KELIMA

Johan mengusap rambut nya kasar tak tau harus memakai cara yang bagaimana lagi untuk bisa membujuk gadis ini.

"ku tanya sekali lagi, kau butuh uang hm?." tanya Johan .

"tentu saja... aku munafik jika menjawab tidak butuh uang." jawab Abila tanpa merasa malu.

" aku bisa memberikan sepuluh kali lipat dari hasil kerja mu setiap malam, bagaimana apa kau tetap akan menolak?." ucap Johan dengan percaya diri nya, ia sangat yakin bahwa gadis itu pasti akan setuju.

Abila menaruh jari telunjuk di dagunya dengan pose berfikir.

"penawaran yang menggiurkan, apa lagi di saat posisi ku sedang tercekik Ekonomi begini. Apa aku terima saja ya penawaran pemuda itu. Ah! tunggu, aku tidak boleh menerima begitu saja. Aku harus tau lebih jelas tentang pekerjaan nya."

"bisa kau jelaskan bagaimana pekerjaan nya Tuan?." tanya Abila pada akhirnya.

Johan tersenyum, setidaknya gadis ini merespon penawaran nya.

"menemani Adik ku Jovin Nichol." sahut Johan.

"maksudmu? menemani yang bagaimana Tuan?." Abila memiringkan kepalanya.

"temani Adikku setiap hari, dan turuti semua keinginan nya." jawab nya.

Abila terkekeh, pekerjaan macam apa itu? apa pemuda ini tidak salah orang? batinya.

"kau mencari Baby Sister ya? jika iya kau salah tempat Tuan." ejek Abila sambil tertawa.

Marsel yang mendengar percakapan Johan dari kejauhan sudah tidak tahan untuk tidak tertawa. Seorang pewaris perusahaan terkaya di negara ini harus memohon pada gadis club malam, sangat lucu. Gumamnya.

"aku tak ingin mencari Baby Sister, aku hanya ingin kau berpura-pura menjadi Adira." ucapnya meyakinkan Abila.

Abila mendengus kesal.

"astaga Tuan.... sudah ku bilang aku tidak bisa , kenapa Anda begitu memaksa ku ."

"ku mohon berapa pun yang kau mau akan ku berikan, kau mau salah satu saham perusahaan keluarga Nichol? aku juga bisa memberikannya kepada mu." mohon Johan, mungkin ini sudah tawaran terakhir yang di ajukanya, dan berharap gadis ini mau menerima.

Namun semua di luar expektasi nya. Bukannya menerima penawaran yang ia berikan, Abila malah menggebrak meja dengan tidak elitnya.

"Brakkkk...

"sudah ku bilang berapa kali pada mu Tuan. Aku tak butuh uang mu, ataupun semua harta yang kau punya. Aku tak bisa kau tukar dengan hartamu Tuan, ku mohon aku masih punya harga diri, kenapa kau merendahkan ku seperti itu. Aku menolak tawaranmu bukan karna tawaran uang yang Anda berikan masih kurang, bukan Tuan. Aku menolak karena pekerjaan itu tidak lah mudah . Bagaimana kalau misalnya Adik Anda mengetahui kalau aku bukan lah Adira? biarpun kami kembar namun kami sangatlah berbeda. Sekali lagi maaf Tuan, aku tak bisa membantu Anda, permisi." jelas Abila dan melenggang pergi meninggalkan Johan.

Johan memijit pelipisnya, terlalu penat. Ternyata tak semudah yang ia fikirkan. Gadis ini terlalu sulit untuk di bujuk. Johan menyesap segelas minuman yang ada di hadapannya, meredam otak yang sedari tadi terus bekerja memikirkan cara agar gadis itu luluh.

"hah ...bagaimana ini, apa aku terlalu gegabah? terlalu sombong. Astaga aku tanpa sadar telah merendahkan harga diri gadis itu. Aku tak akan menyerah begitu saja, aku akan mencari cara lain untuk membujuknya nanti. Demi Jovin ."

