mama, Vian?." Tanyanya dengan nada dinginnya.

    "Tenang saja, aku tidak akan mengerjai mu." Vian meyakinkan Kakaknya karena ia tahu apa yang ada dalam pikiran saudaranya itu.

    "Dimana Mama?." Tanya Delvan

    "Mama ada di kamarnya. Mama memintaku untuk memberitahu mu untuk cepat pulang karena mama akan mengatakan sesuatu yang penting padamu, bukan padaku." Jawab Vian dengan wajahnya yang cemberut, ia cemburu karena ibunya hanya ingin mengobrol dengan kakaknya saja.

    Delvan mengernyitkan dahinya. Mengapa ibunya ingin berbicara dengannya dan memintanya punya dengan segera? Apa ada sesuatu yang terjadi?

    "Aku akan segera pulang." Kata Andra, lalu menutup sambungan telepon mereka.

    "Ada apa, Delvan?." Tanya Jennifer setelah melihat raut wajah Andra yang khawatir.

    "Mama memanggil ku dan memintaku cepat pulang." Delvan beranjak dari tempat duduknya, lalu membungkuk ketika ia mengingat belum mencium bibir Jennifer. "Aku pulang, jaga dirimu." Katanya setelah itu berjalan keluar dari kamar Jennifer.

    ***

    Sementara itu, Aletta terlihat baru saja sampai di kediaman keluarga Anandra. Ia turun dari mobil menuju ke dalam rumah besar itu. Ia disambut oleh Alexia, kakak iparnya.

    Meski pun Aletta masih kesal dengan pria asing yang temui hari ini, begitu dirinya melihat Alexia, semua amarahnya menghilang.

    "Aletta, kamu akhirnya sampai." Katanya dengan antusias, lalu memeluk Aletta.

    "Apa kabar, kak?." Tanya Aletta.

    "Kamu bayangkan sendiri... tinggal bersama kakak mu dan putranya di rumah yang sama. Hampir setiap hari mereka membuatku gila." Keluh Alexia dan hal ini membuat Aletta tertawa terbahak-bahak.

"Hei, jangan berani-berani mengeluh. Aku sudah memperingatkan mu untuk tidak menikah dengan Kakak ku, tapi ternyata kamu mencintainya. Sekarang, hadapi konsekuensi keputusanmu."

Alexia menarik telinga Aletta dan wanita muda itu meringis kesakitan.

    "Dasar bocah manja! Begitukah caramu berbicara tentang Kakakmu? Kamu benar-benar perlu diajari sopan santun," tegur Alexia, bercanda.

    "Ahh, biarkan aku pergi, kakak ipar." Teriak Aletta saat ia berjuang untuk melepaskan diri dari cengkeraman Alexia. Akhirnya ia berhasil membebaskan diri dan memegangi telinganya sembari berteriak keras.

"Mom, Kakak ipar menindasku karena aku mengatakan yang sebenarnya tentang Kak Leo."

"Tidak ada bedanya antara Leo dan kamu." Kata Alexia sembari tertawa kecil dan Aletta juga ikut tertawa

"Wah, senang melihat kalian berdua akur." Tiba-tiba seseorang di belakang mereka berkata dan hal ini membuat Alexia dan Aletta melompat ketakutan.

Mereka berbalik dan disambut oleh Martha, ibu Aletta, dan ibu mertua Alexia.

"Hai, Mommy." Sapa Aletta dan menghampiri ibunya untuk memeluknya.

"Aletta." Kata Martha sembari memeluknya. "Selamat atas peringkatmu."

    "Oh ya, aku lupa mengucapkan selamat padamu." Kata Alexia sembari memeluk Aletta.

"Wah, sepertinya Mommy lupa pada anak tampan yang satu ini." Kata Leo sembari berjalan masuk dan melihat ketiga wanita itu berpelukan.

"Hai Kak Leo." Sapa Aletta dengan senyum di wajahnya.

"Hm... bagaimana kabarmu." Sapa Leo sembari melirik ibunya dengan gugup.

Dia tidak tahu bagaimana Aletta akan bereaksi ketika dia mengetahui tentang kesepakatan itu.

Aletta yang memperhatikan kakaknya menatap ibunya dengan raut wajah aneh, membuatnya langsung curiga.

    “Mom, kenapa tiba-tiba menelpon ku ke sini?” tanyanya dengan nada serius, semua jejak keramahannya hilang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!