03 awal petaka 1

Tanpa terasa dua bulan sudah Indah berpacaran dengan Jerry. Seperti biasa, di hari Minggu Jerry menjemput Indah untuk diajak jalan-jalan.

"Kita berangkat sekarang?" Jerry tersenyum manis sambil mengulurkan helm pada Indah.

"Ok, Mas, aku siap!" Indah menerima helm lalu memakainya, dan Jerry membantu untuk mengancingkan pengaitnya. Dan membantu Indah untuk bisa naik ke atas motor gede-nya.

"Pegangan, awas jatuh!" peringat Jerry. Dan Indah pun tanpa ragu melingkarkan tangannya ke pinggang Jerry. Lalu motor gede itupun berlalu membelah jalanan.

"Kita mau jalan ke mana, Mas?" tanya Indah dengan mendekatkan bibirnya ke telinga Jerry.

"Aku akan membawamu ke tempat yang indah, kamu pasti suka!" jawab Jerry.

"Benarkah?" tanya Indah.

"Tentu saja, kau akan lihat nanti!" jawab Jerry.

"Aaaaaa...!" Tiba-tiba Indah berteriak, karena ada pengendara mobil menyalip mereka tepat di jalanan yang tergenang air, akibat hujan semalam. Sehingga air muncrat dan mengenai tubuh Indah. Jerry menepikan sepeda motornya.

"Kamu gak papa, Sayang?" tanya Jerry panik.

"Aku gak papa, tapi bajuku basah semua!" jawab Indah cemberut.

"Ya udah, ga papa kita mampir di apartemenku dulu ya, kamu bersih-bersih dulu. Takutnya nanti kamu masuk angin!" ucap Jerry sambil mengusap kepala Indah dengan lembut.

"Tapi baju aku?" Indah menunjuk bajunya yang kotor terciprat lumpur jalanan.

"Gak papa, aku belikan dulu ya? Masa udah setengah jalan mau batal? Kan gak lucu?!" gurau Jerry supaya Indah tak lagi cemberut.

Indah mengangguk, dan mereka pun menuju ke apartemen Jerry setelah lebih dulu membeli baju di toko pakaian yang mereka lewati.

"Dah, kamu ganti baju gih! Tuh di kamar aku ada kamar mandinya di dalam!" Tutur Jerry sambil menunjukkan sebuah pintu pada Indah.

Indah melihat ke arah yang ditunjuk Jerry, pintu berwarna coklat dan di bagian depannya ada tempelan stiker bergambar motor gede. Benar-benar khas seorang Jerry. Mungkin untuk memudahkan, atau semacam identitas diri.

"Emang gak papa aku ganti baju di kamarmu?" Indah agak ragu. Masalahnya, itu adalah kamar seorang lelaki, dan selama ini Indah tak pernah masuk kamar cowok.

"Gak papa, dari pada kamu pakai baju kotor kayak gini?! Dah ayo, ku antar!" Jerry menggamit tangan Indah dan mengantarnya ke kamar. Dan Indah pun segera masuk.

"Aku tunggu di luar ya!" lanjut Jerry lagi. Kemudian berlalu.

Indah pun segera bergegas ke kamar mandi. Setelah Jerry keluar,

"Shit... jaket aku bau lagi ikut kena cipratan!" Jerrry mengendus tubuhnya sendiri. "Hah... harus ganti jaket ini!" gumamnya lalu berbalik menuju kamarnya. Bermaksud untuk mengganti jaketnya dengan yang bersih.

Cklek...

Jerry membuka pintu dan terbelalak melihat Indah yang belum selesai mengenakan baju atasnya. Posisi Indah yang membelakanginya menampilkan punggung yang putih mulus.

Dengan mulut yang masih terbuka menganga, Jerry melangkah semakin mendekati Indah. Tangan itu terulur hendak menggapai pundak Indah yang terlihat mulus berkilau. Tatapannya mengarah ke cermin di hadapan Indah, yang menampilkan dada montok gadis itu.

Jakunnya naik turun mendapati pemandangan indah ciptaan Tuhan yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. Jerry menelan ludahnya kasar. Pemandangan di depannya sungguh menggoda iman.

"Shit... kenapa dia tidak berganti pakaian di kamar mandi saja sih?!" rutuknya dalam hati. Jerry bukanlah seorang pria bajingan. Walau berasal dari keluarga yang kaya cukup berada dan bergaul dengan pergaulan kelas atas, pergaulan bebas. Tetapi dia bukan seorang playboy. Dan ini adalah untuk pertama kalinya dia melihat tubuh polos seorang gadis.

"Indah...?" panggil Jerry dengan suaranya yang berubah serak. Nafasnya memburu, sorot matanya berubah merah.

Jerry adalah lelaki normal. Sehingga melihat keindahan tersuguh di depan matanya membuat imannya tergoda.

Indah yang sedari tadi hanya menunduk terjingkat kaget. Fokusnya pada resletingnya yang ngadat, membuatnya tidak menyadari akan hadirnya seseorang di belakangnya. Dan sekarang dia melihat ada Jerry berdiri di belakangnya. Melihat tubuh bagian atasnya yang terlihat polos.

"Ap.. apa yang Mas Jerry lakukan di sini?!" Indah tergagap, wajahnya memerah karena malu, sekaligus takut. Lalu terburu-buru dengan gerak refleksnya, dia pun menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Guna menutupi aset bagian atasnya.