Jika Abila mau menerima permintaan Johan, setidaknya pemuda tersebut bisa mengulur waktu untuk bisa menemukan keberadaan Adira. Sekaligus untuk menyembuhkan otak Adiknya yang miring menjadi waras kembali.

Johan memutuskan untuk pulang dan akan kembali ke club ini esok hari untuk membujuk Abila lagi, sampai gadis itu mau membantunya.

Johan kembali kerumahnya dengan berjalan sempoyongan, sedikit mabuk . Untung saja tadi dia pergi bersama Sekretaris nya.

"Han...kau baik-baik saja? perlu bantuanku?." tanya Marsel menyembul kan kepalanya dari jendela mobil, melihat punggung Johan yang sedang berjalan memasuki Mansion nya.

"aku baik-baik saja....pulanglah." sahut Johan tanpa menoleh ke belakang serta mengangkat tangan kanannya.

Marsel manggut-manggut lalu menyalakan mobilnya.

Johan langsung menuju ke kamar nya ingin segera tidur, kepala nya begitu sakit serasa mau pecah . Mungkin efek terlalu banyak fikiran dan juga mabuk. Baru saja ingin merebahkan tubuh , dirinya kembali tersentak kala mendengar suara bantingan pintu.

"Brakkkkk....

"sialan siapa yang mengganggu ku malam-malam begini?"

Sungguh demi Tuhan Johan kaget , rasanya kepalanya semakin berdenyut nyeri. Samar-samar Johan mengedarkan pandangannya ke arah pintu. Dan dia bisa melihat dengan jelas sosok pemuda yang tengah berdiri dengan satu tangan kanan menempel pada daun pintu. Johan menghembuskan nafasnya, sudah ia pastikan pemuda yang bertengger di mulut pintu itu adalah Jovin.

"astaga..bocah itu lagi, Tuhan ...lindungi aku, hah! masalah apa lagi yang akan di berikanya untuk ku kali ini."

"kenapa kau datang kesini Jo? ini sudah malam, tidurlah! aku juga mau tidur kepalaku sangat pusing." keluh Johan ,menjambak rambutnya frustasi.

"mana janjimu Kak? kau pembohong ." teriak Jovin dengan nafas memburu.

"Jo....tak bisa kah kita bicarakan masalah itu besok pagi saja? demi Tuhan aku sangat lelah, aku butuh istirahat jika kau tau." jengah Johan , namun ia mencoba setenang mungkin agar tak terpancing emosi.

"kau membohongiku....kau bilang akan membawa pulang Adira, sampai detik ini kau masih belum menemukan nya." marah Jovin semakin menjadi.

"arrrggggghhhh..., boleh kah kali ini aku berteriak , sungguh aku sangat bosan mendengar pertanyaan itu."

Walau dalam hati Johan sudah menyumpah serapah pemuda yang berstatus sebagai Adik nya ini. Namun ia masih sadar bahwa Adiknya ini sedang sakit, jadi dia harus mencoba untuk bersabar.

"Jovin..... dengarkan Kakak , aku sudah menemukan keberadaan Adira. Sekarang kau istirahat hm! aku janji akan membawanya pulang secepatnya." tutur Johan menghampiri Adik kesayangannya.

"benarkah Kak? lalu kenapa kau tidak membawa nya pulang sekarang?." tanya Jovin begitu antusias.

"dia tidak bisa ikut kesini sekarang karna dia sedang merawat Adiknya yang sedang sakit, jadi dia harus menjaganya." ucap Johan , tidak masalah bukan? jika berbohong sedikit saja untuk mencari aman.

"Adik? sejak kapan Adira punya Saudara?." kernyit Jovin.

"aisshhh..,.dasar otak sialan kenapa aku mencari alasan yang salah."

Johan sedikit berfikir lalu berkata.

"ah ..Adik angkat , dia mengadopsi seorang anak kecil. Kau tau Adira begitu murah hati hingga ia merasa sangat tidak tega melihat anak kecil terlantar, jadi dia mengangkatnya sebagai Adik, cih... ingin muntah rasanya aku harus berucap begini." decih Johan di ujung kalimat nya.

