Abila menceritakan seluruh kejadian yang menimpa dirinya kepada Mika. Ia ingin menangis jika mengingat semua perlakuan buruk kembaranya itu. Sedangkan Mika hanya bisa memandang iba terhadap sahabatnya ini.
Mika memeluk tubuh Abila, mengelus punggung ramping gadis itu seraya mengucapkan kata-kata penenang untuk nya.
"sudah , tenanglah kau sekarang tak sendiri, masih ada aku yang selalu ada untuk mu," ucapnya.
"aku tak punya tempat tinggal Ka.."
"kau bisa tinggal di rumah ku, sesuka mu . Anggap rumahku sebagai rumahmu juga Bil..." tutur Mika.
"tidak Ka....aku akan mencari pekerjaan , tak mungkin aku menumpang dirumahmu selamanya," ucap Abila, tak enak hati.
"lalu kau mau kerja apa hm?," tanya Mika.
"aku juga bingung, bisa kah kau membantu ku mencari pekerjaan? aku butuh uang banyak Ka... untuk melunasi hutang-hutang Adira. Aku tak mungkin bersembunyi terus menerus," jawabnya, terlihat sangat sedih terpancar dari raut wajah nya.
Mika sedikit berfikir, ia sendiri juga masih Kuliah. Tak tau harus merekomendasikan pekerjaan apa untuk membantu sahabat nya ini.
"kau kan banyak kenalan teman Ka...coba kau tanyakan pada mereka," pinta Abila.
Mika tersenyum, tiba-tiba ia mengingat salah satu teman nya yang punya usaha sebuah club malam.
"aku punya teman bernama Nita, dia punya sebuah club malam yang lumayan ramai, aku dengar di sana butuh pekerja," ucap Mika.
Abila sedikit canggung, mendengar kata-kata club malam. Bahkan dia belum pernah satu kali pun memasuki tempat itu. Lalu tiba-tiba dia harus bekerja di situ, bekerja sebagai apa dia pun tak tau. Gumamnya.
Namun jika ia menolak, ia juga sangat merasa tak enak pada sahabat nya. Ia juga tak ingin merepotkanya terlalu lama.
Dengan terpaksa Abila menyetujui usul Mika.
"tapi Bil....tak usah kerja di situ, aku tak yakin kau akan mampu melakukan nya," Mika mengurungkan niatnya setelah berfikir panjang.
"kenapa memangnya? aku tak apa sungguh, aku akan melakukan pekerjaan apapun asal gajinya banyak," sahut Abila.
"setelah aku menghubungi Nita teman ku, dia bilang kalau pekerjaan yang di butuhkan adalah seorang wanita penghibur," ucap Mika kerasa sangat bersalah. Abila membolakan mata nya, ia tak mau jika harus menjadi eanita penghibur. Ia masih punya harga diri.
"ini bukan eanita penghibur seperti yang kau fikir kan Bil....! yang di maksud Nita, wanita penghibur hanya sekedar menghibur pengunjung yang sedang sedih, mendengarkan keluh kesahnya dan juga memberinya solusi jika mau," ,jelas Mika .
Abila sedikit berfikir, mungkin tidak ada salahnya mencoba pekerjaan itu.
"tapi kalau pelanggannya ngajak cek in gimana? aku gak mau," ucap Abila gelisah.
"tidak akan, karena pemilik club itu sudah menyediakan fasilitas tersendiri untuk pengunjung. Jadi untuk bagian mu, kau hanya bertugas menemani pengunjung minum, sekedar mendengar curhatan mereka, minta tips . Udah gitu doang, jika kamu mau . Tapi kalau tidak
aku bisa mencari kan pekerjaan lain untuk mu," seru Mika.
"tapi gajinya gede kan?," tanya Abila memastikan.
"jangan tanyakan lagi kalau masalah gaji. Gaji di sana tiga kali lipat dari gaji pekerja pada umumnya."
Abila sangat tertarik dengan pekerjaan itu, ia tak peduli jika harus bekerja di club malam yang terpenting ia bisa menjaga kesucian nya. Yang ia butuhkan sekarang adalah uang yang banyak agar bisa cepat terbebas dari jeratan hutang.
"baiklah nanti malam kita ke club milik Nita untuk memperkenalkan mu," seru Mika, dan di balas anggukan oleh Abila.
