Johan membaca lembaran biodata lengkap seorang gadis bernama Abila, di hadapannya.
Kedua alisnya bertaut seakan terkejut dengan apa yang di bacanya.
"ini mustahil, nama yang berbeda , tanggal kelahiran yang sama, nama orang tua yang sama. Apa mungkin gadis ini adalah kembaran Adira? tapi kenapa Adira bilang bahwa dia tidak punya Saudara?." batin Johan merasa begitu bingung.
"boleh ku tau, apa gadis ini mempunyai Saudara kembar?." tanya Johan, menatap begitu intens kearah Nita.
Marsel yang tak tau apa-apa hanya memilih diam, memperhatikan percakapan Johan dan Nita.
"setahuku memang benar dia punya saudara kembar, dan yang menyebabkan ia harus bekerja di sini juga saudara kembarnya itu." jelas Nita dengan santai nya.
Johan mengernyitkan dahinya. Tak mengerti maksud gadis dihadapannya ini.
"bisa kau jelaskan apa maksudmu?." pinta nya.
"Abila hanya bercerita sedikit, dia bilang jika dirinya saat ini tengah di belit hutang . Namun ia hanyalah korban dari ulah saudaranya. Gadis itu yang berhutang Abila yang harus menanggungnya, hah ! kasihan sekali nasibnya." Nita menatap nanar ke arah Abila.
Johan sedikit menyunggingkan sebelah bibir nya. terbelit hutang ya, bagus ...mungkin ini akan mempermudah rencana ku. Gumam Johan.
Katakan jika dia jahat, namun ini jalan satu-satunya agar ia terbebas dari tekanan Jovin . Dan kemungkinan Adiknya akan sembuh dari depresi yang di deritanya.
"aku ingin memesan gadis itu ." pinta Johan.
Nita mengernyitkan dahinya. Apa maksud pemuda ini ? memesan dalam hal bagaimana? . Fikirnya.
"maaf Tuan...Abila tak melayani dalam hal seperti itu." ucap Nita seraya melirik Johan. Johan yang mengerti arah ucapan Nita hanya terkekeh.
"maksudmu apa hm?." tanya Johan sedikit menggoda Nita.
Marsel yang sedari tadi menyaksikan percakapan itu hanya berdehem.
"maaf, maksud ku , Abila hanya melayani pengunjung dalam sebatas mendengar kan curhatan mereka, tanpa ada sentuhan fisik." jelas Nita.
Johan tersenyum, ia tak salah memasukkan gadis itu dalam rencana nya, karena ternyata gadis itu adalah gadis baik-baik yang menjunjung harga diri nya. Batin Johan.
"baiklah aku mengerti, aku hanya ingin membicarakan sesuatu padanya." tutur nya.
"kau ingin bicara apa, bisa kau memberitahu ku? Abila spesial di sini, Tak sembarangan orang bisa mengajak nya membahas masalah pribadi." ucap Nita begitu datar. Ia hanya ingin melindungi Abila.
"baiklah akan aku ceritakan semua tujuanku pada gadis itu. Aku mempunyai seorang Adik laki-laki, dia sedang sakit . Dan kau tau semua itu ulah saudara Abila, Gadis itu adalah Adira. Adik ku terus saja mencari keberadaan Adira, dan menyuruh ku untuk mencarinya. Jika gadis itu tak ketemu maka Adik ku akan bunuh diri. Jadi aku ingin meminta bantuan kepada Abila untuk menyamar sebagai saudara kembarnya. Sampai Adik ku sembuh, aku berjanji akan membebaskan Abila. " cerita Johan, dengan tatapan sedih.
Nita ikut sedih mengingat masa lalu nya, ia juga pernah mempunyai seorang Adik laki-laki, dan Adiknya juga bunuh diri, karena kedua orang tua nya melarang untuk menjalin hubungan dengan gadis impiannya. Hal itulah yang sampai sekarang masih terngiang di otaknya, Nita masih belum bisa memaafkan diri nya sendiri. Ia tidak bisa menjaga Adiknya dengan baik, hingga ia harus kehilangan sosok Adik tersayang nya itu.
"aku mengerti apa yang sedang kau rasakan, bujuk Abila agar dia mau membantu mu, jangan buat dirimu menyesal untuk selamanya karena harus kehilangan Adik yang kau sayangi, seperti diriku." lirihnya di akhir kalimat.
"jadi kau mengijinkan Abila kerja dengan ku? ." tanya Johan tak percaya.
"semua keputusan ada di tangan Abila, aku tak punya hak untuk melarang nya atau pun memaksa nya." ucap nya begitu tulus.