"sungguh Kak? ." tanya Jovin lagi dengan raut wajah ceria.

"Hnn..." Johan hanya membalas ucapan Jovin dengan gumaman , terlalu malas untuk menjawab . Yang ia inginkan saat ini hanyalah tidur , tubuhnya serasa remuk.

"sekarang Kakak istirahat lah , aku sangat bahagia akhirnya Adiraku sudah ketemu." ucap Jovin yang mungkin sudah tidak bisa di dengar lagi oleh Johan. Karena nyawanya sudah berada di alam mimpi.

Jovin pergi meninggalkan kamar Johan , menutup pintu dengan sangat pelan agar sang empunya kamar tak terganggu. Tesirat senyuman bahagia di bibir pucat nya.

Terpopuler

Comments

Jambrud Setiawan

Jambrud Setiawan

jadi cowok pikirannya cetek pantes ditinggalin Ama ceweknya

2022-01-17

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat johan

2021-08-12

0

R

R

sabar ya johan, ini hanya ujian...😅😅😅

2021-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 AWAL
3 KEDUA
4 KETIGA
5 KE EMPAT
6 KELIMA
7 KE ENAM
8 KE TUJUH
9 KE DELAPAN
10 KE SEMBILAN
11 SEPULUH
12 SEBELAS
13 DUA BELAS
14 TIGA BELAS
15 EMPAT BELAS
16 LIMA BELAS
17 ENAM BELAS
18 TUJUH BELAS
19 DELAPAN BELAS
20 SEMBILAN BELAS
21 DUA PULUH
22 DUA SATU
23 DUA DUA
24 DUA TIGA
25 DUA EMPAT
26 DUA LIMA
27 DUA ENAM
28 DUA TUJUH
29 DUA DELAPAN
30 DUA SEMBILAN
31 TIGA PULUH
32 TIGA SATU
33 TIGA DUA
34 TIGA TIGA
35 TIGA EMPAT
36 TIGA LIMA
37 TIGA ENAM
38 TIGA TUJUH
39 TIGA DELAPAN
40 TIGA SEMBILAN
41 EMPAT PULUH
42 EMPAT SATU
43 EMPAT DUA
44 EMPAT TIGA
45 EMPAT EMPAT
46 EMPAT LIMA
47 EMPAT ENAM
48 EMPAT TUJUH
49 EMPAT DELAPAN
50 EMPAT SEMBILAN
51 LIMA PULUH
52 LIMA SATU
53 LIMA DUA
54 LIMA TIGA
55 LIMA EMPAT
56 LIMA LIMA
57 LIMA ENAM
58 LIMA TUJUH
59 LIMA DELAPAN
60 LIMA SEMBILAN
61 ENAM PULUH
62 ENAM SATU
63 ENAM DUA
64 ENAM TIGA
65 ENAM EMPAT
66 ENAM LIMA
67 ENAM ENAM
68 ENAM TUJUH
69 ENAM DELAPAN
70 ENAM SEMBILAN
71 TUJUH PULUH
72 TUJUH SATU
73 TUJUH DUA
74 TUJUH TIGA
75 TUJUH EMPAT
76 TUJUH LIMA
77 TUJUH ENAM
78 TUJUH TUJUH
79 TUJUH DELAPAN
80 TUJUH SEMBILAN
81 DELAPAN PULUH
82 DELAPAN SATU
83 DELAPAN DUA
84 DELAPAN TIGA
85 DELAPAN EMPAT
86 DELAPAN LIMA
87 DELAPAN ENAM
88 DELAPAN TUJUH
89 DELAPAN DELAPAN
90 DELAPAN SEMBILAN
91 SEMBILAN PULUH
92 KPTM II 01
93 KPTM II 02
94 KPTM II 03
95 KPTM II 04
96 KPTM II 05
97 KPTM II 06
98 KPTM II 07
99 KPTM II 08
100 KPTM II 09
101 KPTM II 10
102 KPTM II 11
103 KPTM II 12
104 KPTM II 13
105 KPTM II 14
106 KPTM II 15
107 KPTM II 16
108 KPTM II 17
109 KPTM II 18
110 KPTM II 19
111 KPTM II 20
112 KPTM II 21
113 PENGUMUMAN
114 Chapter 01
115 Chapter 02
116 Chapter 03
117 Chapter 04
118 Chapter 05
119 Chapter 06
120 Chapter 07
121 Chapter 08
122 Chapter 09
123 Chapter 10
124 Chapter 11
125 Chapter 12
Episodes