Malam pun tiba, sesuai dengan yang Mika katakan mereka kini menuju ke club malam milik Nita.
Sesampainya di club itu, Mika langsung saja menuju ke ruang pribadi milik Nita.
"ah Mika kau sudah datang?" seru gadis yang sedang terduduk di kursi sembari menghadap laptop di hadapan nya. Ia begitu antusias menyambut teman nya yang baru saja memasuki ruangan pribadinya itu.
" aku membawa Abila, dia gadis yang aku katakan pada mu tadi pagi," ucap Mika memperkenalkan Abila.
Nita memperhatikan wajah Abila begitu intens, menelisik dari ujung rambut hingga ujung kaki. Abila sedikit tersenyum canggung.
"bagaimana ? apa Abila bisa diterima bekerja di sini?," tanya Mika memastikan.
"em..bisa tapi kau sudah memberitahukan apa pekerjaan nya disini kan?," tanya nya memastikan.
"sudah, dan juga aku ingin kau melakukan sesuatu pada sahabat ku," pinta Mika sambil menoleh ke arah Abila.
"apa? katakanlah!.l," jawab Nita.
"tolong jaga sahabat ku selama dia kerja sini, dia begitu polos."
Nita yang mengerti arah pembicaraan Mika segera menyahut.
"tentu.. aku berjanji pada mu untuk selalu menjaga nya, aku akan menganggap Abila sebagai Adik ku sendiri," tutur Nita terlihat begitu tulus sambil mengelus rambut Abila lembut. Abila tersenyum Jujur ia sangat merasa bahagia, karena di dunia ini masih ada orang yang begitu tulus menyayangi nya.
"terima kasih Nit..."
"em..sama-sama ."
Akhirnya Mika mengajak Abila untuk pergi meninggalkan ruangan Nita.
"aku pamit dulu, nanti malam aku akan mengantarkan Abila kesini lagi," seru Mika sambil melambaikan tangannya ke arah Nita dan dibalas anggukan pelan olehnya.
"terima kasih Ka...kau sudah banyak membantu ku, aku tak tahu harus bagaimana untuk bisa membalas kebaikan mu," Abila menggigit bibir bawahnya menahan air mata agar tidak menetes.
"cukup jadilah sahabat ku yang terbaik, aku sudah merasa sangat bahagia. Aku tak butuh balasan yang lain nya,"
ucapan Mika semakin membuat Abila terharu, runtuh sudah pertahanan bendungan air mata nya. Kini tanpa di suruh , air mata sudah mengalir membanjiri pipi tirusnya.
"Ka... terima kasih.... terima kasih banyak." Abila memeluk tubuh Mika begitu erat. Meluapkan segala rasa bahagia nya saat ini.
Mika tersenyum sedikit menyeka air mata yang sedikit keluar di ujung mata nya.
" aku iklas membantu mu Bil.... jangan berterima kasih kepada ku, kita teman kan?."
"emm .. iya kita teman," hatinya terasa hangat , Mika bagaikan sosok malaikat penyelamat untuk nya. Andai saja Adira mempunyai sifat yang sama seperti Mika mungkin akan lebih indah. Namun kenyataannya itu hanya lah sebuah andai-andai saja tak mungkin menjadi nyata.
"jaga diri mu baik-baik nanti malam, maaf aku tak bisa menemani mu ," ucap Mika begitu merasa bersalah.
"pasti ...aku berjanji akan selalu baik-baik saja," jawab Abila mantap.
"kau tahu Bil...aku sudah menganggap mu seperti saudara ku sendiri, jadi jika kau butuh sesuatu jangan sungkan untuk bilang pada ku, kau mengerti?."
"iya-iya...aku mengerti, kenapa kau cerewet sekali sih."
berakhir lah mereka bercanda ria, hari ini Mika berencana ingin membeli kan baju dan juga aksesoris untuk Abila pakai malam ini, agar terlihat menarik perhatian pengunjung club.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ejan Din
apa hanya itu saja pekerjaan yg ada...? Cuba iktihar dulu kerja lain ya paling kurang tukang cuci2, sapu2 juga kerja kn namanya... muda lg...
2023-07-31
1
YuliaBilqis
Orang lain rasa saudara 🥺
2022-02-01
0
Zuni Tree
nama pekerjaan nya hostes itu, di Jepang banyaknya kerja kaya gitu
2021-12-29
0