Marsel tersenyum simpul, tak menyangka gadis yang ia puja-puja ternyata begitu bijak. Ia semakin yakin jika ia tidak salah pilih.
John mendekati Abila, dan berbisik.
" aku menyewamu , ayo ikut aku ke ruang VIP, ada yang ingin ku bicara kan dengan mu." ucap nya.
Abila mengernyit kan dahinya. Ruang VIP? untuk apa? pikirnya.
"maaf Tuan ...aku tak melayani lebih..." ucap nya sembari tertunduk malu.
Johan terkekeh geli, lucu sekali gadis ini. Terlalu polos. Gumam nya dalam hati.
"kau tidak usah takut, aku berjanji tidak akan berbuat macam-macam, hanya ingin membicarakan sesuatu yang penting." jelas Johan. . Abila hanya mengangguk dan mengikuti Johan menuju ruang VIP.
Sesampainya di ruangan itu, Abila menduduki sofa merah yang sudah tersedia di sana , dengan Johan yang juga ikut duduk di hadapannya dengan meja sebagai penghalang jarak antara mereka berdua.
"boleh langsung bicarakan apa keinginan Tuan? ." tanya Abila mengawali.
Johan meraup wajahnya kasar, ia bingung harus berkata bagaimana, ia takut gadis ini akan menolak keinginan hati nya. Biar bagaimanapun permintaan nya ini tidak lah mudah .
"aku bermaksud meminta bantuan mu ." akhirnya Johan berucap.
Abila sedikit terkejut, bantuan apa yang Pemuda ini inginkan?. Batinya.
" bantuanku? ah tunggu perkenalkan namaku Abila." ucap nya mengalihkan kecanggungan.
"ah iya maaf, aku sampai lupa memperkenalkan diri ku, perkenalkan namaku Johan. " seru Johan sambil mengelus tengkuknya malu. Bagaimana bisa ia tiba-tiba meminta bantuan tanpa memperkenalkan diri terlebih dahulu. Konyol sekali. Ia merutuki kebodohan nya.
"emm.. baiklah, kembali ke topik masalah. Sebenarnya apa yang bisa ku bantu untuk Tuan? ." tanya Abila selanjutnya.
"kau kenal fadis ini?." Johan menyodorkan foto seorang gadis cantik di hadapan Abila yang sangat mirip dengan nya. Reflek Abila membolakan kedua bola matanya.
"Adira?." ucapnya.
Johan mengangguk , kemudian melanjutkan ucapannya.
"kau mengenalnya?."
"dia saudara kembar ku." jawab Abila lirih.
"Adira telah menyebabkan Adik kesayangan ku hampir gila, selama dua tahun ini dia depresi karena ditinggal kan tanpa sebab oleh Adira. Ku mohon bantu aku, menyamarlah sebagai Adira." pinta Johan.
Abila tertunduk, sial lagi-lagi karena ulah kembaranya ia terjerumus ke dalam lubang masalah lagi. Gumam Abila.
"maaf Tuan....ini terlalu beresiko. Aku tak bisa membantu mu." ucap Abila sedikit ketus. Jujur ia sedikit terpancing emosi .
"aku akan menggajimu tinggi dua kali lipat dari pekerjaan mu di sini." rayu Johan.
"tidak mau..," jawab nya.
"tiga kali lipat.." imbuh Johan.
"aku tetap tidak mau.. cepat pergi dari sini. Jika kau ke sini hanya untuk membujuk ku untuk masalah itu. Jawaban ku tetap sama , aku tetap tidak mau." ucap Abila emosi.
"bukan kah kau sedang butuh uang untuk melunasi hutang- hutang mu? aku bisa dengan mudah melunasi nya, aku bisa memberikan Apartemen untuk mu, mobil . Apapun yang kau inginkan, asalkan kau mau membantuku." mohon Johan.
"maaf Tuan, aku bukan gadis murahan yang bisa dengan mudah nya akan tergiur dengan iming-iming uang mu. Aku sama sekali tak tertarik." ketus Abila, ia semakin merasa di rendahkan dengan ucapan Johan. Johan terdiam, gadis ini sangat berbeda . Ia begitu bangga ternyata tak semua wanita itu menginginkan harta, buktinya Abila. Johan sangat berharap gadis ini kelak menjadi jodoh Adiknya . Doanya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
YuliaBilqis
Y biar nasib b baik gantian berpihak k Abila
2022-02-01
0
Dewi Zahra
sabar abilla
2021-08-12
0
Epifania R
abila
2021-06-13
0