Indah benar-benar tidak menyangka jika Jerry akan kembali ke dalam kamar. Tadinya, karena Jerry sudah keluar dari kamar, dia merasa aman. Sehingga baginya tidak akan masalah jika dia berganti pakaian bukan di kamar mandi. Apalagi tadi Indah memang terkendala karena resletingnya bermasalah.

"Ah... ma.. maaf, ak.. aku, aku ti.. tidak sengaja. Sungguh, aku tidak bermaksud. Aku ingin berganti jaket, jaketku bau karena ikut terciprat genangan air tadi!" ucap Jerry sambil menunjuk memperlihatkan jaketnya, guna menjelaskan maksud kembalinya dia ke kamar itu.

Jerry berbicara dengan muka yang sudah berubah merah. Keringat sebesar biji jagung mulai membasahi wajahnya, karena menahan kegugupannya. Dan juga menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dadanya.

Jerry pun kemudian berlalu meninggalkan Indah. Saking terburu-burunya, sampai-sampai terjegal oleh kakinya sendiri, dan terjatuh. Tapi kemudian dia segera bangkit, dan segera mencari jaketnya di dalam lemari kemudian menggantinya.

Dan Indah pun segera terburu-buru mengenakan pakaiannya agar tak lebih lama lagi tubuh polosnya dilihat oleh Jerry.

Tadinya, Indah sudah hampir selesai mengenakan bajunya. Akan tetapi, posisi resleting yang berada di bagian punggung, membuatnya kesulitan. Apalagi ketika resleting itu ternyata ngadat. Terpaksa Indah pun melepasnya kembali. Kemudian memutarnya sehingga resleting berada di bagian depan. Agar dia bisa membetulkannya. Akan tetapi, belum sempat resleting itu betul kembali, sudah ada Jerry berada di belakangnya.

"Aku sudah selesai berganti jaket. Aku tunggu di luar ya!" seru Jerry yang baru keluar dari walk in closet.

"Ma.. Mas..!" seru Indah pelan, memanggil Jerry yang hampir menutup pintu.

"Yaa..?" jawab Jerry dengan pandangan tetap ke depan. Dia bahkan tidak berani menoleh, takut imannya tak akan sanggup bertahan.

"Aku... Aku... Ti.. tidak bisa menaikkan resletingnya!" ucap Indah gagap. Sedari Jerry masih berada di ruang ganti tadi, Indah sudah terus mencoba untuk menaikkan resleting itu, tetapi dia benar-benar kesulitan. Resleting yang tadinya sudah bisa dinaikkan ketika posisi diputar di depan, tetapi ketika dibalikkan lagi di belakang, resleting itu mungkin ngadat lagi. Dan sampai saat ini Indah masih belum bisa menaikkannya.

Entah apa yang terjadi dengan resleting itu, apakah ini adalah resleting dengan kualitas rendah? Tetapi rasanya tidak mungkin seperti itu, karena gaun yang dibeli Jerry adalah gaun kualitas terbaik. Lalu apa? Ataukah memang itu hari sial Indah, atau kah Indah yang tak bisa memakai gaun mahal?

Terpopuler

Comments

Bulanbintang

Bulanbintang

Jadi, yg salah tukang jahitnya apa si Indah? 🤣

2025-06-01

0

Patrick Khan

Patrick Khan

ow gr2 nyandet to😂😂

2025-02-16

1

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

hadeh setinggi yg membawa petaka...

2025-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 01 kutukan
2 02 awal mula
3 03 awal petaka 1
4 04 awal petaka 2
5 05 sang penolong
6 06 pekerjaan baru
7 07 keluarga indah
8 08 pandangan nyonya Felly
9 9 ucapan pedas nyonya Felly
10 10. Kedatangan Selena
11 11. Rencana Selena
12 12. Selena vs Nyonya Felly
13 13. Kekalahan selena
14 14. Jerry Handoko
15 15. perubahan sikap indah
16 16. Drama tuan handoko
17 17 ke rumah tuan hartawan
18 18 Kamu harus jatuh cinta
19 19 Cerita yang sebenarnya
20 20. Liciknya Ana dan Selena
21 21. pernikahan
22 22. pernikahan 2
23 23. bertemu kembali dengan mantan
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41 revisi
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 boncap Daniel Resti
85 85 boncap
86 Hari pernikahan
87 boncap
88 BONCAB
89 89
90 boncap
91 END
92 promo karya KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN
93 promo karya MENIKAH DENGAN KAKAK TIRI MANTAN
94 SESAL YANG TERLAMBAT
Episodes

Updated 94 Episodes

1
01 kutukan
2
02 awal mula
3
03 awal petaka 1
4
04 awal petaka 2
5
05 sang penolong
6
06 pekerjaan baru
7
07 keluarga indah
8
08 pandangan nyonya Felly
9
9 ucapan pedas nyonya Felly
10
10. Kedatangan Selena
11
11. Rencana Selena
12
12. Selena vs Nyonya Felly
13
13. Kekalahan selena
14
14. Jerry Handoko
15
15. perubahan sikap indah
16
16. Drama tuan handoko
17
17 ke rumah tuan hartawan
18
18 Kamu harus jatuh cinta
19
19 Cerita yang sebenarnya
20
20. Liciknya Ana dan Selena
21
21. pernikahan
22
22. pernikahan 2
23
23. bertemu kembali dengan mantan
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41 revisi
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
boncap Daniel Resti
85
85 boncap
86
Hari pernikahan
87
boncap
88
BONCAB
89
89
90
boncap
91
END
92
promo karya KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN
93
promo karya MENIKAH DENGAN KAKAK TIRI MANTAN
94
SESAL YANG TERLAMBAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!