Updated 125 Episodes

1
PROLOG
2
AWAL
3
KEDUA
4
KETIGA
5
KE EMPAT
6
KELIMA
7
KE ENAM
8
KE TUJUH
9
KE DELAPAN
10
KE SEMBILAN
11
SEPULUH
12
SEBELAS
13
DUA BELAS
14
TIGA BELAS
15
EMPAT BELAS
16
LIMA BELAS
17
ENAM BELAS
18
TUJUH BELAS
19
DELAPAN BELAS
20
SEMBILAN BELAS
21
DUA PULUH
22
DUA SATU
23
DUA DUA
24
DUA TIGA
25
DUA EMPAT
26
DUA LIMA
27
DUA ENAM
28
DUA TUJUH
29
DUA DELAPAN
30
DUA SEMBILAN
31
TIGA PULUH
32
TIGA SATU
33
TIGA DUA
34
TIGA TIGA
35
TIGA EMPAT
36
TIGA LIMA
37
TIGA ENAM
38
TIGA TUJUH
39
TIGA DELAPAN
40
TIGA SEMBILAN
41
EMPAT PULUH
42
EMPAT SATU
43
EMPAT DUA
44
EMPAT TIGA
45
EMPAT EMPAT
46
EMPAT LIMA
47
EMPAT ENAM
48
EMPAT TUJUH
49
EMPAT DELAPAN
50
EMPAT SEMBILAN
51
LIMA PULUH
52
LIMA SATU
53
LIMA DUA
54
LIMA TIGA
55
LIMA EMPAT
56
LIMA LIMA
57
LIMA ENAM
58
LIMA TUJUH
59
LIMA DELAPAN
60
LIMA SEMBILAN
61
ENAM PULUH
62
ENAM SATU
63
ENAM DUA
64
ENAM TIGA
65
ENAM EMPAT
66
ENAM LIMA
67
ENAM ENAM
68
ENAM TUJUH
69
ENAM DELAPAN
70
ENAM SEMBILAN
71
TUJUH PULUH
72
TUJUH SATU
73
TUJUH DUA
74
TUJUH TIGA
75
TUJUH EMPAT
76
TUJUH LIMA
77
TUJUH ENAM
78
TUJUH TUJUH
79
TUJUH DELAPAN
80
TUJUH SEMBILAN
81
DELAPAN PULUH
82
DELAPAN SATU
83
DELAPAN DUA
84
DELAPAN TIGA
85
DELAPAN EMPAT
86
DELAPAN LIMA
87
DELAPAN ENAM
88
DELAPAN TUJUH
89
DELAPAN DELAPAN
90
DELAPAN SEMBILAN
91
SEMBILAN PULUH
92
KPTM II 01
93
KPTM II 02
94
KPTM II 03
95
KPTM II 04
96
KPTM II 05
97
KPTM II 06
98
KPTM II 07
99
KPTM II 08
100
KPTM II 09
101
KPTM II 10
102
KPTM II 11
103
KPTM II 12
104
KPTM II 13
105
KPTM II 14
106
KPTM II 15
107
KPTM II 16
108
KPTM II 17
109
KPTM II 18
110
KPTM II 19
111
KPTM II 20
112
KPTM II 21
113
PENGUMUMAN
114
Chapter 01
115
Chapter 02
116
Chapter 03
117
Chapter 04
118
Chapter 05
119
Chapter 06
120
Chapter 07
121
Chapter 08
122
Chapter 09
123
Chapter 10
124
Chapter 11
125
Chapter 12

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!